- 6. Forgive -

204 22 0
                                    

Dibiasakan untuk reader, vote dan komen dulu sebelum membaca ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibiasakan untuk reader, vote dan komen dulu sebelum membaca ya.. thanks!

. ~🌌🌌~ .

Kelas sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu, suara-suara gaduh hilang begitu saja sejak Mrs. Daisy mulai mengajarkan materi hari ini.

Begitupun pemuda manis yang berusaha fokus mencatat materi baru yang harus ia cerna karena harus absen selama 1 minggu kemarin.

Sejak kejadian kemarin di mana dia tanpa sengaja menumpahkan makanan ke sepatu Varen, dia menjadi buah bibir di antara para siswa.

Tatapan-tatapan tajam dan bisikan-bisikan menyertainya di setiap langkahnya menuju kelas, beruntung tadi ada Arsen yang setia menemaninya sampai ke kelas.

Di dalam kelas pun, saat ini Tara hanya diberikan satu bangku kosong. Ia duduk sendiri di sudut belakang.

Matanya mencoba menghindari pandangan siapa pun. Ia bisa merasakan bahwa setiap kali ada yang menoleh ke arahnya, itu pasti membicarakan insiden kemarin. Rasanya seperti tidak ada tempat lagi untuknya di sekolah ini.

Pelajaran berlangsung dengan sangat lambat baginya. Setiap menit terasa seperti jam.

Ketika bel berbunyi menandakan akhir kelas, Tara bernapas lega meskipun hanya sebentar. Dia segera berdiri, memilih untuk bergerak cepat ke luar kelas sebelum orang-orang mulai membicarakannya lagi.

Namun, ketika ia mengambil tasnya dan hendak melangkah keluar dari kelas, Tara seketika membeku.

Di depan pintu kelasnya, disana pemuda yang menjadi buah ancaman untuknya— Varen Aksa Dirgantara, dengan tatapan tajam dan ekspresi yang dingin sedang bersandar dibalik pintu kelasnya.

Pemuda manis itu merasa jantungnya berdegup kencang. Ia tidak ingin bertemu dengan pemuda itu sekarang. Ia masih trauma

Tapi sebelum Tara bisa menghindar, Varen sudah menariknya dengan kasar ke koridor yang sepi di samping kelas. Tara berusaha melepaskan diri, tapi tenaganya tidak sebanding dengan pemuda berkulit putih tersebut.
.
.

.

"Maaf," satu kata yang terdengar kaku keluar dari bibir pemuda itu begitu mereka berada di koridor yang sepi.

"—Tapi maaf dari gue ga berarti gue ampunin perbuatan lo."

Tara merasa nafasnya tercekat. Pemuda manis itu mengangkat wajahnya, mencoba menatap netra Varen yang mengarah tajam menghunus ke netra coklatnya.

"A-aku bener-bener minta maaf, kak. Aku ngga sengaja.."

Varen menggelengkan kepala.

"Mau lo sengaja atau ngga, lo ngrusak sepatu yang sangat berarti buat gue. Itu pentingnya lo harus mikir dua kali sebelum nglakuin sesuatu dan lo harus tau siapa orangnya, tolol." ucap Varen sembari menonyor dahi Tara keras.

BLUE ROSES (Jay!Sub - Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang