02. New job in a new place

468 46 0
                                    

Rawan typo, jadi harap dimaklumi.



Dua minggu kemudian...

Setelah berminggu-minggu kesana-kemari mencari pekerjaan. Akhirnya Cilla menemukan lowongan pekerjaan di sebuah cafe yang berpusat ditengah kota Chicago.

Cilla merasa tidak enak kalau hanya tinggal dirumah dan berdiam saja. Sudah cukup ibu serta adiknya yang tinggal diam, kalau ia jangan. Cilla bisa bekerja karena ia sudah dewasa bahkan usianya juga sudah menginjak dua puluh satu tahun, usia seperti itu bukanlah usia kanak-kanak lagi.

Apalagi yang mereka andalkan dalam perekonomian hanya hasil dari uang pensiunan Sang kakek serta gaji Marta yang menjadi guru di taman kanak-kanak.

Cilla ingin membantu perekonomian dirumah, makannya Cilla berinisiatif untuk mencari pekerjaan, apalagi mengingat adiknya juga bersekolah di sekolah baru, ada banyak keperluan yang dibutuhkan adiknya.

Serbuan angin menghantar pada kulit-kulit Cilla. Cilla membiarkan jendela kamarnya terbuka, padahal ini sudah malam.

Cilla mempersiapkan keperluan besok, karena besok Cilla sudah diperbolehkan untuk turun bekerja. Ia benar-benar teliti dalam mempersiapkan keperluannya, hingga ia harus berulang-ulang kali mengeceknya.

Pintu kamar milik Cilla terbuka dan menampakkan sosok Margareth dengan nampan ditangannya. Margareth meletakkan nampan yang ia bawa ke atas nakas.

"Makanlah, kau belum makan malam" Ucap Margareth sambil duduk di tepi tempat tidur Cilla.

"Iya, nanti akan aku makan"

"Cilla, makan sekarang. Kalau dimakan nanti yang ada dingin dan itu tidak terlalu enak dimakan" Margareth memaksa Cilla untuk makan terlebih dahulu.

Cilla tidak langsung melaksanakan, ia masih melakukan kegiatan awalnya. Setelah merasa sudah selesai dan tidak ada satupun yang tertinggal. Barulah Cilla menghampiri nampan yang ada diatas nakas.

"Cilla, ibu minta maaf. Karena ibu kamu harus bekerja, seharusnya kamu sekarang melanjutkan kuliahmu" Margareth benar-benar merasa menyesal karena tidak berpikir untuk bertahan sebentar lagi, kalau Margareth sanggup bertahan kemungkinan besar, Cilla bisa menyelesaikan kuliahnya.

Tapi saat itu Margareth, benar-benar merasa tidak sanggup lagi kalau bertahan untuk lebih lama bersama Clayson, apalagi mengingat Clayson yang selalu menyiksanya.

Margareth menundukkan kepala. Air mata perlahan berlinang dan itu jatuh ke lantai. Hal itu diperhatikan oleh Cilla.

Cilla sekarang duduk disebelah Margareth. Tangannya dengan lembut mengusap punggung Sang ibu yang sedang menangis.

"Tidak apa-apa, mungkin belum takdirku untuk bersekolah" Ujar Cilla.

Kalau boleh jujur, Cilla merasa sakit hati karena harus berhenti untuk melanjutkan kuliahnya, padahal sedikit lagi ia sudah bisa menyelesaikannya. Tapi takdir sekarang berkata lain pada Cilla.

"Bukan karena belum takdirmu, tapi itu semua karena ibu yang tidak bisa bertahan saat itu. Seharusnya ibu bertahan sebentar lagi" Margareth mulai menyalahkan dirinya.

MISTRESS I Lisa x Jeonghan I On-goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang