Double up! 😉
Author lagi mood update, lumayankan kalau author update mulu. Jadi tamatnya juga cepat. Tapi ini tergantung sama inspirasi diotak, kalau gak ada alias datang buntu-nya, ya kudu nunggu berminggu-minggu atau engga berbulan-bulan sekalian ngumpulin mood!
Happy Reading 📖
⬇️
*
Cilla mengira kalau ia bangun kesiangan. Rupanya tidak, ia bangun jam setengah enam. Tapi bagi Cilla jam segini itu udah termasuk jam kelambatan buat bangun.Mana Cilla harus standby di cafe jam tujuh lagi, sebelum jam delapan buka. Apalagi jam sepuluh nanti, pemilik dari cabang cafe itu datang berkunjung.
Cilla buru-buru mempersiapkan dirinya. Bahkan Cilla sampai kelupaan menyiapkan barang-barangnya kedalam tas, akibat semalam ia begitu kelelahan.
Saat akan memakai pakaian saja, Cilla sampai terbalik.
Shit!
Pagi ini benar-benar kacau. Bagaimana bisa Cilla bangun jam segini, kemungkinan besar ia bisa meninggalkan sarapan paginya kalau begini ceritanya.
Mana ia kemarin dengan pedenya mengatakan ia selalu datang pagi lagi dengan Rudolph.
"Aku harus cepat, jangan sampai pak Rudolph datang terlebih dahulu. Yang ada aku dapat gebrakan lagi"
Rudolph memang tidak pernah memarahi Cilla. Yang sering kena marah Jeannie serta Ester, soalnya mereka berdua suka berkumpul terus mengobrol, bahkan obrolan mereka bisa berbelas- belasan menit. Jadi tidak salah kalau Rudolph suka memarahi mereka berdua.
Rudolph walau tidak setinggi karyawan pria lainnya. Untuk urusan marah-marah, Rudolph maju nomor satu, soalnya ia benar-benar tidak hari tanpa marah-marah.
Cilla menuruni anak tangga. Di meja makan beberapa orang sudah berkumpul untuk sarapan.
"Tidak sarapan?" Celetuk Margareth yang sedang mengoleskan selai strawberry pada roti milik Chella.
"Tidak, aku buru-buru"
Cilla melewati meja dan berjalan lurus menuju lorong yang membawanya langsung ke ruang utama. Disana ia bertemu dengan kakeknya yang sedang bermain piano.
Setiap pagi, kakeknya pasti akan bermain piano. Sebelum akhirnya ia pergi untuk berkebun dengan neneknya.
"Selamat pagi kakek, aku berangkat dulu" Cilla masih bisa menyempatkan waktunya untuk menyapa sang kakek.
"Pagi kembali, hati-hati dijalan"
"Iya!" Cilla sudah sampai dipintu utama. Ia melangkahkan kedua kakinya keluar dari dalam rumah.
Sambil berlari menuju halte bus. Matanya juga tidak lepas melirik pada pergelangan tangan, dimana jam miliknya melingkar disana.
Fyuhhhh...
Nafasnya terengah-engah saat tiba di halte bus. Bahkan keringat saja mulai bercucuran disisi wajahnya. Cilla tidak punya waktu lagi untuk mengelap wajahnya sekarang, ia harus menaiki bus dan pergi menuju tempatnya bekerja.
*
Ester tiba di cafe pada pukul enam lewat tujuh belas menit. Ester menatap sekeliling cafe, ia sepertinya tengah mencari seseorang.
"Tumben sekali Cilla belum tiba jam segini"
Biasanya Cilla sudah tiba di cafe sekitar jam enam, tapi ini sudah lewat. Apakah Cilla ada kendala diperjalanan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTRESS I Lisa x Jeonghan I On-going
De TodoBerawal dari pertemuan yang tidak sengaja ⭐ Ini hanya cerita karangan semata, jangan dianggap serius. Dan tentu saja, ini cerita berasal dari pemikiran author tersendiri. Didalam cerita ini akan ada banyak kata-kata mutiara, so bacalah dengan bijak...