Day 4 - Kualifikasi Awal: Buah-buahan vs Ceya (Arin vs Catris)

118 29 47
                                    

Pertandingan 2

Round: Qualification
Writer: WtnbeRin vs Catrella2
Battle prompt:
"Mystery" "Pesawat yang hilang"
Usai makan, kamu tertidur. Turbulensi membangunkanmu. Sekeliling gelap gulita. Dari jendela, langit menghitam tanpa ujung. Penumpang lain masih pulas di bangkunya, para staff tidak terlihat, sinyal telepon menghilang. Sedang, di tempat lain, kekasihmu jemu menunggu kabarmu dari sepuluh tahun silam. Kasus hilangnya pesawat Airbus A330 secara misterius, ditutup tanpa penyelesaian.

●●●

Cermin:

(1) Guncangan hebat menarik jiwa kembali ke dalam raga. Kuedarkan pandangan ke sekeliling, tak ada yang terbangun karena turbulensi sebelumnya, semua masih terbuai dalam mimpi.

Jemariku lantas mengambil ponsel dari saku. Memandang layarnya lama, jari telunjuk menekan tombol power, menunjukkan potret seorang yang sedang tersenyum lebar. Mengelus foto itu pelan, sebuah desahan keluar dari mulutku.

"Tunggu aku, ya." Sebuah gumaman kukeluarkan, terasa bergema di ruang pesawat yang sunyi ini.

Namun, sudah sejauh pesawat ini melaju?

Pada pertanyaan itu aku memandang jendela yang berada di samping lama.

Memangnya, kita akan sampai tepat waktu?

****

Untuk kesekian kalinya, aku memandang foto berbingkai polos yang diletakkan di samping tempat tidur.

3.650 hari terperangkap dalam harapan semu. Selama itu pula kuyakini diri sendiri bahwa yang terkasih akan datang dan memeluk penuh kasih sayang.

Aku itu lelah, batinku tersiksa. Sembari menunggu detik yang berlalu jadi menit, kupandang sekali lagi foto itu.

"Nad, pengantin wanita sudah bisa masuk." Suara dari arah belakang membuatku menoleh, menaikkan sedikit gaun putih yang kukenakan, aku memasang senyum simpul.

Selamat tinggal. Cinta pertamaku.

Sampai saat inipun, kasus hilangnya pesawat A330 tak terjawab; ditutup dengan alasan yang tak jelas.

●●●

(2) Dalam perjalanan kembali ke Florida, pekerjaanku sebagai arkeolog sudah selesai. Aku mulai menutup mata untuk tertidur. Rasanya tidak sabar untuk bertemu lagi dengan Isabelle.

Jam 4 dini hari. Sepertinya aku baru menutup mata sebentar. Langit hitam gulita di atas kilauan kelam horizontal laut. Pesawat mengalami turbulensi. Guncangan keras terjadi dan penumpang lain masih terlelap dalam tidur mereka.

Mengeratkan sabuk pengaman. Bohong jika aku tidak panik ketika pesawat mulai menukik turun. Sesuatu yang aneh menggeliat di air. Meliuk-liuk di tengah kegelapan dengan sisik ungu berkilauan.

Dia‐‐sesuatu apa pun itu‐‐berhenti tepat di hadapan pesawat kami jatuh. Taring putihnya mencuat, mulut makhluk itu menganga lebar untuk menyambut pesawat kami.

Ini tidak masuk akal. Dari mana makhluk itu datang? Guncangan hebat terjadi sekali lagi. Langit-langit dikejutkan dengan benda putih nan tajam. Saat itu pula, bau busuk masuk ke pesawat kami. Satu per satu mereka yang tadinya bangun kembali menunduk.

Mereka terkena racun. Seperti orang di depanku yang mati dengan badan tertahan sabuk pengaman.

Cairan hijau menjijikkan melubangi dinding-dinding pesawat. Benda menggeliat bagai tali itu membuka mulutnya, mengincar masing-masing penumpang lalu melilit leher-leher mereka. Menelan kepala manusia dalam sekali telan.

Ular-ular itu datang semakin banyak seiring dinding pesawat yang meleleh. Di kaki kami cairan hijau mengalir dan melelehkan lantai serta bangku pesawat. Mereka yang sudah mati tanpa kepala jatuh, ikut meleleh seperti yang lainnya.

Dari belakang, sesuatu yang licin mencekik. Kepalanya di hadapan wajahku, mendesis marah.

Isabelle, maaf, aku tidak akan pernah pulang.

"Ketemu juga kau, pencuri."

●●●

Cermin mana yang lebih menarik? Vote dengan cara komen di salah satu angka di bawah ini:

(1)

(2)

Start: 18 Juli 11.55
Vote ditutup: 19 Juli 11.55

FLC Cermin Tournament Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang