Bab 5 - Eskul?

21 7 3
                                    

“Sekarang kita akan membentuk organisasi di kelas, untuk pemilihan ketua kelas, wakil, sekretaris dan bendahara akan di lakukan pemungutan suara masing-masing siswa, saat ini kita memiliki 4 orang yang sudah mencalonkan, Sagara, Sherina, Arga dan Kalina. Silakan kalian tulis satu nama sesuai pilihan kalian.” Ucap Bu Sri sambil membagikan satu lembar kertas kecil kepada seluruh meja milik siswanya.

Mereka pun akhirnya menulis sebuah nama pada kertas yang diberikan oleh Bu Sri dan mengumpulkannya pada meja paling depan milik wali kelas itu, kemudian Bu Sri memerintahkan Ale untuk menulis hasil suara pada papan tulis bersamaan dengannya yang membacakan nama-nama pada lembaran kertas kecil itu.

“Baik anak-anak, penghitungan suara telah selesai, dan yang mendapat suara paling banyak adalah Sagara yang pastinya akan menjadi ketua kelas, di susul Sherina menjadi wakilnya, Arga menjadi sekretaris dan Kalina bendahara, ibu harap semoga kalian dapat bekerja sama dalam organisasi kelas ini dengan baik.” Ucap Bu Sri yang di susul oleh riuh tepukan tangan seluruh siswa.

Yes,  akhirnya gue satu pasang sama Saga, seneng banget bisa berduaan terus sama dia. Ucap Sherin membatin sambil tersenyum dengan menggigit bibir bagian bawahnya.

***

Bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi, Sherin dan Ale pun bergegas keluar kelas untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, kedua gadis yang berbeda karakter itu berjalan bergandengan tangan sambil mendengarkan musik dari ponsel milik Sherin menggunakan sambungan earphone.

Namun ketika mereka hampir sampai menuju gerbang, tiba-tiba saja Ale menghentikan langkah kakinya karena teringat pada sesuatu, kemudian ia melepaskan earphone itu karena Sherin telah berjalan lebih dulu, gadis itu mencari sesuatu dari dalam saku baju seragam hingga tas ransel miliknya, Sherin pun menyadari hal tersebut sehingga ia ikut melepaskan earphone tersebut kemudian berjalan mundur untuk menghampiri Aletha, “cari apa Al?"

"Kunci motor gue gak ada,” Ale sempat berpikir kemudian ia teringat akan sesuatu, “kok bisa sampe ketinggalan sih.” Gadis tomboi itu menepuk dahi kemudian kembali berjalan menuju gedung sekolah.

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika Reynand tiba dan mencegah pergerakan Ale, “ini kunci motor lo?” Pria itu menyerahkan kunci motor itu pada Ale.

Ale menghela nafas lega, karena teman satu bangkunya ini telah menolongnya memberikan kunci motor itu sehingga ia tidak harus pergi jauh menuju kelasnya hingga membuatnya kelelahan, “ya ampun, thanks ya Rey, untung lo nemuin kunci ini.”

“Iya, tadi jatuh di kolong meja pas lo mau pergi.” Ucap Rey dengan tenang.

“Ya, tadi gue buru-buru banget sih, sampe gak sadar,” kemudian Ale menarik tangan Sherina agar bergerak maju dan mendekat ke arahnya, “kenalin sahabat gue, dia satu kelas juga sama kita.”

Sherin merentangkan telapak tangan dengan menarik kedua ujung bibirnya hingga membentuk lekukan sabit, “Hai, gue Sherina Belinda, panggil gue Sherin.

Reynand menerima jabatan tangan Sherin namun ternyata hanya berlangsung dua detik saja, “gue Rey.”

Seketika raut wajah Sherin berubah menjadi sedikit murung, sepertinya ia sedikit kesal pada sikap pria itu yang sama sekali tidak membalas senyumannya. Dih, so’ kecakepan banget nih cowok. Ucap Sherin membatin.

“Gue duluan ya Al.” Pria itu segera pergi tanpa menunggu persetujuan dari kedua gadis yang baru saja ia temui itu.

Sherin menyipitkan kelopak mata ketika ia menyaksikan kepergian pria yang menurutnya sangat menjengkelkan itu, “belagu banget sih temen sebangku lo, Saga yang lebih ganteng dari dia aja ramah sama gue, eh dia malah jutek, segitu juga gue udah kasih senyuman berharga gue ke dia.”

Sebelas NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang