Dibiasakan untuk reader, vote dan komen dulu sebelum membaca ya.. thanks!
. ~🌌🌌~ .
Deon melangkah mondar-mandir di ruang tamunya, pikirannya terus berputar tentang kondisi pemuda manis yang ditolongnya ke rumah sakit kemarin-marin setelah mendengar desas-desus tentang pemuda itu di sekolah hari ini.
Setiap kali ia mencoba duduk dan makan, bayangan pemuda itu muncul di benaknya, membuat nafsu makannya hilang begitu saja.
Setelah beberapa saat berusaha untuk fokus pada makanannya, Deon akhirnya menyerah. Ia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi temannya yang mengetahui kondisi Tara.
"Win, lo tau kondisi pemuda kemarin yang kita tolong ga?"
Temannya aka Winter membalas dengan cepat.
"Ohh.. Tara yaa, dia udah berangkat ke sekolah hari ini. Kelihatannya dia udah lebih baik dari pada kemarin, tapi kayanya dia masih agak lemes"
Deon menghela napas lega. Setidaknya Tara sudah cukup sehat untuk kembali ke sekolah.
Ia mengakhiri percakapan dan berterimakasih pada orang di seberang sana sebelum memutuskan bahwa ia harus bertemu dengan Tara besok di sekolah untuk menanyakan kondisinya lebih lanjut.
"Okelahh.. Thanks for the info. Besok gue mau ketemu dia di sekolah"
Deon menaruh ponselnya kembali dan menghela napas panjang. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja dan pemuda dengan mata cantik itu akan cepat pulih sepenuhnya.
. ~ 🌌🌌 ~ .
Hembusan angin dingin masuk melalui jendela kamarnya. Nampak seorang pemuda manis yang tertidur dengan tenang, terbujur kaku di atas tempat tidurnya, menggeliat sesekali karena tiba-tiba demam datang dari semalam dan belum juga reda.
Cahaya kecil dari lampu tidur menyinari wajahnya yang pucat, menciptakan bayangan lembut di dinding sekitar.
Namun, ketenangan itu terputus tiba-tiba ketika pintu kamar dibuka dengan kasar.
Agatha, wanita muda itu masuk dengan senyum manis namun tatapan sebaliknya. Ia memandang sang putra kesayangannya dengan netra yang melirik kearah jarum jam.
Jam 3 pagi.
"Tara, bangun! Kita harus siap-siap," ucap Agatha dengan suara yang memotong keheningan.
Tara terbangun dengan perlahan, matanya mencoba menyesuaikan dengan cahaya redup yang menyilaukan. Dia mencoba duduk, meraba pelan kepala yang terasa pusing.
"Mamih, maafin Tara. Tara ngga enak badan, Mamih.." ucapnya dengan suara serak, mencoba menjelaskan kondisinya.
Agatha menghela nafas panjang, tatapan matanya menyorot tajam ke arah Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE ROSES (Jay!Sub - Harem)
Romance❗[Jay As Submissive] [Harem-Mpreg] [AllxJay/PJS Bottom] [Age Switch] ❗ . "Tuhan.. Buat apa Tara hidupp.. Hikss.." . "Tara, ayo.. belum selesai kan photoshoot nya? "..." "TARAAA!!!" . "Ampun mi, hikss..." . . "Altezza Tamara Sabiru cape Tuhan..." Ge...