Bab 6 - club studi

10 5 5
                                    

"Sherin." Panggil Ale ketika ia berjalan menuju meja tempat Sherin tempati ketika Saga telah pergi keluar kelas karena bel pertanda jam istirahat telah berbunyi.

"Hai, Al."

"Ke lapangan yuk, sekarang lagi ada demo eskul loh, katanya gak ada jam pelajaran setelah jam istirahat karena acara demo sampai bel pulang sekolah."

"Oh ya?" Sherin menoleh dengan membulatkan kelopak mata.

"Ayo." Ale menarik tangan Sherin dengan keras dan membawa sahabatnya itu menuju lapangan utama yang terletak di halaman sekolah.

Seluruh kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia pada sekolah ini telah ditampilkan, dari bidang olahraga, seni, pasukan baris-berbaris hingga club studi, seluruh siswa dan siswi berteriak dan bertepuk tangan dengan meriah ketika setiap penampilan ekstrakurikuler ditampilkan, berbeda dengan Sherina yang sepertinya merasa tidak nyaman berada di tempat ini karena sebetulnya tidak satu pun kegiatan itu yang ia minati, apalagi kini ia berada di luar ruangan dengan paparan sinar matahari yang sangat terik, membuat keringat pada dahinya kini mulai bercucuran sehingga ia khawatir riasan pada wajahnya akan memudar.

"Buat kalian." Seseorang memberikan minuman kaleng dingin kepada Sherin dan Aletha. Giandra, pria yang kemarin sempat menggoda Sherin di depan seluruh teman dan wali kelas mereka.

"Thanks Gian." Sherin menerimanya dengan senyuman manis terhias di bibirnya.

"Btw, setelah nonton semua demo ini, lo mau ikut eskul apa?" Pria itu menduduki sebuah kursi yang berada di samping Sherin.

"Hmm... gue masih bingung, gak ada yang tertarik semua, lo sendiri mau ikut eskul apa?"

"Gue futsal sih kayaknya."

"Bagus, lo pasti suka olahraga ya." Sherin kembali menatap ke arah depan menuju objek yang saat ini menjadi tontonan mereka.

"Lo Aletha kan? Saudaranya Gema yudistira anak dua belas?" tubuh Gian bergerak ke depan dan menoleh ke arah Ale yang berada di samping kiri Sherin.

"Oh iya, lo kenal?" Ale menyahuti.

"Kenal banget gue, kita sering sparing bareng, tanding juga pernah, gue pernah lihat lo waktu itu nganter kak Gem tanding, gue kira lo ceweknya."

Ale tertawa kecil setelah mendengar ucapan Gian, "gue adik sepupunya, kita emang akrab banget soalnya gue juga suka futsal."

"Jangan bilang lo juga mau masuk eskul futsal?" Gian menunjuk ke arah Ale dengan tatapan serius.

Gadis berambut pendek itu tersenyum sambil menggerakkan kedua alis tanpa berkata, tapi tentunya baik Gian maupun Sherin memahami maksudnya adalah mengiyakan dugaan Gian.

"Widih, keren.." Pria itu mengangkat tangan kemudian Ale menyambut dan menepuknya, "berarti mulai sekarang kita adalah team."

Sepertinya Sherin merasa tidak nyaman berada di tengah-tengah kedua orang yang sedang asyik mengobrol, apalagi ia tidak ikut bergabung dalam obrolan itu, rasanya ia seperti seekor kambing congek yang tidak diperlukan keberadaannya, ia pun bergerak mundur dan keluar dari kerumunan orang itu untuk segera pergi setidaknya mencari tempat yang lebih nyaman baginya.

Gadis itu berjalan sambil merapikan riasan wajah yang baru saja terkena keringatnya, ia menambahkan sedikit polesan bedak dengan menggunakan kaca kecil, tapi ternyata karena tingkahnya itu membuat posisi berjalannya tidak seimbang sehingga ia malah menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

***

Brak!!!

Beberapa lembaran kertas beterbangan hingga jatuh berserakan setelah Sherin menabrak seseorang yang ternyata itu adalah Rey, tapi bukannya pria itu marah pada Sherin, ia malah mengacuhkan gadis itu kemudian merapikan lembaran kertas yang berserakan di hadapannya.

Sebelas NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang