5

6.6K 610 31
                                    

"p-papa?" ujar Leo sedikit gugup. melihat senyuman aneh itu sedikit membuat Leo takut.

"yes baby"

'ugh, kenapa memanggil ku bayi?'

pria yang lebih dewasa dari Leo itu berjalan ke arah ranjang. Leo refleks terduduk mengamati ayahnya yang berdiri di depannya.

"anak papa" lirih pria itu menatap dalam manik yang sama dengannya, biru laut.

"kenapa" tanya anak itu yang mulai jengah. setelah berdiri di depannya pria itu hanya diam mengamati nya dengan ekspresi rumit.

"mandi, sarapan" dan setelahnya dirinya pergi begitu saja.

"aneh"

skip..

saat ini Leo tengah berkutat dengan berkas berkas kantornya. dirinya berada di ruangan papa nya atas perintah Reynand sendiri.

cklek...

"Kaka!"

Leo menghela nafas. adik menyebalkan nya itu tak henti hentinya mengganggu setiap aktivitas nya.

"ada apa"

dengan kurang ajar nya Ricard duduk di pangkuan Leo yang membuat nya lagi lagi menghela nafas.

"Ricard tur--

"ga! Ricard mau di sini. Kaka diem aja kerjain itu, jangan hiraukan Ricard"

akhirnya dengan perasaan kesal Leo terpaksa melanjutkan aktivitas nya.

Ricard tak tinggal diam. dirinya sedari tadi bergerak gerak. membuat Leo kesal bukan main. lalu tangannya dengan lancang nya memainkan kancing kemeja atas Leo. membuka nya dan mengelus tulang selangka sang empu.

"eugh... Ricard apa yang kau lakukan?" Leo benar benar risih bukan kepalang. Ricard mendongakkan kepalanya menatap Leo dengan polos.

"Ricard mau cium Kaka"

stresss! pikir pria itu.

cup, bite!

"argh!" pria itu menggeram begitu merasa kan sebuah gigi beserta taring yang menggigit tulang selangka nya. tulang itu woi kebayang ga sakitnya.

"s-sakit Ricard" gumam nya. itu benar benar sakit pikirnya. sementara itu si pelaku menatap hasil karya nya yang begitu cantik.

mengelus nya lembut dan tersenyum senang.

'miliku'

"turun!" Ricard menurut. turun dari pangkuan Leo menatap pria itu dengan mata polos.

"makasih Kaka! Ricard pergi dulu xixi!" anak itu berlalu menuju keluar membuka pintu dan menutup nya dengan cara di banting.

BRAK!

Leo meringis pelan mengelus bekas gigitan yang begitu kentara. dengan darah yang sedikit mengalir. akhirnya dirinya membiarkan kancing baju nya terbuka, jika luka itu tergesek sedikit itu akan begitu sakit.

cklek..

"Askar apa ya--

Reynand dengan tergesa gesa menghampiri Leo yang kebingungan di kursi nya. papa nya itu menatap tajam ke arah leher nya.

"ada apa papa?" Reynand tak menanggapi. matanya menatap tajam sang empu yang menghela nafas panjang.

'apa lagi ini'

"siapa?" Leo mengkerut bingung. apa yang siapa?

"siapa, apa papa?" Reynand mengangkat tubuh aga bongsor itu dan dirinya duduk dengan memangku sang empu yang kaget bukan main.

"p-papa aku--

"diam!" Leo mengatupkan bibirnya rapat takut pria itu semakin marah padanya.

pria itu memfokuskan pandangan nya pada leher sang anak yang terdapat bercak ke inguan juga bekas gigitan di tulang selangka anaknya yang begitu jelas.

"ini?" Leo paham apa yang di maksud papa nya.

"Ricard, dia gigit ak--ARGHH"

Leo memekik kencang dengan tangan yang meremat kemeja papanya hingga kusut.

gila mereka gila! pikir nya. bagiamana tidak gila, kali ini pria tua itu yang menggigit tulang selangka nya tepat di bekas gigitan Ricard.

"sekarang tanda nya sudah hilang. ssttt berhenti menangis i'm sorry babe"

Leo tak mendengar kan. dirinya menaruh kepalanya di perpotongan leher papa nya. dirinya sibuk menangis antara sakit kesal juga takut.

'aku normal plis'

***

transmigrasi? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang