Chapter 5

24 2 9
                                    

Bel berbunyi tanda semua murid harus masuk kembali ke kelas masing-masing, Dara dan Carol berpisah dengan Villa yang memang berbeda kelas dengan mereka berdua. Carol dan Dara sesekali mengobrol sembari berjalan, namun tiba-tiba Carol merasa dia butuh pergi ke toilet sebentar.

"Dara, aku ke bawah dulu ya, mau ke toilet sebentar, sepertinya akibat tadi kita jajan kebanyakan... sebentar ya." Ujar Carol.

Dara memanggut dan mempersilahkan Carol untuk pergi ke toilet, dia juga menawarkan untuk ditemani atau tidak namun Carol menolaknya, dia menyuruh Dara untuk masuk saja duluan ke kelas.

Carol pergi ke toilet sementara Dara tidak ke kelas, namun dia menunggu untuk Carol, dia berdiri dan bersandar tembok pagar di koridor lantai dua, menghadap depan sembari dia melihat kearah bawah, sesekali dia melihat kearah anak-anak kelas lain yang sedang jam olahraga, sesekali juga dia melihat kearah dimana Carol pergi ke toilet.

Carol berjalan menuju toilet untuk buang air kecil namun, belum dia masuk ke toilet, secara tiba-tiba mulutnya ditutup dengan sebuah kain dan badannya diseret keluar oleh seseorang, Carol sempat memberontak namun lama kelamaan dia merasa lemas dan akhirnya pingsan. Orang itu membawa Carol pergi ke ruangan tempat menyimpan alat-alat kebersihan. Carol didudukkan disebuah bangku, Orang itu berjalan kedepan lalu berdiri melihat kearah Carol yang sedang duduk dibangku, tak sadarkan diri.

Orang itu juga mulai berbicara, dia seperti sedang berkomat-kamit membaca sebuah mantra sihir sampai akhirnya muncul sebuah simbol dilantai tepat dibawah bangku yang Carol duduki, simbol itu seperti sebuah portal yang dibuat oleh orang itu, simbol itu terus menerus bersinar semakin terang dan lebih terang hingga seluruh ruangan di penuhi cahaya merah yang dihasilkan dari simbol tersebut, hingga akhirnya dalam sekejap, Carol yang duduk tak sadarkan diri menghilang bersama bangkunya seiringan dengan berhentinya komat-kamit dari orang tersebut dan portal itupun juga perlahan menghilang.

Ruangan yang tadi bergemuruh dan menyala kini kembali hening. Orang itu lalu pergi keluar dari ruangan itu.

Dara yang sedang menunggu kedatangan Carol dikoridor merasa jenuh, dia merasa kalau Carol kenapa begitu lama ketoiletnya, dia yang tadinya menunggu dengan tenang kini merasa gelisah karna Carol yang tidak kunjung datang. Dia berbalik badan dan menghadap kearah sebuah ruang kelas, berharap dia tidak melewati moment ketika Carol menghampirinya. Namun dia juga tak kunjung menjumpai Carol, sekarang dia berpikir apakah Carol sudah dikelas dan tidak sadar kalau Dara menunggunya, dan itu mungkin saja terjadi karna Dara menghadap ke arah lapangan jadi bisa saja Carol tidak sadar dan melewati Dara begitu saja, itu yang Dara pikirkan.

Namun ketika dia mencari dikelasnya, dia tidak melihat sama sekali keberadaan Carol, dibangkunya maupun disudut lain ruang kelasnya itu. semakin panik dan gelisahlah Dara ketika mengetahui kalau Carol sama sekali tidak ada disana, ketika Dara sedang panik dan gelisah, dari luar masuklah Randy. Randy berjalan biasa kearah bangkunya dan duduk disana, terlihat dia juga di bangkunya mengeluarkan ponselnya dan mulai asik dengan ponselnya tersebut.

Dara yang penasaran mencoba mendekati Randy dan memberanikan diri untuk bertanya. Randy yang sedang asik bermain ponselnya seketika menengadah melihat kearah Dara yang berdiri dihadapannya. Mereka berdua sempat terdiam sejenak sampai Randy akhirnya mengatakan sesuatu duluan.

"ada apa?" tanya Randy dengan ketus.

Dara hanya diam berdiri dan terus menatapi Randy. Randy yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Dara pun berdiri dan melangkah mendekat kearah Dara.

"heh... kamu ini kenapa, hah? Ada yang salahkah dengan ku???" ucap Randy sembari menatap Dara dengan tatapan tidak suka

Sambil terus menatap Randy, Dara berkata...

I'll always be by your side, I PROMISE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang