Chapter 4

14 2 0
                                    

Hingga jam pelajaran selesai, guru keluar kelas di susul anak-anak yang juga keluar kelas. Dara dan Carol masih berada di bangku masing-masing, terlihat Dara sedang menulis sebuah catatan dari buku yang Carol pinjamkan karna Dara adalah siswi baru, jadi dia butuh menulis catatan yang tertinggal. Sedang Carol duduk di bangkuny sambil bermain dengan ponselnya, sesekali Dara menanyakan maksud tulisan dari catatan yang di tulis Carol itu apa. Secara mendadak sang pembuat onar datang menghampiri Carol, siapa lagi kalau bukan Randy Damiend.

"hey... ke kantin yuk?" ucap Randy sambil merangkul Carol dari belakang secara tiba-tiba.

Carol terkejut dengan rangkulan itu, bukannya nyaman, Carol malah menepis rangkulan yang dilakukan Randy kepadanya.

"apasih? Gak usah rangkul-rangkul bisakan?" kata Carol sambil menatap dengan tatapan marah kearah Randy.
"wahh... santai, gak usah marah-marah gitu... aku cuman mau ngajak kamu kekantin bareng." Ucap Randy.
"gak." Jawab Carol dengan cepat, dia memalingkan pandangannya dan karna takut ponselnya diambil lagi seperti kemarin, dia langsung mengantongi ponselnya disaku roknya dengan cepat.
"yahhh... yaudah deh, aku disini aja." Ucap Randy sambil menyandarkan pinggangnya ke meja Dara, Dara yang sedang tenang menulispun kaget dengan gerakan dari meja dia yang disandari Randy tiba-tiba tergeser akibat gerakan senderan dari Randy itu, mengakibatkan tulisan yang sedang ditulis Dara melenceng dan menyoret bukunya.

"upssss..." ucap Randy sambil melihat kearah Dara yang bukunya tercoret akibat dari pergerakan meja yang tiba-tiba.
"yahhh... kecoret deh..." sambung Randy sambil sedikit tertawa.

Dara hanya diam dan tak berkata apa-apa, Carol melihat kearah Dara, dia tau kalau Dara kesal dengan tingkah Randy yang seperti itu.

"lohh... kok diem aja?? Kamu gak marah?? Atau kamu jadi bisu ya?" ucap Randy dengan nada meledek sambil sedikit menunduk melihat kearah wajah Dara yang diam itu.

Carol yang mendengar ucapan dari Randy itu sangat kesal dan marah, karna bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu kepada Dara. Carol bangkit dari bangkunya mengarahkan Randy kepadanya dan tanpa aba-aba Carol langsung menampar Randy sekuat tenaga, Randy yang secara tiba-tiba di tampar oleh Carol langsung terdiam. Suasana di ruang kelas langsung senyap, semua murid melihat kearah Carol dan Randy.

Sempat Carol terdiam melihat Randy dengan amarah dan kekesalan yang menumpuk, Randy terlihat menoleh kebawah akibat dari tamparan Carol dan juga dia memegangi pipinya, seperti menahan sakit akibat tamparan yang di lakukan Carol kepadanya.

Carol menghampiri Dara dan langsung menggandengnya, membawanya pergi meninggalkan kelas. Carol membawa Dara menuju taman yang ada dekat lapangan basket indoor sekolah. Mereka duduk disana, Carol melihat kearah Dara yang dari tadi diam dan tidak mengatakan apapun.

"Dara! Kamu kenapa sih?? Kok gak melawan anak sialan itu?? kamu kok malah diam saja??" ucap Carol dengan nada kesal sambil melihat kearah Dara yang masih diam saja.
"Dara?! Kamu aku ajak ngomong aja masih diam, apakah yang diakatakan Randy benar, bahwa kamu-" belum selesai Carol berbicara, Dara memotongnya.
"AKU..." ucap Dara sedikit tegas. Carol terkejut dengan intonasi yang di ucapkan Dara tiba-tiba menjadi tinggi.
"aku... aku tidak apa-apa." Lanjut Dara dengan intonasi yang kembali normal.
"aku...aku hanya...tidak tau harus apa..." lanjut Dara lagi, sebenarnya dia sangat kesal dan ingin sekali menghabisi Randy, namun dia lagi-lagi teringat perkataan Ibunya untuk tidak menyalahgunakan kekuatannya kepada manusia biasa.

Carol yang mendengar penjelasan Dara sedikit tidak mengerti dengan jalan pikirian Dara yang bisa-bisanya tidak tau harus apa ketika dia dibully seperti itu.

"kamu tidak tau mau melakukan apa pada anak bajingan seperti dia?" tanya Carol yang sedikit kesal .
"kamu bisa melakukan apapun kepada anak itu, kamu bisa melawannya, kamu dibully loh Dara." ucap Carol lagi sambil melihat kearah Dara, menegaskan bahwa Dara harus melawan Randy.

I'll always be by your side, I PROMISE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang