*
Sejak bersekolah, aku adalah siswi yang aktif dan dapat beradaptasi dengan sangat mudah, berteman ke sana kemari, kadang merasa terlalu banyak teman, namun juga terkadang merasa tidak memiliki teman
Hidupku tentram di SMP, menjadi siswi yang dikenal baik menjadi batu loncatan ku untuk beradaptasi dan dipandang baik seantero sekolah dengan hanya nilai yang rata rata, tak pernah sangat berprestasi dan tak pernah terlalu anjlok
Mempuyai keluarga yang dekat dengan agama membuatku sedikit merasa tertahan karena bersekolah di SMP negri
Ya bagaimanapun hidup ini indah sampai aku memasuki jenjang SMA yang memperlihatkan perbedaan lingkungan dan hidup orang lain yang tak pernah kubayangkan sebelumnya ada di lingkungan sekolah islam terpadu.
***
Sudah hampir 3 jam aku bolak balik berdiri dan duduk karena tak mampu menahan pegal di kaki selama proses resepsi pernikahan yang tak ada selesainya
Tak lupa keberadaan lelaki disamping ku yang telah resmi menyandang gelar suami dari Alaya Kiara.
"Pegel?" tanya nya menatap ku sekilas
"Iya"
"Ga usah berdiri lagi, duduk aja" ia mendorong pelan bahu ku untuk duduk
Aku hanya diam tanpa perlawanan mengikuti kemauannya. Bagaimanapun saat ini kami masih sangat canggung karena setelah sekian lama tak pernah bertemu semenjak kelulusan SMA 8 tahun yang lalu hingga 2 bulan lalu ketika lelaki bernama Arkaan al Fatih itu mendatangi rumah dengan niat serius ingin menikah
Semua terjadi secara mendadak dan entah mengapa tak sedikitpun aku merasa harus menolak lamarannya, didukung dengan umur yang sudah siap dan tak ada siapapun laki-laki yang sedang ku incar
Pada awalnya aku tak menyadari bahwa ia adalah Arkaan si preman sekolah yang dahulu kukenal buruk sampai ia memperkenalkan namanya dengan air wajah serius tanpa celah.
"Kamu... ga duduk? ga pegel?" tanya ku, cukup memakan waktu untuk menyiapkan lidah ini untuk menyebut kata 'kamu' yang tak pernah kutujukan padanya
"Engga" jawabnya singkat
Aku hanya menggaruk pipi yang tak gatal karena lagi merasa canggung menghadapi lelaki ini
***
"Kalian langsung pulang?" tanya mama Aura– ibu mertua ku
"Iya ma" jawab Arkaan cepat sambil mengangkut beberapa barang ku
Sedangkan aku hanya tersenyum kikuk menyalami mama Aura dan umi Rahma– umi ku tercinta
"Kamu yang baik yaa, nurut sama suami" nasihat umi Rahma untuk kesekian kalinya
"Iya mi, aku nurut sama Arkaan" jawab ku lelah
"Eh? kok manggilnya cuma 'Arkaan'? ga boleh manggil nama aja sama suami!" peringat umi Rahma
"Terus panggilnya apa dong mi?" tanya ku sedikit malas
"Mas Arkaan aja" jawab mama Aura tersenyum senang
Aku tersenyum kikuk mendengarnya, "Mas Arkaan" panggil ku pelan untuk test drive nama panggilan baru itu
Aku menatap bingung tubuh Mas Arkaan yang mendadak kaku ditambah wajahnya yang terkesan begitu lucu. Tubuhnya yang tegap berisi mendadak bergerak dengan patah patah
Arya– Ayah mertua ku hanya tersenyum meremehkan melihat putra sulung nya yang begitu lemah hanya dengan panggilan tersebut.
Sampailah aku dalam suasana canggung yang meliputi sepasang pengantin baru ini dalam mobil mas Arkaan. Ia menyetir dengan begitu serius sedangkan aku sampai saat ini masih merenungi seluruh rangkaian kisah ku dengan si mas suami dari awal kami bertemu
Aku kembali mengulum senyum saat mengingat masa SMA itu, ketika aku menyadari dahulu memang mata kami begitu sering bertemu.
to be continue
![](https://img.wattpad.com/cover/373046083-288-k945679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
mas arkaan
Romancebelum bisa kupercaya bahwa hari ini aku akan menikah dengan seseorang yang tak pernah kubayangkan akan kembali hadir dalam hidup ku, atau bahkan sebatas berurusan dengannya saja aku tak pernah menyangka sosok berandalan kala SMA dulu yang selalu men...