Four: Diary Book

211 21 5
                                    

[BAB 4]
"Kenapa lo nggak ngasih gue ingatan apapun, Ser?"

[BAB 4]"Kenapa lo nggak ngasih gue ingatan apapun, Ser?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kesekian kalinya, Serena mendengus kasar. Karena apa? Sedari kemarin, ia mencoba untuk membuka ponsel milik Serena asli tetapi terkunci. Dan sialnya, ia tidak tahu pin dari ponsel tersebut. Ia sudah menanyakan pada Bianca yang mungkin saja tau tapi Bianca berkata, dirinya tidak pernah suka jika ada yang mengetahui pin ponselnya. Tentu saja Bianca tak ingin memaksa karena itu adalah privasi Serena. Memangnya ada apa di dalam ponsel ini? Apakah sebuah rahasia besar? Entahlah, mungkin untuk saat ini Serena simpan saja. Nanti ia akan membeli ponsel baru.

Lalu, Serena beralih menatap seisi kamarnya yang belum sempat ia teliti lebih dalam. Hm.. kamar ini mirip seperti kamarnya dulu dari segi selera. Warna kamar ini dominan gelap dan tidak nyentrik. Ia lalu menatap sebuah pigura foto. Oh apakah ini mama dan papa Serena? Ia melihat foto keluarga yang terdapat sepasang pria dan wanita paruh baya yang tengah merangkul ketiga anaknya, Serena kecil, Regan kecil, dan Revan kecil. Revan, kakaknya yang meninggal karena menolong Serena terlihat baik dan penyayang.

Serena meletakkan pigura foto itu pada tempatnya lalu mulai duduk di meja belajar yang terdapat cukup banyak buku. Ia membuka laci dan menemukan dua buah buku. Satu buku diary yang sudah ada coretannya dan satu lagi yang masih kosong. Serena pun membuka buku diary yang sudah ada coretannya. Pada halaman pertama, terdapat sebuah nama dan kata-kata di sana.

Jakarta, 5 januari
~Serena Stevania~
—Maaf, untuk semua yang terlanjur patah—

Apa maksudnya? Ia lalu mulai membalik halaman kedua. Terdapat sebuah kutipan yang Serena asli tuliskan lagi.

10 Februari—
—Mengapa aku hidup? Apa salahku hingga kalian selalu mencaciku, menghinaku, bahkan menyumpahi ku untuk mati!?—

Siapa? Siapa yang Serena asli maksud? Keluarga? Teman? Mengapa Serena terlihat lemah di sini. Mengapa ia tidak terdeskripsikan seperti karakter pada novel yang berwatak jahat seperti antagonis utama?

—25 Maret—
—Memang, aku yang jahat. Maaf.. cinta tak bisa dipaksa. Aku mencintainya, Ar.—

Ar? Siapa 'Ar' yang Serena asli maksud? Dah siapa orang yang dicintai Serena asli? Serena kembali membalik pada halaman selanjutnya.

—10 April—

—Kepalaku pusing, hidungku berdarah, mataku menghitam. Dan kalian tau? Setiap malam, aku tidak bisa tidur.

But, who cares?

Yes, my life is fake, everything is fake. This is all just imagination. Because i know... I really know, if this fucking destiny wants to kill me so badly!—

Serena Secret'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang