Day 3 - Kualifikasi Awal: KARIR vs Haredang (RZ vs Haru)

102 31 49
                                    

Pertandingan 1

Round: Qualification
Writer: RZSecret05 vs Harusame_Haru
Battle prompt:
"Drama" "Mimpi yang jadi kenyataan"
Amnesia; aku tidak memiliki memori akan ingatan-ingatan sebelum kehidupan pernikahanku. Namun, kami tetap menjalani kehidupan yang sempurna; aku menyayangi wanitaku sepenuh atma. Setidaknya, sampai dia mengusirku dan berkata sambil menangis, "Kamu hanyalah pria sempurna dari mimpi-mimpi malamku yang suatu hari muncul kemudian menjadi nyata. Tidak seharusnya kamu hidup."

●●●

Cermin:

(1) "Siapa kau?" Aku terbangun dalam gulita, melihat sosok yang datang dari cahaya, seorang wanita yang teramat cantik. Dia membelai wajahku penuh kasih.

Tubuhnya kaku, tangannya yang membelai wajahku berhenti. Sinar di matanya meredup, aku bertanya-tanya, mengapa? Ada apa? Apa yang kau pikirkan?

Dia menelan ludah, menghela napas lantas menatapku. Sorot pandangnya penuh keseriusan. Aku tercenung, terjebak dengan mata birunya yang menggoda. "Aku istrimu," katanya, "kau suamiku. Kita seorang pasangan."

Pasangan? Aku terdiam, menatapnya lamat-lamat, aku linglung, tak bisa berpikir benar. Namun, jika apa yang dia katakan benar maka aneh sekali aku tak dapat mengenalinya. Terlebih satu hal .... "Kau tahu siapa aku?"

Anehnya ketika aku bertanya begitu dia terlihat lega, seharusnya aku tahu itu lebih awal.

Kami bahagia, kehidupan pernikahan kami sempurna. Bahkan jika aku amnesia-tidak dapat mengingat apa pun, kami menjalani kehidupan yang diinginkan setiap orang. Kencan pada hari Minggu, mengantar anak sekolah, hingga kecupan setiap malam.

Namun, pada hari itu dia mulai menangis, seringkali kutemukan dia menyendiri dan bergumam hal-hal yang tak kumengerti. Hingga malam itu aku akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan tegas. "Ada apa?" tanyaku.

"Tidak, tidak."

Aku tak percaya. "Jujur padaku."

Akhirnya dia meledak juga, sudah mencapai klimaks. Dia berkata sambil menangis, "Kamu hanyalah pria sempurna dari mimpi-mimpi malamku yang suatu hari muncul kemudian menjadi nyata. Tidak seharusnya kamu hidup."

Aku tercenung, menatapnya. Ingatan samar menghantamku. Perkara eksistensiku, pandanganku mendingin. "Bukan aku yang menjadi nyata," kataku, "kau yang masuk dalam duniaku."

●●●

(2) Aku melihat wanita itu tersenyum lebar bersama dua insan kecil di lengannya. Memanggilnya, "Mama, mama," dengan wajah yang ceria dan mata yang berbinar.

Dengan segelas kopi panas dan juga koran sore hari, aku menatap mereka dari sofa ruang tamu.

"Sofia, dengarkan ibumu, jangan nakal," kataku ketika putriku rewel meminta manisan yang dibatasi oleh istriku.

"Ayah, aku mau manisaannyaa," geramnya. Mendengar adiknya bertingkah seperti itu, kakak laki-lakinya segera menenangkan Sofia.

"Adik ga boleh gitu, nanti sama kakak makannyaa, udah shush shush," Noah berusaha menenangkan adiknya itu sembari mengelus kepala kecil Sofia.

"Ya ampun, kalian berdua ini, jangan bertengkar, jadi anak baik nanti ibu kasih cemilan."

Istriku tercinta, yang bersuara bak malaikat itu memeluk mereka berdua. Kemudian dirinya melihat ke arahku sembari tersenyum. Inilah kehidupan keluarga kami yang penuh hangat dan tawa.

"Lisa, di mana dasiku?" Tiba-tiba dari kamar tempat istirahatku dan istriku, keluar seorang lelaki. Siapa dia?

"Ah, sebentar," jawab istriku.

"Tunggu, siapa dia, Sayang?" Aku berusaha tenang dan bertanya. Terdengar suaraku tersendat dan hampir terisak.

Istriku tidak mendengarkan ucapanku satu patah kata pun. Hingga pria itu lewat di depanku dan keluar dari rumah dengan setelan lengkap. Ya, istriku di sana, dia mengantar kepergiannya dan senyum.

Aku terduduk lemas di tempatku, tanpa berpindah satu inci pun. Lisa kemudian menghampiriku dan mengenggam tanganku sembari duduk di depanku.

"Kamu adalah bagian dari mimpiku malam itu, Jack. Yang kini menjadi nyata," ujarnya lembut.

"Jack, aku sudah kembali ke dunia nyata, aku hidup, dan masa komaku sudah berakhir. Relakan aku pergi, Jack."

●●●

Cermin mana yang lebih menarik? Vote dengan cara komen di salah satu angka di bawah ini:

(1)

(2)

Start: 17 Juli 11.15
Vote ditutup: 18 Juli 11.15

FLC Cermin Tournament Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang