7

7.8K 584 1
                                    

seorang anak kecil sekitar berusia 12 thn. tengah berlari mengejar ngejar seekor hewan berbulu hitam pekat.

anak itu tak henti hentinya tertawa sambil berlarian ke sana kemari mengikuti kemanapun hewan kesukaan nya berlari.

namun kesenangan nya itu harus terhenti akibat pemilik dari si hewan yang langsung mengambil nya.

"berhenti bermain, masuk" anak itu berubah murung, namun tak urung mengikuti Kaka nya masuk ke dalam mansion.

anak itu melihat Kaka nya yang menuju ruang keluarga. di mana papa dan kakak nya yang lain tengah duduk di sofa di sana dengan menonton televisi.

"boleh aku duduk?"

hening tak ada sahutan sedikit pun. anak itu tersenyum culas, malu karena di hiraukan. jadi dirinya memutuskan untuk pergi ke kamar nya.

sesampainya dia di kamarnya yang berada di lantai 3. anak itu duduk termenung di kursi belajar nya memikirkan kehidupan nya.

dulu, dirinya hanya menganggap perilaku mereka yang cuek dan kasar padanya ya, karena dirinya nakal. namun semakin dirinya tumbuh besar dirinya paham, keluarga nya membenci nya.

anak itu berpikir, apa salahnya? apakah karena dirinya sering bermain?

namun dipikir berapa kali pun anak itu tak pernah membuat kesalahan.

suatu hari dirinya bertanya pada salah satu maid yang sudah tua yang sudah lama mengabdi pada keluarga nya.

dirinya bertanya, sebab apa keluarga nya tidak menyukai kehadiran nya?

bibi itu tersenyum, mengelus lembut rambutnya yang berwarna coklat.

'bibi tidak ingin menutupi sesuatu pada anak pintar ini. nyonya meninggal selepas melahirkan anda tuan kecil'

anak itu langsung paham apa yang terjadi. dia yang menyebabkan sosok yang melahirkan nya pergi. sosok ibu juga istri yang begitu di sayangi  keluarga nya itu harus pergi karena nya.

anak itu tak mencoba mencari perhatian keluarga nya. baginya mereka yang masih mau memberi makan dan tempat saja itu sudah cukup.

anak itu tak ingin mencari gara gara yang bisa menyebabkan nya di usir dari rumah. anak itu benar benar di dewasa kan oleh keadaan.

2 bulan berlalu.

anak itu kini tengah duduk di ayunan yang terdapat di belakang mansion. di depannya terdapat kandang hewan kesukaan nya yang tengah tertidur.

anak itu akan tertawa kecil saat hewan itu menggeliat dari tidurnya. dirinya juga dengan perlahan mengayunkan ayunan itu dengan mandiri.

namun di tengah ketenangan itu, sosok Kaka nya yang ke tiga. datang dengan senyuman mengerikan.

anak itu, di antara keluarga nya yang lain, dia yang paling ia takuti. Kaka nya yang memiliki tampang manis.

anak yang umurnya selisih 3 thn saja dengannya itu memiliki fisik yang berbeda. putih pucat dengan wajah yang menjurus ke cantik.

kadang dirinya berpikir, apakah kakaknya adalah sosok ibu nya jika dalam bentuk laki laki?

lamunan nya langsung hancur kala kakaknya mulai membuka suara.

"adik--adik sedang apa?" tanya anak itu dengan senyum manis.

"aku, aku sedang bermain sendiri" ucapnya dengan lirihan di akhir. dirinya termasuk anak gengsian. dirinya merasa terlihat menyedihkan karena sering bermain sendiri.

"ouh ya?" anak itu mengangguk angguk mengerti. masih dengan senyum manisnya dirinya kembali berujar.

"mau bantu Kaka tidak?"

anak itu enggan namun takut juga bila menolak. akhirnya dengan penuh keterpaksaan dirinya mengangguk. Kaka nya itu tersenyum lebar dan langsung menyambar lengannya di tarik nya dia dengan tidak santai ke arah ruangan yang tak jauh dari sana.

"k-kaka kita dimana?" anak itu memperhatikan Kaka nya yang tidak menjawab pertanyaan nya. dan sibuk kesana kemari mengambil beberapa alat.

"kemari!" anak itu dengan perasaan takut mengikuti instruksi Kaka nya.

Kaka nya membaringkan tubuhnya di atas ranjang kecil dan memasangkan beberapa alat aneh pada tubuhnya.

"kekeke, mari lihat apa yang terjadi"

anak itu panik kala rasa sakit mulai menyerang berbagai tubuhnya.

"k-kaka, s-sakit..AARGHHHH!" anak itu menjerit sekuat kuatnya. tubuhnya terasa di setrum. dirinya merasa jiwa nya di cabut paksa.

mata itu hingga menjuling ke atas hingga hanya terlihat warna putih saja. tubuhnya terangkat dengan urat urat yang menonjol.

's-sakit'

lalu kegelapan merenggut kesadaran nya.

***

"ARGH! Hiks-sakit hiks berhenti hiks-"

transmigrasi? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang