Chapter 8

7 2 0
                                    

Ibunya Dara merasa terkejut dengan kedatangan Donna. Donna menyapa Ibunya Dara itu dengan hangat, namun Ibunya Dara terasa seperti tidak menyukai kedatangan Donna dia berusaha menutup kembali pintu gerbang rumahnya itu, mengisyaratkan Donna tidak boleh masuk dan menyuruhnya untuk pergi, namun Donna dengan sigap langsung menahan pintu gerbang itu agar tidak ditutup, dia menjelaskan maksud kedatangannya kesana.

Donna menjelaskan bahwa dia ingin bertemu dengan Dara, dia juga menanyakan keberadaan Dara, apakah dia ada di rumah atau tidak, namun Ibunya Dara memberi tahu Donna kalau Dara tidak ada di rumah saat ini. Namun Donna tetap ingin masuk, karna dia tetap ingin bertemu dengan Dara, dia tidak masalah jika harus menunggu. Namun, Ibunya Dara tetap kekeh kalau Dara tidak ada di rumah dan kemungkinan Dara pulang akan lama.

Donna terpaksa mengalah, tapi dia akan tetap menunggu Dara di mobilnya. Ibunya Dara tidak mempermasalahkan itu. Mereka berdua pun selesai berdebat, Ibunya Dara masuk kembali ke rumahnya, sementara Donna kembali ke mobilnya, dia tidak berniat untuk menunggu di depan rumahnya Dara, dia menyalakan mobilnya dan beranjak pergi dari sana, dia berniat menunggu di depan mini market dekat rumahnya Dara saja. Donna memarkirkan mobilnya dan duduk diam, menunggu kedatangan Dara, sambil sesekali keluar menengok kearah rumah itu.

Selama 2 jam Donna menunggu, selama 2 jam juga dia mondar-mandir menengok ke arah rumah Dara, Donna sama sekali tidak melihat ada seseorang masuk ke rumah itu, benar-benar tidak ada satupun orang yang datang ke rumah itu. Di rasa ini sudah terlalu lama, Donna memutuskan untuk menitipkan mobilnya kepada petugas keamanan yang ada di minimarket karna Donna ingin pergi sebentar. Dia berjalan menuju rumah Dara berharap kalau benar Dara sedang pergi dan akan kembali.

Donna kembali mengetuk pagar rumah itu, dia terus mengetuk pagarnya sambil mengintip di lubang gembok, hingga tak lama kemudian datang seseorang yang terlihat familiar di matanya Donna. Orang itu membukakan pagar rumahnya itu dan berhadapan langsung dengan Donna, feeling Donna benar, ternyata orang yang membukakan pagar adalah Dara, orang yang dia ingin temui.

Dara mempersilahkan Donna untuk masuk ke rumahnya itu dengan ramah dan sopan, Donna juga sebelumnya sudah memberi tau kalau dia ngin bertemu dan mengobrol perihal Carol, dan Dara meresponnya dengan baik. Donna di persilahkan untuk duduk dulu di sofa ruang tamu sementara Dara ingin membuatkan minum untuk Donna.

Dara yang berada di dapur sedang membuatkan minuman untuk Ibunya Carol tiba-tiba dihampiri oleh Ibunya sendiri.

"Dara... kamu ngapain sih mempersilahkan orang itu masuk? Ibu merasa tidak nyaman dengan keberadaan dia disini." Ucap Ibunya Dara mengeluhkan keberadaan Donna kepada Dara.
"Ibu... dia itu Ibunya Carol, dia ingin menanyakan kronologi kejadian Carol menghilang... aku tidak merasa aku bersalah, jadi kurasa tidak apa-apa jika aku membantu dia menemukan anaknya itu..." ucap Dara meyakinkan Ibunya.
"bu, Carol itu adalah anaknya dan Carol adalah temanku... jadi sudah sepantasnya aku membantu dia, aku juga mau Carol ditemukan dalam keadaan baik-baik saja." Ucap Dara lagi.

Ibunya diam saja, Dara melanjutkan membuat minuman untuk Donna, Ibunya Carol. Setelah Dara selesai membuat minum, dia kembali ke ruang tamu dan memberikan minuman itu kepada Donna, Donna berterimakasih kepada Dara karena sudah repot-repot membuatkan minuman untuknya. Dara duduk bersebrangan dengan Donna, sedikit basa-basi dari Donna hingga Donna mulai masuk ke pertanyaan utamanya.

"Dara... kamu adalah orang yang dekat dengan Carol waktu di sekolah, kan?" tanya Donna.
"I-iya... kami memang cukup dekat di sekolah." jawab Dara.
"kamu, terakhir kali bersama dengan Carol, kapan? Dan dimana?" tanya Donna lagi.
"terakhir kali saya bersama Carol, saat saya dan Carol berjalan menuju kelas di lorong lantai dua di gedung tiga." Jawab Dara sejelas-jelasnya.
"kalau begitu, bisakah kamu ceritakan kepada saya, detik-detik sebelum Carol menghilang?" tanya Donna, lagi.

I'll always be by your side, I PROMISE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang