Ten: Familly

233 20 2
                                    

[BAB 10]
"Masih sama ternyata."

Serena menatap kosong ke arah dinding kamarnya. Namun dibalik itu semua, ada otak yang sedang berpikir keras. Jika dunia ini seperti kartun, mungkin sudah ada banyak asap yang menepul di atas kepala gadis itu. Pikirannya campur aduk. Setelah ia mendapat ingatan tentang pertunangan itu, Serena mengurung dirinya seharian. 

Ia masih tak terima jika alur novel tak seperti yang seharusnya. Terlebih lagi, tidak ada informasi apapun yang ia terima selama ini. Jadi sekarang, Serena harus apa? Menjalani peran sebagai tunangan Raka seperti Serena asli? Itu tidak mungkin menurutnya. Lagipula, sifatnya dan sifat Serena asli beda jauh. Ia juga tidak tau bagaimana perilaku Serena asli terhadap Raka.

Tunggu! Serena baru sadar jika diingatan yang ia dapat hari itu, ditunjukan bagaimana perilaku Serena asli terhadap Raka. Seingatnya, Serena asli selalu menepis bantuan Raka. Ya! Sekarang ia hanya perlu bersikap acuh dan menolak sikap peduli Raka. Aish kenapa ia baru sadar. Jangan sampai Raka curiga jika dirinya bukan Serena asli. Kemarin saja ia sudah dicurigai membuat suatu rencana. Apa memang Serena asli sering membuat rencana? Tapi rencana apa?

"Serena bajindul! Gue mulu yang sial gara-gara tingkah lo!" Umpatnya kepada Serena asli. Ia lalu menghembuskan nafasnya kasar.

Tok tok tok.

Ketukan pintu terdengar, Serena berdehem sebagai jawaban.

"Mama sama Papa pulang. Turun ke bawah sekarang!" Ucap seorang lelaki dari luar pintu. Rupanya itu Regan.

Serena kembali berdehem sebagai jawaban. Namun sedetik kemudian, matanya membola sempurna. Perkataan Regan tadi kembali terlintas di benaknya.

Mama sama Papa? Yang berarti, orang tua Serena?

PULANG?

Mampus! Serena belum siap bertemu mereka! Bagaimana ini? Segera Serena bangun lalu keluar dari kamarnya. Turun dari tangga, matanya menangkap tiga orang yang sudah berada di ruang tamu. Ketika jaraknya sudah mulai dekat, ia lalu berhenti dan mematung di tempat bimbang ingin bergabung atau tidak.

"Loh Serena, sini dong kok diem aja! Kamu nggak kangen sama mama papa?" Ucap seorang wanita paruh baya yang tersenyum padanya—Maria. Ugh, bukannya senyum tulus yang Serena lihat melainkan senyuman err... Terpaksa?

Serena mengangguk pelan. "I-iya, Ma." Ia lalu berjalan lalu duduk di antara mereka berdua sedangkan Regan duduk di depannya.

Serena merasakan kepalanya di elus oleh seseorang. Ia mendongak dan mendapati seorang pria yang tentunya adalah Papanya—Ashton. "Bagaimana kabar kamu Serena?" Tanya pria itu datar.

Maria menimpali. "Kamu sama Regan baik-baik aja kan selama kita pergi?"

Mendengar itu Serena tersenyum miring. "Aku baik Ma, Pa. Kak Regan juga baik banget kok sama aku," ucapnya sedikit memberi penekanan dibeberapa kata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serena Secret'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang