Chapter 6

370 41 8
                                    


Pemandangan pagi yang selalu Navero lihat kini tidak membuatnya terkejut lagi. Sudah mulai terbiasa melihat adanya orang lain yang tidur di sampingnya masih menutup matanya dengan damai.

“Tian.” Navero memanggil suaminya dengan pelan, sambil menggoyangkan pundak Krittin dengan pelan.

Yang di panggil melenguh terganggu, lalu kedua mata itu mulai terbuka perlahan.

“Selamat pagi Na.” Ucapnya dengan senyuman.

Navero pun bernafas lega ketika melihat kedua mata itu berwarna normal kembali. Karena semalam Leo benar-benar menemani Navero sampai tertidur. Waktu terlama Navero bersama Leo.

“Pagi Tian. Bagaimana keadaanmu?”

“Aku baik-baik saja Na. Apakah Leo terlalu merepotkanmu semalam? Maafkan aku yang tidak bisa mengendalikannya sesaat.”

Navero menggelengkan kepalanya pelan, “Tidak.”

“Leo selalu seperti ini ketika akan mendekati siklus Rut ku. Mohon bersabar ya Na. Aku tidak bisa selalu mengendalikan nya sekarang.”

“Aku mengerti Tian. Tapi akan susah jika itu Omega. Dia masih saja tidak suka dengan Alpha, atau Leo mu.”

Krittin tersenyum tipis. Jika mengingat sang Omega masih saja tidak menerima dirinya membuat Krittin terkadang kecewa kepada dirinya sendiri. Kecewa karena dirinya belum bisa membuktikan keberadaan nya kepada sang pasangan.

“Apa Wolf mu memiliki nama Na?” Krittin bertanya sambil menyampingkan badannya ke arah Navero seutuhnya.

“Nama? Tidak ada.” Jawab Navero ikut menyampingkan badannya.

“Ibunda mengajari ku agar aku memberikan nama kepada Wolf ku.”

“Kenapa?” Sebenarnya, Navero sedari awal sangat penasaran dengan hal ini. Memberikan nama sendiri kepada Wolf mu adalah salah satu kejadian yang jarang dilakukan di Kerajaan nya.

Karena para tetua Kerajaan percaya jika Wolf mereka yang terdiri dari Alpha, Omega, Beta itu hanyalah pelengkap di antara tubuh mereka. Jadi sebenarnya mereka adalah satu orang, satu jiwa dan satu raga. Tidak ada perbedaan yang harus mereka bedakan.

“Ibunda bilang jika diriku dan Wolf ku adalah jiwa yang berbeda. Walaupun kami berada di satu raga yang sama, aku dan Wolf ku tetap mempunyai pemikiran yang berbeda. Wolf adalah sebuah jiwa khusus yang diberikan oleh sang Dewi untuk kita. Maka dari itu agar aku bisa merasa dekat dengannya aku memberikannya nama. Terbukti hal itu dapat membantu di beberapa situasi yang mengharuskanku untuk bekerja sama dengan Alpha.”

Navero mengangguk mengerti. memang di beberapa daerah, pengertian tentang Wolf di raga mereka berbeda-beda di tiap daerah Kerajaan.

“Mari kita beri nama Wolf. Agar aku bisa lebih mengenalnya, Mungkin itu bisa membantu Alpha Diterima oleh Omega.” ucap Krittin dengan penuh semangat.

Navero diam sesaat, ia memikirkan sesuatu. “Tidak tahu. Aku tidak terpikirkan satu nama pun.” ucapnya dengan suara lirih.

Kini nampak Krittin yang tengah terdiam dan berpikir, “Hmm bagaimana dengan Veli?”

Dan pada saat nama itu terucap. Mata Navero memendar ke biru an yang halus beberapa saat.

“Kurasa Omega menyukai nya?” Krittin tersenyum sangat lebar melihat perubahan mata Navero sesaat.

“Sepertinya begitu. Terimakasih Tian. Atau Leo?”

Kritiin nampak tersenyum senang dengan matanya yang berwarna keemasan. Bau feromon nya juga menguar lembut pagi ini. Tidak seperti semalam yang bisa menyesakkan Navero. Kini Navero bisa sedikit nyaman dengan bau feromon Krittin.

Happiness | PoohPavelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang