Chapter 7

16 3 0
                                    

Donna seperti mendapatkan pencerahan, namun dia juga kurang begitu percaya pada B.ADF, karna dia sudah tau kalau B.ADF jarang sekali terlibat atau bahkan tidak mau terlibat atas menghilangnya orang-orang, banyak yang menduga kalau B.ADF lah dalang dari kasus menghilangnya orang-orang secara misterius, namun itu semua masih sebatas konspirasi, karna tidak pernah ditemukan bukti-bukti yang kuat karna dia sendiri pun kesulitan mencari bukti-bukti lain tentang menghilangnya orang-orang.

"aku punya kenalan disana, sebenarnya bukan di B.ADFnya sih... cuman dia cukup sering berada di markas B.ADF untuk sekedar memantau keadaan." Ujar Erine.
"oh... iya, aku baru ingat kalau kamu sering berada di markas ya..." ucap Donna.
"yaaa... gitu deh, aku sering kesana juga karna saudara ku bekerja disana juga, jadi aku sesekali ke sana untuk mengantarkan perlengkapan dia, aku juga sering menginap di kamar asramanya juga, jadi aku cukup kenal dengan beberapa orang yang ada disana." Jelas Erine.
"lalu siapa orang yang kamu maksud kamu kenal dengannya?" tanya Donna.

Mereka melanjutkan perjalanan sambil Erine memberi tau siapa orang yang dia maksud. Mereka pun tiba di depan minimarket tempat dimana Donna memarkirkan mobilnya, Erine di persilahkan untuk masuk mobil duluan karna Donna ingin membeli minuman dan beberapa bahan makanan untuk di masak di rumah nanti. Setelah beberapa menit, Donna akhirnya kembali ke mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya. Dia membawa beberapa bahan-bahan masakan dan juga dua botol minuman, dia lalu memberikan satu kepada Erine.

"terimakasih..." ucap Erine sambil tersenyum.
"sama-sama" ujar Donna.

Mereka berdua meminum minuman itu sedikit, setelah minum, Donna terlihat diam melamun. Erine yang melihat Donna diam langsung bertanya padanya.

"kamu kenapa lagi, Donna?" tanya Erine.

Donna yang tersadar dari lamunannya langsung mengelak.

"tidak... tidak apa-apa..." ucap Donna, dipikirannya saat itu adalah dia ingin menemui Dara, karna satu-satunya yang tau kejadian menghilangnya Carol kemungkinan besar adalah Dara.

"Erine, kamu mau kembali ke kantor?" tanya Donna tiba-tiba.

Erine menoleh melihat ke arah Donna.

"umm... ku rasa iya, kenapa?" tanya Erine balik.
"hmm... begitu, soalnya aku mau kembali ke rumah dulu, tidak apa ya?" ucap Donna.
"oh begitu? Yasudah, tidak apa-apa." Jawab Erine dengan senang hati.

Mereka berdua pun pergi dari depan minimarket itu dengan mobilnya Donna. Sepanjang perjalanan mereka mengobrol, hingga akhirnya Donna dan Erine sampai di depan kantor mereka, Donna menurunkan Erine tepat di depan gerbang kantor, Erine berterimakasih kepada Donna dan menyuruh Donna untuk berhati-hati di jalan, karna saat itu sudah sore dan jalanan sudah waktunya ramai dengan kendaraan orang-orang yang pulang kerja, Donna mengiyakannya, Donna pun pamit pergi meninggalkan Erine.

Dalam perjalanan, Donna kepikiran dengan usul dari Erine yang mengusulkan untuk melaporkan ini ke pusat, namun dia tidak terlalu memikirkan itu dulu, karna dia butuh bertemu dengan Dara. Donna sampai di rumahnya, dia memarkirkan mobilnya, keluar dari mobil sambil membawa beberapa belanjaan, dan masuk kedalam rumah disana tidak ada Cherry, dia berjalan cepat ke dapur dan menaruh belanjaanya di meja dapur, setelahnya Donna berjalan depan kamar Cherry lalu mengetuk pintu kamar itu sambil memanggil Cherry.

Tak lama pun Cherry keluar dari kamarnya dan melihat Ibunya yang berada persis di depan pintu kamarnya.

"ada apa Ibu?" tanya Cherry.

Donna menyuruh Cherry untuk ikut dengannya duduk di sofa ruang tamu, disana mereka berdua membicarakan perihal Carol yang menghilang. Cherry terkejut dengan perkataan Ibunya itu, merasa tidak percaya dengan semua ini, Cherry terus menanyakan kebenarnnya kepada Donna, sang ibu. Namun Donna menyuruh Cherry untuk tidak panik dan gegabah karena Donna ingin Cherry tetap diam dan tidak memberi tau masalah ini kepada siapapun, karena Donna takut kalau kasus ini viral kembali seperti kasus-kasus yang dulu, Carol akan semakin sulit untuk ditemukan. Karena Donna yakin, kalau semakin ramai suatu kasus akan semakin sulit melakukan penyidikan, apalagi pelakunya benar-benar tidak diketahui.

Cherry mengiyakannya, dia mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini. Di satu sisi juga Cherry sangat shock dan sedih mendengar kabar itu, Donna berjanji kepada Cherry untuk segera menemukan Carol secepat mungkin. Donna memberti tahu Cherry kalau mungkin dia akan menginap dikantornya dalam kurun waktu yang tidak bisa di tentukan, Donna juga sudah menyetok beberapa bumbu dapur dan makanan kaleng untuk Cherry masak selama Donna tidak ada dirumah.

"ibu... kapan mau menginap di kantor?" tanya Cherry.
"malam ini." Jawab Donna singkat.

Cherry mengangguk, dia memahami betul apa yang harus Ibunya itu lakukan. Dia sangat berharap besar kepada Ibunya untuk dapat menemukan Carol, sang adik.

Donna bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya, disana dia bersiap-siap membawa beberapa salin pakaian. Setelah semuanya siap, dia keluar dari kamar sambil membawa koper yang berisikan pakaian-pakaian gantinya.

"ibu berangkat dulu... jaga rumah baik-baik." Ucap Donna sambil mengelus kepala Cherry.

Cherry mengangguk, sambil diam dan sedikit berkaca-kaca. Donna melihat Cherry yang masih sedih itu berusaha menguatkannya.

"hey, lihat Ibu..." ucap Ibunya sambil memegang pipinya Cherry.

Cherry melihat kearah Ibunya.

"Ibu juga sedih dengan menghilangnya Carol... Ibu saaangat sedih... Tapi, Ibu berusaha untuk tetap kuat, kamu juga harus kuat dan terus berdoa agar Carol bisa ditemukan dengan kondisi yang baik-baik saja." Ucap Ibunya menguatkan Cherry.

Cherry mengangguk, dia merasa kalau apa yang Ibunya katakan itu benar.

"Ibu janji... Ibu akan membawa pulang adikmu." Ucap Donna lagi sambil tersenyum kepada Cherry. Cherry mengangguk dan Donna mengusap-usap kepalanya Cherry dengan lembut.

Donna berjalan ke mobilnya dan pergi meninggalkan Cherry. Di perjalanan, Donna tidak langsung ke kantor, melainkan ke rumah Dara, dia masih inget dengan rute menuju rumah Dara. Setelah beberapa lama, akhirnya Donna sampai di rumah Dara yang masih saja membuat dia merasa kagum, namun dia kesana bukan untuk mengagumi rumah itu, melainkan untuk bertemu dengan Dara.

Dia keluar dari mobilnya dan berjalan mendekat ke gerbang rumah itu, dia membulatkan tekatnya dengan menghembuskan nafas, dia pun mengetuk gerbang itu, sekali dia mengetuk, belum ada jawaban, hingga dua sampai tiga kali dia mengetuk juga tidak ada jawaban, Donna merasa aneh, namun dia tidak menyerah begitu saja sampai di ketukan yang kesekian kalinya, baru terdengar seseorang dari dalam pekarangan rumah itu.

Donna mengintip dari lubang gembok, seseorang terlihat berjalan cepat dari arah dalam rumah, setelah tau ada orang, Donna kembali ke sikap biasanya. Setelah orang itu sampai, dia langsung membukakan gerbang untuk Donna, setelah gerbang sedikit terbuka, orang itu sedikit terkejut saat melihat Donna.

Donna tersenyum pada orang itu di satu sisi orang itu masih diam terkejut

"dia kan??" Kata orang itu dalam hati.

Orang itu mengingat dimana dia pertamakali bertemu dengan Donna, dia dan Donna pertamakali bertukar pandang saat dia ingin menjemput anaknya yang bernama Dara di sekolahnya. Ya, orang itu adalah Ibunya Dara.

I'll always be by your side, I PROMISE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang