Nine: Ring Of Truth

168 17 0
                                    

[BAB 9]
"Cincin yang paling lo benci, cincin tunangan kita."

Di sekolah, Serena dan Bianca tak bergabung bersama Rendra dkk. Mereka terbagi menjadi dua kubu seperti dulu lagi. Para murid bergidik ngeri sebab hawa di kantin menjadi tak mengenakkan sama sekali. Pasalnya terdapat dua kubu yang kini bertatapan dengan sengit. FiveR dan dua primadona sekolah itulah pelakunya. Padahal kemarin-kemarin mereka duduk bersama dan asik bercanda tapi mengapa kini kembali bermusuhan? Mereka juga heran karena kini Bianca tak menempeli Rendra seperti biasanya. Tapi yang jelas, mereka tak ingin ikut campur dalam masalah mereka.

Bianca dan Rendra, kedua orang itu saling bertatapan intens. Bianca yang menatap Rendra dengan sorot kecewa sedangkan Rendra menatap Bianca penuh permusuhan. Bianca begitu sakit hati lantaran di depan sana Rendra tak mempermasalahkan kehadiran Anna yang asik berceloteh dengan Rio dan Raja. Tak ingin semakin kecewa, ia lantas mengalihkan tatapannya dan memilih untuk mengaduk mie ayam yang ada di meja.

"Ku sakit karnamuu~~ Sungguh aku tak bisa, sampai kapanpun tak bisa. Membenci dirimu, sesungguhnya aku tak mampuuu~~" Bianca tiba-tiba bernyanyi lirih memasang ekspresi tersakiti.

Serena di sebelahnya bergidik ngeri. "Sakit lo? Nggak panas kok tapi." Ucapnya setelah menempelkan punggung tangannya di dahi Bianca.

Bianca segera menepisnya dramatis. "Jangan sentuh akoh! Kamu jahad mas kamu jahad hiks hiks hiksrot!"

Astaga! Kenapa ia tiba-tiba jadi gila sih? "Heh sadar! Jaga image woy, ini masih di kantin!" Bisiknya menjepit leher Bianca. Serena tersenyum tak enak pada beberapa murid yang menatap mereka aneh.

Bianca yang otaknya sudah kembali normal mulai membenarkan duduknya. Ia mengangkat dagunya angkuh lalu memasang ekspresi datar. Kembali menatap Rendra namun tatapannya kini berbeda. Jika sebelumnya ia menatap kecewa, kini ia menatap lelaki itu dingin.

Lain halnya dengan Serena dan Regan. Kedua orang itu juga kini sama-sama melemparkan tatapan penuh dendam. Serena tersenyum manis lalu membuat gerakan bibir tanpa suara "fuck you!" Dapat dilihat raut wajah Regan yang semakin masam.

Serena terkekeh kecil lalu mengalihkan tatapannya namun tanpa disengaja, netranya malah bertemu dengan netra hitam pekat Raka. 1 menit mereka bertatapan cukup intens sebelum Raka sendiri yang memutus kontak mata itu. Kemudian terlihat lelaki itu yang beralih memainkan ponselnya.

Ting

Sebuah notifikasi masuk. Serena lalu membuka ponselnya dan dapat dilihat satu chat dari Raka.

|dateng ke rooftop skrng!

Selepas membaca chat itu, Serena langsung melihat ke arah Raka yang sudah tak ada di sana. Lelaki itu menghilang dengan meninggalkan satu perintah untuknya. Karena rasa penasaran yang tinggi, ia memilih mengikuti apa yang Raka perintahkan.

"Eh, gue ke toilet dulu ya mules banget ni. Kalo gue kelamaan lo masuk ke kelas dulu aja oke?" Pamit Serena buru-buru.

Bianca mengangguk cepat dengan wajah polos. "Oh oke-oke." Ia mengacungkan jempolnya.

Serena Secret'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang