☁️10☁️

381 59 16
                                    

Tangan yang digenggam erat sembari ditarik dengan kuat dan entah akan kemana ia dibawa membuat diri seorang Syarel bertanya-tanya. Sementara Lian dengan wajah penuh amarahnya menarik tangan Syarel begitu saja tanpa peduli perempuannya itu kesakitan atau tidak yang terpenting saat ini ia harus mencari tempat yang aman dan nyaman untuk berbicara dengan kekasihnya itu.

Flashback

Bel istirahat berbunyi dengan keras hingga terdengar di segala penjuru SMA Savior. Membuat para siswa berhamburan keluar kelas.

"Tuh kan apa gue bilang, udah bel istirahat kan?" Ujar Syarel pada Sheira.

"Iya ya, berarti Lian juga istirahat?" Tanya Sheira.

"Yaiyalah Sheira, namanya jam istirahat ya semua kelas istirahat lah termasuk kelasnya Lian, lo mau ketemu Lian? Ayo kalau mau ketemu, biasanya Lian jemput gue ke kelas kalau istirahat gini, jadi ayo ikut ke kelas gue." Ajak Syarel sembari beranjak berdiri.

"Ngapain lo kesini?" Tegas Lian yang datang tiba-tiba lalu langsung mengenggam erat tangan Syarel di hadapan Sheira.

Syarel yang terkejut dengan kedatangan Lian serta genggaman tangan Lian yang terasa begitu erat membuat menatap Lian dengan bingungnya.

"Gue cuman mau minta maaf sama Syarel, itu aja enggak lebih Lian." Jawab Sheira.

"Lo lupa semalam gue bilang apa sama lo? Syarel enggak butuh permintaan maaf lo, Syarel hanya butuh lo sadar diri dan tau batasan, mending lo pulang sekarang kalau lo emang masih mau jadi teman gue." Tegas Lian.

"Ayo kita pergi." Tegas Lian lalu menarik tangan Syarel untuk pergi meninggalkan Sheira.

Ditarik Lian dan tak kunjung sampai pada tujuan yang ia pun juga tak tau membuat Syarel menghentikan langkahnya dan memberontak melepaskan tangannya dari genggaman tangan Lian.

"Ada apa ini sebenarnya Lian? Apa yang terjadi antara kamu dan Sheira? Why?" Tanya Syarel dengan tatapan penuh sendunya.

Ditanya sang kekasih tentang apa yang terjadi diantara nya dengan Sheira membuat Lian menghembuskan nafasnya perlahan sembari mengontrol amarahnya karena ia tengah berhadapan dengan Syarel.

"Kamu sahabatan sama Sheira, bahkan semalam aku masih lihat kamu merangkul Sheira dengan hangat, lantas mengapa pagi ini semua berubah Lian? Why?" Tanya Syarel

Tak ingin terjadi perdebatan dengan Syarel membuat Lian mengajak Syarel duduk di bangku taman ujung sekolah yang tampak tak begitu ramai siswa berlalu-lalang.

"Lian—"

"Sheira suka sama aku, itu sebabnya aku melarangnya bersekolah disini, aku enggak mau hadirnya dia disini ngebuat kamu enggak nyaman, karena enggak menutup kemungkinan dia akan menunjukkan secara gamblang rasa sukanya padaku, entah dari perhatian, kasih sayang ataupun perbuatan yang nantinya pasti bikin kamu terluka karena cemburu meski kamu tau aku punya kamu." Tutur Lian

Mendengar ucapan Lian membuat jantung Syarel berdegup dengan kencang. Benar kata pepatah bahwa tak ada lelaki dan perempuan yang namanya benar-benar bersahabat telah terbukti pada dirinya sendiri dan kini kembali terbukti pada Sheira.

"Sejak kapan Sheira suka sama kamu?" Tanya Syarel pada Lian.

"Aku enggak tau sejak kapan Sheira suka sama aku, tapi yang jelas semalam dengan gamblang dia bilang dia suka sama aku." Ujar Lian.

"Terus kamu jawab apa sama Sheira, waktu Sheira nyatain perasaannya sama kamu?" Tanya Syarel dengan wajah murungnya.

Lian yang melihat wajah murung terlihat begitu nyata pada wajah Syarel membuatnya perlahan meraih tangan Syarel.

ANTARESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang