☁️21☁️

234 42 5
                                    

Tak ingin membuat keadaan semakin sulit membuat Syarel pergi meninggalkan Lian di toko berlian itu. Bahkan Syarel tak hanya sekedar meninggalkan Lian dari toko berlian itu, Syarel pun memilih untuk pulang sendiri menggunakan taksi.

Dan sejak meninggalkan Lian begitu saja, kini Syarel hanya terdiam di kamarnya sembari menatap banyaknya foto dirinya dan Lian. Lian memang separuh hidupnya sejak sepuluh tahun lalu, bahkan Syarel belum bisa membayangkan hidupnya tanpa Lian. Namun jika kembali mengingat situasi keadaannya dengan Lian saat ini entah mengapa semuanya terasa berat.

"Sya, ada Lian tuh di bawa." Ucap Ika yang masuk ke kamar Syarel tanpa aba-aba.

Mendengar nama Lian membuat Syarel beranjak dari duduknya dan menutup rapat album foto dirinya bersama Lian.

"Kamu berantem sama Lian?" Tanya Ika

Mendengar pertanyaan sang Bunda membuat Syarel menutup rapat pintu kamarnya dan mengajak bundanya untuk duduk bersama.

"Syarel, Lian lagi nunggu kamu di bawah sayang, kenapa malah kamu ngajak Bunda duduk." Tutur Ika

"Syarel udah tau semuanya Bun, jadi Bunda enggak perlu bersikap seolah semuanya baik-baik saja." Tegas Syarel

Ika terdiam kala mendengar ucapan sang putri yang membuatnya sedikit tak mengerti.

"Tau soal apa Syarel?" Tanya Ika

"Soal semuanya, soal bagaimana Tante Aliya mengancam Bunda jika Syarel tetap menjalin hubungan cinta dengan Lian." Ucap Syarel dengan mata berkacanya.

Ika menelan salivanya sesaat mendengar penuturan Syarel yang telah mengetahui apa yang Aliya lakukan padanya.

"Syarel, satu hal yang harus kamu tau, Bunda tidak pernah sedikit pun takut akan ancaman Tante Aliya, karena menurut Bunda dunia terlalu sempit jika hanya membahas soal harta, sedangkan kita punya iman dan Tuhan dalam hidup kita, Bunda percaya bahwa Tuhan akan selalu melindungi umatnya, jadi kamu juga enggak perlu takut Syarel." Tutur Ika

"Tapi kali ini tuh berat Bun, enggak hanya Bunda yang dapat ancaman itu, Syarel juga dapat ancaman itu, dan Syarel juga udah bilang sama Lian soal ancaman itu, dan besar harapan Syarel, Lian bisa sadar bahwa hubungan ini enggak mudah, tapi nyatanya bukannya sadar, Lian makin enggak karuan Bun. Dia makin mencintai Syarel ugal-ugalan. Dan asal bunda tau, kenapa dia sekarang kesini, sebab Syarel tinggalin dia di Mall karena dia mau beliin Syarel berlian dan enggak hanya itu,  dengan lantang Lian bilang sama semua orang yang ada disana kalau dia mau cari perhiasan terbaik untuk calon istrinya." Jelas Syarel

Ika sedikit tercengang namun sesaat berubah menjadi mengulas senyum pada sang putri.

"Kenapa senyum-senyum Bun?" Tanya Syarel

"Bunda bersyukur putri Bunda begitu dicintai lelakinya." Jawab Ika

Syarel menatap tajam ke arah bundanya seolah tak percaya dengan ucapan yang baru saja ia dengar yang keluar dari mulut sang Bunda.

"Sya, apa yang Lian lakukan itu bentuk perjuangannya pada kamu, dan sikap kerasnya adalah upayanya untuk menyakinkan kamu bahwa semua akan baik-baik saja." Ujar Ika menasehati Syarel

Syarel terdiam, ia benar-benar tak menyangka bahwa Bundanya punya pikiran sependek Lian dengan menganggap semuanya akan baik-baik saja.

ANTARESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang