"babe, bangun sayang... maafkan aku"
Ricard menatap sendu ke arah seseorang yang terbaring lemah dengan beberapa alat medis di tubuh nya.
dia Askar.
saat Askar pingsan mereka membawa nya kerumah sakit. dan dokter menyatakan bahwa Askar koma entah sebab apa.
mereka yang mendengar nya paham. Askar tengah memahami semuanya.
kini di ruangan VVIP itu hanya terdapat Askar yang tertidur, dan Ricard. Reynand dan kedua anaknya yang lain tengah mengurus perusahaan yang mendapatkan beberapa Kendala.
lalu tak lama mereka datang.
"bagaimana?" tanya Ricard menanyakan para tikus yang berani nya mengusik Reynand.
"cih, Hanya tikus miskin. tidak ada yang penting" jawab Reynand sambil pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
jangan salah. ruangan itu sudah seperti apartemen. ruang kamar yang luas, terdapat Lemari, dapur mini dan kamar mandi.
"tunggu, kemana dua Curut itu?" Reynand mendengus.
"mereka pergi ke kantin" Ricard mengangguk kali ini tak menahan papa nya masuk ke kamar mandi.
cklekk...
brughh..
"makan" Ricard mendengus. Kaka kedua nya itu dengan kurang ajar nya melempar sebuah makanan, untung saja Ricard dapat menangkap nya.
"bagaimana?" tanya si sulung sambil memperhatikan adiknya.
"hufh, belum ada perubahan" Williams mengangguk. di hampiri nya ranjang adiknya dan menatap sosok itu dengan sendu.
tangannya tergerak ingin mengelus lembut pipi adiknya. namun..
plak!
"jangan menyentuh nya dengan tangan busuk mu itu!" ujar Ricard ngegas setelah menggeplak tangan sang Kaka.
"tsk!"
"haha cukup menghibur. sebaiknya kita membersihkan diri bergantian" -claude
Williams mengangguk dengan acuh.
cklek..
Reynand keluar dari kamar mandi. sudah lengkap dengan pakaian nya yang terkesan santai. hanya menggunakan kaos pendek dan celana hitam panjang.
"kalian sudah datang rupanya. bersihkan diri sana" Williams dan Claude saling pandang. keduanya lantas berlari untuk mendahului satu sama lain.
"sialan! awas! aku yang duluan!" Williams mendorong adiknya yang menghalangi pintu kamar mandi.
Claude berdecih dan menatap remeh si sulung.
"sayang nya aku tidak mau! bye"
BRAKK!
"BANGSAT!"
"ekhem" Reynand menatap tajam Williams yang mati kutu. Reynand tidak mentoleransi kata kata kasar.
"maaf aku salah, dia menyebalkan"
Ricard menatap kaka nya itu malas "sejak kapan kau begitu kekanakan Begini?"
"sejak aku lahir! puas kau!"
"fftt.."
mereka semua terdiam mendengar suara tawa yang tertahan. lalu tatapan mereka teralih ke arah ranjang di mana Askar yang sudah membuka matanya dan tersenyum kecil pada mereka.
"ini siang atau pagi?" tanya Askar menatap ke arah jendela yang menampilkan langit yang terang benderang begitu cerahnya.
"a-askar" Reynand menghampiri anaknya dengan air mata berlinang.
juga Ricard dan Williams yang hanya berkaca kaca merasa terharu ingin menangis namun gengsi.
"iya, ini Askar papa. Askar pulang" Reynand membawa tubuh itu untuk ia peluk dan rengkuh. Askar membalas pelukan itu dengan erat.
dirinya sudah mengingat semuanya dan melihat bagaimana hancurnya mereka dulu saat dirinya pergi.
"baby papa" Reynand melerai pelukan itu dan menatap sendu anaknya.
"aku bukan bayi lagi papa" Askar mendelik, apa apaan panggilan bayi itu.
"papa tidak perduli. papa ingin menebus dosa papa yang melewatkan pertumbuhan anak papa ini" Askar terpaku. tersenyum menyambut tangan ayahnya yang mengelus pipinya.
"iya papa, jangan merasa bersalah. itu sudah lalu" air mata itu semakin mengucur deras. anak nya, anak yang dulu begitu ia benci ini kini sudah besar dan begitu mirip dengan nya. dengan mendiang istrinya.
'aku minta maaf sayang aku minta maaf'
"papa, boleh bangun? berat btw"
***
cerita ini mau selesai, tapi ending nya kayak gimana ya? ada masukan?
komen ya guyss!
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi? ✔️
Short Storycerita ini hanya mengisahkan keseharian Leo setelah dirinya transmigrasi ke dalam novel dan menempati raga figuran yang hidupnya cukup membosankan. ∆∆∆ #transmigrasi #family #brothership #bromance #cerpen