Happy reading!!!
Neo sedang mencuci mobilnya saat First tiba di rumahnya. First memilih duduk di kursi teras, menunggu Neo yang tampak sibuk dengan tugasnya. Udara sore yang segar dan sejuk menambah ketenangan suasana.
Setelah beberapa saat, Neo akhirnya selesai mencuci mobil dan duduk di kursi kosong di samping First, lalu melontarkan pertanyaan yang selalu ia tanyakan akhir akhir ini padanya. "Jadi, bagaimana? Sudah berhasil bertemu dengannya?"
First hanya menggelengkan kepala, menunjukkan kekecewaannya yang mendalam. Neo memahami perasaan temannya dan mengangguk pelan, memberikan dorongan dengan menepuk bahu First.
"Dia tidak mau menemuiku,tapi dia menerima makanan yang aku bawakan untuknya"
"Setidaknya dia mengambil makanan yang kau berikan. Itu sedikit kemajuan."
First merasa sedikit lega, meskipun kekhawatirannya belum sepenuhnya hilang. Neo lalu mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih pribadi, menanyakan apakah First sudah mulai memahami perasaannya sendiri, terutama tentang Mix. Melihat tatapan ragu dan bingung di mata First, Neo memberi saran agar ia meluangkan waktu untuk merenungkan perasaannya dengan lebih dalam.
"Yang terpenting sekarang adalah kau harus bertemu dengan Khao dan meminta maaf," kata Neo, memberikan dorongan semangat pada temannya. First membalas dengan senyuman kecil, menghargai nasihat Neo.
"Bagaimana jika dia tidak mau memaafkanku?"
"Kau butuh bantuan? Aku bisa menyuruh adikku Mark-"
"Tidak. Aku akan menyelesaikan ini sendiri," potong First dengan tegas. Rasa tanggung jawab dan kemauan untuk menghadapi situasi sendiri tampak jelas di wajahnya.Menurutnya, masalah ini harus ia selesaikan sendiri. Dia yang menyebabkan masalah ini jadi dia yang harus menyelesaikannha.
Neo menatap temannya sejenak, lalu berdiri dan mendekati First,
"Baiklah."
First membalas dengan senyuman tipis, meskipun tatapannya masih menunjukkan kekhawatiran dan keraguan. Setelah itu, Neo mengajak First masuk ke dalam rumah karena malam semakin larut dan udara mulai terasa dingin.
. . .
Setibanya di rumah, First disambut oleh aroma masakan dari dapur. Dengan malas First melonggarkan dasi di lehernya, ia berjalan menuju dapur dan menemukan Mix yang sedang sibuk menyiapkan makan malam. Montow, kucing kesayangan First, segera mendekati dan menggesekkan badan di kakinya.
Mix, yang menyadari kehadiran First, menyapa dengan lembut, "Kau dari mana saja, First? Aku menunggumu."
First berjongkok dan mulai mengelus Montow sebelum menjawab, "Dari rumah Neo. Kenapa kau bisa di sini?"
Mix tersenyum kecil dan menjelaskan, "Karena kau masih menyimpan kunci cadangan di tempat yang sama. Aku sudah memandikan Montow dan dia sudah makan. Sekarang, kau mandi dulu. Aku sedang menyiapkan makan malam."
First hanya menatap Mix dengan bingung, tidak tahu bagaimana harus merespons. Setelah beberapa saat, ia melangkahkan kakinya ke kamar, meninggalkan Mix yang masih sibuk memasak.First meletakkan jas dan tasnya, lalu mengambil handuk untuk mandi sebelum menuju kamar mandi.
. . .
Ketika keduanya akhirnya duduk menikmati makan malam, rasanya masih sama lezat seperti dulu. Namun, suasananya tampak berbeda. First tampak sangat fokus pada makanannya, sementara Mix terus menatapnya dengan intens, seolah ingin mengatakan sesuatu.
Aroma bumbu yang harum dari masakan yang disiapkan Mix memenuhi ruangan, membawa kembali kenangan akan makan malam-makan malam indah yang mereka nikmati bersama di masa lalu.