☁️5☁️

385 67 16
                                    

Matahari bersinar dengan terang. Namun terangnya matahari tampaknya tak seterang pagi seorang Syarel Arunika Naladhipa.

Ucapan sang Bunda semalam masih terngiang jelas dalam benak Syarel yang membuat kegalauan menyeruak dalam hatinya.

Flashback

Diberitahu sang Bunda jika konsekuensi jatuh cinta adalah siap sakit dan terluka membuat Syarel terdiam. Syarel benar-benar masih menanyakan kesiapan hatinya pada dirinya sendiri.

"Apa yang Bunda bilang itu masih sekedar konsekuensi pada jatuh cinta, belum konsekuensi cinta kamu yang jatuh pada sahabat kamu sendiri Sya, saat cinta itu ada masalahnya kamu enggak hanya akan kehilangan kekasih tetapi kamu juga akan kehilangan seorang sahabat, apa kamu udah siap akan semua resiko itu? Kalau kamu sudah siap dengan segala resikonya, Bunda tidak akan melarang kamu untuk jatuh cinta pada Lian." Tutur Ika.

"Cinta serumit itu ya Bun." Ucap Syarel

"Enggak rumit kalau kamu menemukan orang yang tepat, sekarang Bunda tanya sama Syarel, apa Lian sudah tau perasaan Syarel saat ini?" Tanya Ika.

"Syarel tadi udah coba bilang Bun, tapi kayaknya waktunya kurang tepat jadi Lian menganggap ucapan Syarel hanyalah candaan semata." Ucap Syarel

Ika menatap putrinya dengan tatapan sendu, perasaan tak karuan tentu sedang berkecamuk dalam benaknya. Putri kecilnya kini telah beranjak dewasa, bahkan sudah bisa merasakan jatuh cinta. Dan ketakutannya selama ini benar terjadi adanya.

Melihat kedekatan Syarel dan Lian membuat Ika kerap merasa takut bahwa cinta akan hadir pada keduanya, ketakutan Ika lebih pada jika cinta hanya hadir diantara salah satunya. Namun jika cinta hadir pada keduanya tentu saja Ika begitu bersyukur sebab Ika mengenal Lian sejak kecil yang dapat membuatnya sedikit tenang kala melepaskan putri kecilnya itu bersama orang yang ia kenal.

"Apa Lian tidak menunjukkan pertanda bahwa Lian memiliki perasaan yang sama? Sampai harus Syarel yang mengutarakan perasaan kepada Lian?"  Tanya Ika

Ditanya sang Bunda soal pertanda dari Lian membuat Syarel menelan salivanya. Sebab jujur saja Syarel pun bingung apa tanda jika Lian memiliki perasaan yang sama padanya.

"Tandanya itu apa Bun? Jujur aja Syarel bingung akan pertanda itu? Apa semacam kasih sayang? Apa semacam perhatian? Atau seperti apa? Sebab jika bicara soal perhatian dan kasih sayang, Bunda pasti udah tau kan gimana Lian ke Syarel." Ujar Syarel

Ika pun mencoba mengerti apa yang sedang dialami sang putri.

"Tapi Bun jika perhatian dan kasih sayang yang selama ini Lian beri untuk Syarel menjadi tolak ukurnya, Syarel pun belum yakin bahwa Lian memiliki perasaan yang sama dengan Syarel, sebab Lian juga bersikap seperti itu pada Sheira dan Sheira adalah satu-satunya perempuan selain Syarel yang mendapat sikap hangat dari Lian selain dirinya.

"Sheira? Siapa dia? Bunda baru mendengar nama itu?" Tanya Ika.

"Dia sahabatnya Lian waktu Lian masih tinggal diluar negeri Bun, dan sekarang Sheira akan menetap di Indonesia."

"Jadi itu juga yang jadi alasan kamu bersedih?" Tanya Ika.

"Syarel hanya takut Lian lupa ada Syarel dalam hidupnya Bun, Syarel takut dunia Syarel dan Lian berubah karena adanya Sheira."

Ika paham betul ketakutan yang dialami oleh putrinya, namun inilah namanya kehidupan datang dan pergi nya seseorang itu sudah takdir yang kuasa dan sebagai manusia kita hanya bisa menerima dengan lapang dada.

"Syarel, dengarkan Bunda, semua orang ada masanya termasuk masa Syarel dan Lian, mau jauh atau dekat, mau ada orang baru atau tidak jika memang masanya masih ada semua akan baik-baik saja, tapi sebaliknya jika memang masanya yang sudah habis, mau sedekat apapun kalian tidak akan lagi bisa bersama karena masanya sudah usai." Tutur Ika.

Syarel mengangguk perlahan, ucapan Bundanya memang benar, semua memang tergantung pada masanya dimana masa adalah takdir kehidupan dari Tuhan yang tak pernah bisa di prediksikan.

"Terus menurut Bunda sekarang Syarel harus gimana Bun?" Tanya Syarel yang membuat Ika mengulas senyum.

"Sekarang semua apa kata hati Syarel, jika Syarel menaruh perasaan pada Lian, Syarel harus siap dengan konsekuensinya tetapi dengan begitu Syarel akan lebih lega karena tidak menyimpan beban besar di dalam hati Syarel, namun jika Syarel tidak siap dengan konsekuensinya cukup simpan saja perasaan Syarel dan serahkan semuanya pada Tuhan biarkan Tuhan yang mengatur semuanya, jadi silahkan Syarel pikiran dan putuskan yang terbaiknya ya nak, Putri bunda ini kan sudah remaja dan akan beranjak dewasa soal perasaan itu hak kamu, jika menurut kamu baik, bunda akan doakan yanh terbaik juga buat Syarel." Ucap Ika yang membuat Syarel mengangguk.

Tak bisa tidur semalam karena memikirkan perasaannya membuat Syarel telah bersiap didepan rumahnya menunggu Lian untuk menjemputnya berangkat sekolah bersama.

Dan benar saja, tak lama Lian datang dengan motor kesayangannya. Lian yang melihat Syarel tengah bersiap cukup membuatnya terkejut.

Syarel yang biasanya selalu membuat emosi di pagi hari karena bangun kesiangan, kini tiba-tiba telah bersiap rapi didepan gerbang kediamannya sebelum ia datang.

"Gue enggak mimpi kan Sya?" Tanya Lian.

Plakkk..Syarel memukul keras lengan Lian yang berhasil membuat Lian meringis kesakitan.

"Sakit tau Syarel." Omel Lian.

"Sakit kan? Ya berarti lo enggak mimpi, lama banget sih lo jemput gue?" Omel Syarel

"Lama lo bilang? Ini jam biasanya gue jemput lo Syarel , lo aja yang kerajinan." Ujar Lian.

"Repot banget ya sama lo, gue rajin salah, gue kesiangan makin salah." Ucap Syarel dengan cemberut yang membuat Lian begitu gemas yang berujung mencubit pipi Syarel.

Dicubit Lian membuat Syarel tercengang dan menatap tajam ke arah sahabatnya itu. Sementara Lian yang mendapat tatapan tajam dari Syarel membuat turun dari atas motornya.

Selepas turun dari atas motornya, tanpa aba-aba Lian langsung memeluk tubuh Syarel dengan eratnya.

"Kalau lagi kesel sama gue itu bilang, jangan dipendam sendiri, sampai harus nangis dan enggak tidur semalaman, nanti kalau sakit gimana?" Ucap Lian yang terdengar begitu lembut di telinga Syarel.

Dipeluk Lian tanpa aba-aba tentu saja membuat jantung Syarel tak bisa di kompromi. Kini jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Tubuhnya terasa kaku, lidahnya terasa kelu dan hanya air mata yang tiba-tiba menetes begitu saja tanpa ia minta.

Lian tau dari mana ya kalau Syarel habis nangis dan enggak tidur semalaman? Apa ilmu cenayang Lian bekerja dengan sempurna sampai tau apa yang terjadi dengan Syarel Arunika Naladhipa?

Happy reading semuanya🫶🫶
Semoga selalu suka ya
Doain Author bisa update tiap hari ya biar kalian selalu ada hiburan🫶🫶

Jangan lupa vote dan komennya biar Author makin semangat ngerjainnya ya guys 😘😘

ANTARESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang