Happy reading!!
Seminggu setelah liburan di pantai, hari-hari First dan Khao dipenuhi dengan kebersamaan yang semakin dekat. Setiap momen bersama terasa istimewa. First selalu memperlakukan Khao dengan penuh perhatian. Mereka sering pergi makan malam bersama di luar, menikmati makanan sambil berbagi cerita dan tawa. Selain itu, mereka juga sering berbincang melalui telepon dan video call, semakin mempererat hubungan mereka.
Ada sesuatu yang membuat Khao begitu istimewa di mata First. Meski sulit dijelaskan dengan kata-kata, pesona Khao membuat First semakin jatuh hati setiap hari. Hubungan mereka berkembang dengan alami, penuh dengan momen indah yang membuat First merasa semakin dekat dan sayang pada Khao.
First menyempatkan diri untuk menjemput Khao di kosnya setelah pulang kerja. Masih mengenakan pakaian kerja, First menunggu Khao dengan sabar. Senyum lebar terukir di wajahnya saat melihat Khao yang lucu dengan hoodie oversize, membuat tubuhnya tampak mungil.
"Kamu ini sudah kuliah tapi kelihatan seperti anak SMA," ujar First sambil tertawa.
Rasa gemas di hati First semakin tak tertahankan ketika Khao, dengan gaya imutnya, memamerkan hoodie kebesaran itu pada First. Perasaan hangat dan kasih sayang semakin memenuhi hati First setiap kali melihat tingkah laku Khao yang menggemaskan.
Tidak ingin berlama-lama di sana, mereka segera masuk ke dalam mobil dan meluncur menuju rumah First. Sepanjang perjalanan, keduanya mengobrol. First sesekali menoleh ke arah Khao, memperhatikan betapa menggemaskannya dia.
"Phi, kalau mengemudi itu fokus ke depan, jangan terus memandangiku seperti itu," ucap Khao.
"Maaf, kamu terlalu menggemaskan, sulit untuk tidak melihatmu," jawab First sambil tersenyum.
Setibanya di rumah First, Khao dengan semangat masuk ke dalam dan langsung menghampiri Montow. First yang baru saja masuk hanya tersenyum melihat keakraban mereka.
"Sepertinya Montow rindu sekali sama kamu," kata First sambil mendekati mereka.
"Montow sudah makan, phi?" tanya Khao.
"Sudah. Mangkuk makannya selalu saya isi, jadi kalau saya kerja dia bisa makan," jawab First.
"Saya mau mandi dulu. Kamu main dulu sama Montow di sini," kata First lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sementara Khao masih asyik bermain dengan kucing First.
Sekitar 15 menit kemudian, First selesai mandi. Dengan rambut yang masih basah, First berjalan keluar menghampiri Khao dan Montow yang sedang asyik bermain.
"Papa First sedang mandi," kata Khao pada Montow.
First yang mendengar itu terkekeh. Baru saja Khao menyebutnya papa?
"Papa Montow sudah selesai mandi," ucap First, membuat Khao terkejut sekaligus malu. Baru saja dia menyebut First dengan panggilan papa, dan First mendengar itu.Dia sangat malu.
Melihat Khao yang tersipu malu, First tidak bisa menahan tawa kecilnya. Wajah Khao yang memerah dan reaksinya yang canggung membuat momen itu terasa begitu menggemaskan.
"Kenapa kamu tersipu begitu?" tanya First sambil tersenyum lebar, matanya bersinar penuh kehangatan.
Khao menggaruk-garuk belakang kepalanya dengan gugup. "Aku tidak menyangka phi akan mendengar itu. Rasanya... agak memalukan."
First mendekat, menepuk bahu Khao dengan lembut. "Tidak usah malu. Saya malah senang mendengarnya. Itu berarti kamu merasa nyaman di sini, dan itu membuat saya senang."
Khao tersenyum kecil, mencoba menghilangkan rasa malunya. "Benarkah? Aku khawatir phi akan menganggapnya aneh."
"Tentu saja tidak," jawab First dengan penuh keyakinan.