"Kaka! boleh aku isi kamarnya? biar ga terlalu membosankan"
ujaran anak itu yang cukup kencang sebenarnya membuat Leo yang benci suara tinggi kesal. namun dirinya hanya mampu diam.
"Kaka?"
leo menghela nafas, mau tak mau menjawab permintaan anak itu yang terkesan se enaknya. padahal mereka baru saja bertemu.
"hm, terserah" jawaban itu membuat anak itu tersenyum gembira.
"horee! di bolehin hihi"
leo memutar bola matanya malas. dirinya memilih mengacuhkan anak spek boti itu dan lanjut mengelus manja kucing di pangkuan nya yang sedari tadi menggeliat mencari kehangatan.
"eh bukannya kita belum Kenalan ya Kaka?" mendengar itu Leo jadi mengangguk tanpa sadar.
anak itu tersenyum kembali lalu mendekati balkon dan duduk di kursi yang tersisa yang tepat berada di hadapannya.
"kenalin Kaka aku Ricard! anak nya papa reynand! nama kita mirip kan?" tanya anak itu berbinar-binar.
leo tak mendengar kan, dirinya merasa aneh. mengapa anak dengan penampilan nyentrik itu memiliki nama yang cukup gagah.
'kenapa terasa seperti terbalik?'
"Kaka dengerin aku ga sih? hum!" leo menghela nafas panjang. dirinya lagi lagi di buat geli. anak itu menggembung pipinya, imut sih tapi ya Leo bukan tipikal orang yang suka hal hal berbau imut.
"ya"
Ricard menghela nafas malas. lagi lagi menjawab dengan se adanya, menjengkelkan. pikir anak itu.
"yaudah, aku bilang papa dulu buat beli perlengkapan buat isi kamar Kaka. aku pergi dulu kaka!"
"huh, menjengkelkan"
*
*
*"bagiamana?" tanya seorang pria pada sosok di depannya yang terlihat tersenyum, menyeringai.
"seperti yang sudah kita duga" keduanya tersenyum senang.
"aku akan memberi nya kejutan, selamat tinggal pak tua"
pria yang di panggil pak tua itu hanya mendengus malas.
lalu tak lama bibirnya kembali menyunggingkan senyum tipis.
"akhirnya, setelah penantian panjang ini"
z z z
"kamu kucing dari mana, kenapa aku baru lihat ya?"
saat ini Leo tengah berendam di bathtub. dengan si kucing yang ia beri nama fairy alias peri.
meong~
kucing itu mengeong se akan menjawab namun sayangnya Leon tidak mengerti.
"kamu-kamu betina?" ujar Leo cukup kaget. wajahnya memerah malu.
(hey! dia hewan Leo! hadeh)-author
"ekhem, untuk apa aku malu" Leo memutuskan tak mengindahkan si kucing yang sibuk menjilati kakinya. dirinya buru buru menyelesaikan mandinya.
di tengah acara menggunakan pakaian dirinya lagi lagi di ganggu oleh suara ketukan.
"sebentar"
cklek..
"tuan, saatnya makan siang" Leo mengangguk. dirinya kembali masuk untuk menyelesaikan acara di baju nya.
dirinya hanya mengunakan celana hitam panjang di padukan kemeja putih yang ia masukan ke dalam celana dan menggulung bagian lengannya.
menggunakan parfum dan bercermin sebentar sebelum akhirnya keluar dari kamar dan turun ke lantai dasar dimana ruang makan berada.
ting!
melangkah kan kakinya menuju meja makan. namun baru beberapa langkah dirinya di kejutkan dengan panggilan yang begitu memekakkan telinga.
"Kaka!"
baru saja keluar, pikirnya.
"akhirnya Kaka turun juga. aku dari tadi nunggu ih" kening Leo berkerut sebentar mendengar rengekan menggelikan itu.
entah kenapa, tingkah itu seperti di buat buat. dan sedikit tidak cocok dengan visual nya yang bahkan tinggi nya hampir sama dengan Leo yang notabene nya sangat tinggi.
leo berjalan ke arah meja makan yang begitu panjang nan mewah dengan Richard yang senantiasa Komat kamit di belakang nya.
"maaf, saya terlambat"
manusia yang berada di meja makan terdapat 3 orang. ada kepala keluarga, alias reynand. terdapat anak sulung reynand dan anak keduanya.
"hm"
jawab reynand tanpa mengalihkan perhatian nya dari tab yang berada di tangannya.
"duduk" instruksi si sulung. leo langsung duduk di susul Richard.
"makan"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi? ✔️
Short Storycerita ini hanya mengisahkan keseharian Leo setelah dirinya transmigrasi ke dalam novel dan menempati raga figuran yang hidupnya cukup membosankan. ∆∆∆ #transmigrasi #family #brothership #bromance #cerpen