☁️1☁️

1.2K 83 10
                                    

Lian Sheilandra Askara Langit dan Syarel Arunika Naladhipa. Mereka adalah remaja berusia tujuh belas tahun, duduk dibangku Sekolah Menengah Atas dan kini menduduki kelas sebelas. Dua remaja yang kerap disapa Lian dan Syarel itu adalah sepasang sahabat karip.

Berteman sedari kecil karena orang tua mereka bersahabat. Ditambah kelahiran mereka yang hanya berjarak dekat membuat keduanya bak anak kembar.

Seperti pagi ini, tak berbeda dari pagi-pagi biasanya motor Lian, telah terparkir tepat didepan gerbang kediaman Syarel. Iya lelaki berparas tampan, berbadan bidang, berkulit putih, berambut hitam pekat dengan aura mahalnya karena menjadi anak tunggal dari pasangan suami istri keluarga ternama Syarif Harlangga dan Aliya Nadira, terlahir dari keluarga terpandang membuat aura ketampanan dan kekayaan Lian begitu terpancar dengan nyata.

"Pagi Lian." Sapa Syarel dengan penuh ceria dan bibir centilnya yang menggoda Lian

Syarel Arunika Naladhipa, Gadis cantik, berhijab, bermata lentik , berbibir mungil dan berkulit putih adalah seorang putri tunggal dari pasangan pengusaha F&B yakni Dipha Handitara dan Ika Santika.

Gadis yang kerap disapa Syarel itu memang memiliki sedikit kebiasaan buruk seperti bangun kesiangan, ceroboh dan tak kalah sering juga bersikap bodoh yang terkadang begitu menguji kesabaran Lian.

Namun untung saja Lian sudah sejak kecil mengenalnya membuat kesabaran Lian setebal harapan orang tua jika menghadapi diri seorang Syarel.

"Kebiasaan, udah dibilang kalau gue kabarin gue otw tuh udah siap sedia depan pagar, bukannya masih mau mandi." Omel Lian sembari menatap tajam sahabatnya itu.

Iya, rumah mereka memang satu komplek, dan hanya selisih beberapa rumah saja, hal itu pula yang membuat keakraban mereka tak bisa diukur oleh apapun.

"Udah ngomelnya? Yang terpenting kan sekarang Syarel udah siap Lian, udah ayo kita berangkat." Ucap Syarel sembari memakai helmnya dan siap untuk segera naik ke motor besar Lian yang membuat Lian menghembuskan nafas kasarnya.

"Itu benerin dulu rok nya, jangan sampai auratnya kelihatan ya Sya." Tutur Lian.

Lian memang begitu menjaga sahabatnya itu terlebih soal aurat Syarel mengingat Syarel adalah perempuan berhijab membuat Lian begitu menjaga aurat Syarel.

"Ini udah aman kok, kan aku pakai legging, jadi aman auratnya, udah ayo jalan." Ucap Syarel sembari menepuk pundak Lian.

Setelah dirasa telah siap dan Syarel telah aman dalam boncengannya, Lian pun perlahan melajukan motornya.

Berangkat bersama adalah hal yang telah biasa bagi Syarel dan Lian, sedari kecil keduanya juga selalu bersama, tak pernah menyangka hingga beranjak dewasa keduanya pun masih berangkat bersama dan tak ada rasa malu atau canggung dari keduanya. Mungkin itu semua karena rasa sayang yang telah tertanam dalam diri mereka sejak dahulu kala yang membuat keduanya selalu terikat satu sama lain. Dan jalanan ibu kota menjadi saksi betapa bahagianya Lian dan Syarel.

"Lian, kenapa diam aja? Lian lagi sakit?" Tanya Syarel

"Lagi pusing lihat jalanan macet, jamnya mepet juga, coba sekali aja lo mau dengerin gue untuk enggak bangun kesiangan, kita enggak bakal nih kejar-kejaran waktu kayak gini." Jawab Lian

"Gue kan cuman tanya kenapa lo diam aja Lian, kenapa jadi panjang banget jawabnya." Omel Syarel

"Lo tanya kan? Dan gue jawab, mau gue jawab panjang atau pendek, itu hak gue ya Syarel, lo enggak boleh mengatur hak orang lain." Tegas Lian

"Oh gitu, jadi gue berhak dong kalau mau bangun kesiangan? Dan lo enggak berhak omelin gue kalau gue bangun kesiangan karena itu hak gue." Ucap Syarel

"Itu beda konsep Sya, bangun pagi itu udah suatu kewajiban karena kita sekolah, ya tapi enggak papa sih kalau lo mau bangun kesiangan terus, tapi silahkan berangkat sendiri jangan sama gue." Omel Lian.

ANTARESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang