☁️4☁️

352 62 5
                                    

Saling terkejut satu sama lain membuat Lian dan Syarel hanya saling menatap tanpa sepatah kata.

"Kue dan dessertnya udah gue kasih ke Bi Tati, gue balik dulu ya Lian." Ujar Syarel

"Kenapa buru-buru? Mami sama Papi nanyain lo tadi." Ucap Lian

"Kan tanya nya tadi, sekarang udah enggak tanya kan? Jadi gue mau balik aja." Tegas Syarel.

"Lo enggak mau kenalan sama gue?" Ucap seorang perempuan yang tak Syarel kenal itu sembari mengulurkan tangannya.

Syarel yang tak mau memperlihatkan kecemburuannya dihadapan Lian membuatnya berusaha mengulas senyum meski ada rasa sakit di hatinya yang entah sejak kapan rasa sakit itu mulai ada.

"Syarel Arunika Naladhipa, biasa dipanggil Syarel."

"Salam kenal Syarel, gue Sheira Rosalina Agatha, lo bisa panggil gue Sheira." Ujar Sheira mengenalkan dirinya pada Syarel.

"Salam kenal Sheira." Ucap Syarel dengan senyum terpaksa ya.

"Ayo masuk dulu Sya." Ajak Lian

"Gue kan udah bilang gue mau balik, ada tugas yang belum gue kerjain juga Lian." Ujar Syarel.

"Tugas apaan? Nanti gue yang kerjain, sekarang ayo masuk dulu." Ajak Lian sembari meraih tangan Syarel namun dengan cepat Syarel melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Lian.

"Makasih, gue pulang aja, assalamualaikum." Ucap Syarel lalu beranjak pergi begitu saja meninggalkan Lian yang berdiri bersama Sheira.

"Waalaikumsalam." Jawab Sheira.

Lian yang melihat Syarel bersikap dingin membuat Lian merasa aneh. Apa yang tengah terjadi pada sahabatnya itu tak biasanya Syarel bersikap dingin dan buru-buru ingin pulang dari kediamannya. Padahal biasanya Syarel begitu betah dikediamannya dan kerap kali tak mau pulang meski telah ia minta untuk pulang.

"Tunggu dulu ya Ra, gue mau kejar Syarel bentar." Ujar Lian pada Sheira yang diangguki oleh Sheira.

Melihat Lian mengejar Syarel membuat Sheira melipat kedua tangannya sembari melihat Lian yang berlari ke arah Syarel.

"Siapa perempuan itu? Apa perempuan itu pacarnya Lian? Kalau pun bukan pacarnya apa hubungan perempuan itu sama Lian? Kenapa Lian tampak begitu mengkhawatirkannya?" Batin Sheira.

Sementara itu Syarel yang tampak berjalan dengan cepat membuat Lian sedikit berlari.

"Syarel." Ucap Lian saat berhasil meraih tangan Syarel yang membuat Syarel menghentikan langkanya.

Syarel terdiam saat Lian berhasil meraih tangannya. Syarel tak menyangka jika Lian akan mengejarnya saat ada wanita lain didekatnya.

"Are you okay Sya?" Tanya Lian dengan tatapan khawatirnya pada Syarel.

"Kenapa lo?" Tanya Syarel

"Lo yang kenapa? Enggak biasanya lo buru-buru pulang, perkara tugas lagi, bukan Syarel banget." Omel Lian.

"Suka-suka gue mau pulang apa enggak, itu hak gue lo enggak berhak mengaturnya." Tegas Syarel sembari melepaskan tangannya dari tangan Lian.

"Lo marah karena gue akrab sama Sheira?" Ujar Lian yang membuat Syarel menatapnya dengan dalam.

Lagi dan lagi Lian bisa mengerti isi pikirannya, tapi mengapa Lian tak bisa mengerti isi perasaannya yang jatuh cinta padanya.

"Apa hak gue untuk marah sama lo kalau lo deket sama perempuan lain? Lo lelaki normal Lian, lo manusia sempurna, lo berhak dekat dengan siapapun itu tanpa persetujuan dari gue." Tegas Syarel.

ANTARESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang