☁️7☁️

425 68 24
                                    

Memeluk erat tubuh Syarel saat mendapat jawaban dari Syarel jika lelaki sebelas IPA satu yang Syarel suka adalah benar dirinya membuat Lian mengulas senyumnya.

"Gue enggak akan maksa lo untuk balas perasaan gue Lian, gue udah paham akan konsekuinsi jatuh cinta sama sahabat sendiri, gue hanya ingin mengungkapkan apa yang gue rasakan, dengan mengungkapkannya besar harapan gue, gue enggak akan lagi memendam perasaan yang akan ngebuat gue semakin enggak nyaman dengan persahabatan kita karena ada rasa cemburu didalamnya, itu sebabnya gue mengutarakan semua perasaan ini." Tutur Syarel.

Mendengar penuturan Syarel membuat Lian perlahan melepaskan pelukannya dari tubuh Syarel.

"Tapi kalau gue mau balas perasaan lo boleh kan?" Ucap Lian yang lagi-lagi membuat Syarel mematung.

Melihat Syarel hanya terdiam membuat Lian perlahan meraih tangan Syarel.

"Sya, gue sebenarnya udah lama jatuh hati sama lo, gue juga tau kalau lo seolah menunjukkan perasaan yang sama, gue selalu menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkannya, tapi disatu sisi keraguan kerap kali muncul dalam benak gue Sya, gue belum yakin sepenuhnya kalau lo punya rasa yang sama, hal itu ngebuat gue takut kalau cinta gue bertepuk sebelah tangan dan ngebuat akhirnya kita canggung satu sama lain, enggak hanya itu terkadang gue juga takut jika kita merajut cinta dalam sebuah hubungan lebih dari sekedar sahabat saat cinta tak lagi berpihak gue enggak hanya akan kehilangan cinta tapi gue juga akan kehilangan sahabat." Tutur Lian dengan mengusap pipi Syarel untuk menghapus sisa air mata yang ada di pipi cantik perempuannya itu.

"Tapi hari ini, semua keraguan gue, ketakutan gue, seakan sirna saat gue tau lo punya perasaan yang sama seperti apa yang gue rasakan Sya." Ucap Lian

"Syarel Arunika Naladhipa, maukah kamu mulai hari ini menjadi kekasihku?" Ucap Lian yang membuat Syarel menatapnya dengan dalam.

"Apa jika kita bersama sebagai sepasang kekasih semuanya akan baik-baik aja Lian?" Tanya Syarel.

Mendengar ucapan Syarel membuat Lian mengerti, apa yang dirasakan Syarel adalah juga ia rasakan, bohong jika ia mengatakan semua akan baik-baik saja. Sebab dalam sebuah hubungan tak mungkin akan selalu berjalan mulus.

"Aku emang enggak bisa jamin semuanya akan baik-baik aja, tapi kamu percaya kan bahwa cinta itu anugerah dari yang maha kuasa untuk setiap umatnya, dan jika kita senantiasa saling mengasihi, menyayangi dan mencintai Tuhan pasti akan lindungi, dan aku percaya kita memang ditakdirkan bersama sejak pertama kali kita bertemu hingga kini cinta tumbuh diantara kita Sya, lagi pula rasa takut itu manusiawi, dan harusnya kita belajar dari rasa takut itu, dengan rasa takut itu kita harus buktikan bahwa kita mampu melewati semua ketakutan itu." Tutur Lian

Jawaban Lian berhasil membuat Syarel mengulas senyum. Lian memang selalu bisa menenangkannya dalam banyak hal apapun, terlebih soal perasaannya. Seperti saat ini ucapan Lian seolah bius bagi Syarel dimana semua ketakutan Syarel seakan sirna.

"Jadi gimana? Kamu mau enggak jadi pacar aku?" Tanya Lian

"Cielah, aku kamu nih sekarang, ayo berangkat sekolah." Ucap Syarel dengan penuh senyuman sembari meraih helm diatas motor Lian.

Melihat Syarel mengulas senyum merekah dapat Lian simpulkan bahwa cintanya diterima oleh sahabatnya itu.

"Aku diterima kan Sya?" Tanya Lian.

"Hmm, gimana ya? I love you Lian ku sayang." Ucap Syarel.

Mendengar ucapan i love you dari Syarel membuat Lian melompat bahagia dan langsung memeluk Syarel.

"I love you too Syarel ku sayang." Ucap Lian yang membuat Syarel mengangguk bahagia.

"Kita berangkat sekarang yuk, takut nanti telat." Ajak Syarel.

"Siap sayangku." Ucap Lian yang membuat Syarel tertawa geli, tak pernah Syarel bayangkan hubungannya dengan Lian dari sekedar sahabat kini menjadi sepasang kekasih yang hangat.

Mengingat jam yang telah mepet, membuat Lian segera melajukan motornya untuk menuju ke sekolah mereka.

******
Pagi yang tadinya tak cerah kini seolah begitu cerah bahagia, senyuman begitu merekah pada pasangan baru berubah status itu.

"Sini aku bantu lepas helmnya." Ucap Lian sembari membantu Syarel melepaskan helmnya.

"Biasanya juga lepas sendiri, sekarang harus banget ya di lepasin?" Goda Syarel.

"Kan biasanya yang aku bonceng itu Syarel, sekarang yang aku bonceng kan sayangnya aku, jadi beda dong perlakuannya." Goda Lian yang berhasil membuat Syarel tersipu malu.

"Yaudah, makasih ya, aku masuk kelas dulu ya." Ucap Syarel.

"Mau aku anterin enggak?" Tanya Lian.

"Apaan sih Lian? Enggak enak tau sama yang lain pakai di anterin segala, orang biasanya juga jalan sendiri-sendiri." Ujar Syarel

Mendengar jawab Syarel membuat Lian berdecak pinggang dan menatap Syarel dengan seriusnya.

"Kenapa? Kenapa ngelihatinnya kayak gitu? Ada yang salah sama ucapan aku?" Tanya Syarel.

"Jelas salah lah, mulai hari ini kamu itu ratuku setelah Mami, menjaga kamu adalah kewajibanku, jadi aku harus memastikan kamu aman dan nyaman dimana pun kamu berada, lagi pula sebelum kita pacaran pun satu sekolah juga tau, kalau aku milik kamu dan kamu milik aku." Omel Lian.

Syarel benar-benar dibuat spechless dengan sikap Lian. Lian benar-benar mencintainya secara ugal-ugalan membuatnya bersumpah bahwa ia juga akan mencintai Lian secara ugal-ugalan.

"Terima kasih sudah menjadikan aku ratumu mulai hari ini, aku enggak bisa berjanji apapun untuk hubungan kita, tapi yang jelas aku siap mengarungi perjalanan kita yang masih panjang ini selalu bersamamu, aku mencintaimu Lian." Ucap Syarel.

"Aku juga mencintaimu Syarel, ayo aku antar ke kelas." Ajak Lian yang langsung menggandeng tangan Syarel menyusuri sekolah menuju kelas Syarel.

Berjalan bersama sembari menggandeng tangan tentu saja membuat banyak sorot mata memandang keduanya. Terlebih Lian adalah most wanted sekolah yang banyak di kagumi oleh para siswi SMA Savior.

Dipandang banyak sorot mata sebenarnya bukan hal yang baru bagi Syarel terlebih bersama Lian sebab seluruh penjuru sekolah tau bahwa Syarel adalah satu-satunya perempuan yang bisa membuat Lian mencari dari sikap dinginnya. Namun kali ini banyaknya sorot mata itu membuat jantung Syarel berdebar-debar.

Inikah rasanya cinta? Ini kah indahnya masa SMA? Itulah pertanyaan yang ada dalam benak Syarel.

Namun senyuman keduanya pudar bersamaan dengan langkah mereka saat mendapat tatapan tajam dari seseorang yang mereka kenal yang kini tengah berada di hadapan mereka.

Anjir? Siapa ya yang membuat senyuman Syarel dan Lian pudar seketika saat keduanya tengah berbunga-bunga.

Happy reading semuanya
Maaf ya semalam enggak up soalnya lelah 🤣
Selamat menikmati semuanya
Jangan lupa vote dan komennya 🔥🔥

ANTARESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang