Bab 4 - Hari keberuntungan

11 4 3
                                    

16 Juli 2012

“Selamat pagi anak-anak.” Sapa seorang wanita paruh baya dengan berpenampilan rapi yang sepertinya ia adalah wali kelas mereka.

“Selamat pagi bu.” Jawab mereka serentak.

“Perkenalkan nama saya, Sri Agustina, kalian bisa panggil saya ibu Sri, mulai saat ini saya akan menjadi wali kelas kalian, saya harap kita bisa saling mengenal satu sama lain dengan baik, kalian paham?”

“Paham, Bu!”

“Baik, untuk hari ini ibu tidak akan memberi materi kepada kalian, karena hari ini di khususkan untuk perkenalan, karena ibu sudah memperkenalkan diri ibu, sekarang giliran kalian memperkenalkan diri kalian masing-masing,  tapi untuk itu ibu akan kasih chalenge menarik untuk kalian.” Ucap wanita paruh baya itu dengan senyuman manis di bibirnya.

“Apa itu Bu?” Tanya seorang siswa yang duduk di bangku paling belakang.

“Pertama, kalian semua harus keluar dari kelas ini dan menunggu di luar, ibu akan kasih izin masuk kalian kembali setelah selesai melakukan tugas, kalian setuju?”

“Setuju.....” semua siswa dikelas ini berhamburan keluar ruangan sesuai perintah Bu Sri yang kemudian pintu kelas itu ia tutup setelah memastikan bahwa semua siswa telah berada di luar kelas.

Ternyata hal yang ia lakukan dalam kelas itu adalah menukar tas milik siswa dan meletakkannya secara acak, namun ia letakkan pada setiap tas milik siswa di satukan bersama tas milik siswi, dan setelah semuanya selesai ia pun membuka pintu dan mempersilakan anak didiknya kembali masuk ke dalam ruang kelas.

“Kalian boleh masuk dan cari letak tas kalian masing-masing, dimana letak tas kalian berada, maka di situlah tempat kalian duduk untuk hari ini sampai seminggu ke depan.”

Sorot mata Sherina bergerak mencari keberadaan tasnya, yang semula ia simpan pada meja urutan kedua dari depan sebelah kanan bersama tas milik Ale, ternyata kini tasnya tidak berada di tempat semula, hingga akhirnya ia menemukan keberadaan tas-Nya berada di urutan bangku pertama pojok kiri, ia pun segera menurunkan tubuhnya pada kursi yang berada pada meja tersebut.

“Hai, gue Sagara Wiratma, bisa dipanggil Saga.” Seorang pria bertubuh ramping yang tinggi badannya sekitar 160cm dan berkulit putih itu merentangkan telapak tangan untuk mengajak Sherina berjabat tangan.

Sepertinya Sherina terpesona melihat ketampanan pria yang kini berada di hadapannya, dan sepertinya pria ini adalah pemilik tas yang berada di sampingnya, gadis itu tersenyum sambil membalas jabatan tangan pria tampan itu, “Hai, aku Sherina Belinda, panggil aja Sherin.”

Kedua sejoli itu saling menatap dengan tatapan ramah, Sagara segera mengambil alih kursi yang berada di samping Sherina tempati. Gadis itu nampak bahagia karena ia bertemu bahkan satu tempat duduk bersama pria tampan yang berada dalam kelas ini, ia tidak menyangka bahwa siswa cerdas juga memiliki paras yang tampan, ia pikir manusia yang rajin belajar dan hanya fokus pada materi sekolah tidak akan ada yang mementingkan penampilan, namun ternyata dugaannya salah.

“Baik, karena kalian sudah mendapat tempat duduk dengan teman baru kalian, kini saatnya kalian memperkenalkan diri kalian satu persatu di depan beserta sekolah asal kalian masing-masing.” Perintah Bu Sri yang kemudian dilaksanakan oleh seluruh siswa didikannya.

***

“Halo, teman-teman.” Sherina melambaikan kedua tangan ketika memperkenalkan diri di depan seluruh siswa kelas itu, “perkenalkan namaku Sherina Belinda, asal sekolah SMP NEGERI SATU JAKARTA, aku berharap kita semua dapat berteman baik.” Ucapnya dengan senyuman manis yang membuat para pria dikelas ini terpesona.

Sebelas NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang