Epilogue

915 76 33
                                    

Song for this chap
Over You_Daughtry
⏩Shadow Of The Day_Boyce Avenue

Sarasota, Florida

Sudah hari kedua aku menetap untuk keperluan tugas kuliah. Bersama tiga teman lainnya, kami sudah menyelesaikan makalah dan film pendek untuk bukti, tinggal 80% merampungkan tugasnya. Sore itu ketua grup, Adam, memberi kami free time sanpai jam tujuh sebelum kembali berkumpul. Besok siang kami sudah harus kembali ke Detroit, jadi aku tak mau menyia-nyiakan waktu untuk keluar dan melihat-lihat.

Tak jauh dari tempatku menginap, ada pantai yang pernah kudengar menjadi salah satu yang wajib dikunjungi di Amerika Selatan. Berbekal kamera digital yang dikalungkan di leher dan hanya memakai rok warna peach selutut dan kaus putih polos tanpa lengan, aku melangkah menyusuri jalan menuju pantai. Musim panas hampir berakhir, tapi cuaca masih bersahabat melihat langit yang cerah dan pantai yang ramai oleh turis domestik maupun luar.

Hanya butuh jalan kaki lima belas menit untuk sampai dan bisa kulihat palang bertuliskan Siesta Beach. Hamparan pasir putih yang bersih, ditutupi kelompok-kelompok payung dan kursi-kursi untuk berjemur. Ada beberapa pohonkelapaa di tepi pantai arah barat. Bagian yang lebih sepi. Aku turun dan menyisir bibir pantai sambil menenteng converse putihku, menikmati jilatan ombak yang sudah berbentuk buih di kakiku.

Aku berjalan menjauhi bagian pantai yang ramai, menghirup bau laut. Setelah jauh dari kebisingan, sekarang deru ombak yang bergulung dan lenguh burung camar di langit terdengar jelas. Sunyi dan menenangkan. Sudah lama sekali aku tidak datang ke pantai, melupakan sensasinya yang melegakan.

Aku akan berada disini sampai sunset. Mumpung cuaca mendukung. Tak terasa, aku sudah berjalan cukup lama dan memutuskan berhenti. Memandang ke lautan luas. Saat mengedarkan pandangan, kudapati tak jauh dari tempatku berdiri ada sekelompok orang yang tampak sedang berpesta. Dibawah naungan pohon kelapa yang melingkar, tertata beberapa kursi berbentuk bulat dengan bantal-bantal dan ada api unggun di tengah mereka. Ada dekorasi pita yang meliliti batang pohon kelapa, tersambung ke tenda kecil yang berada di belakang. Aku menatap lebih intens, melihat di bawah tenda itu terdapat alat untuk bbq dan sederet kotak kecil semacam kulkas. Beberapa orang duduk diatas batang kayu menghadap ke laut, ada yang sedang berbincang dengan minuman di tangan dan bermain gitar.

Aku memperhatikan satu-satu. Lebih banyak laki-laki daripada perempuannya yang semua pakai bikini. Ada juga anak perempuan kecil yang sedang berlari-lari bersama wanita yang mungkin ibunya. Lalu, mataku menangkap seorang lelaki shirtless yang datang dari balik tenda dan duduk di batang kayu bersama dua orang lainnya. Aku terkesiap. Jantungku seperti berhenti berdetak seketika, kakiku berpijak ke pasir dengan sangat kaku.

Tidak mungkin.

Itu Harry. Bagaimana bisa ada dia disitu? Semakin kuperhatikan, semakin kusadari yang duduk di batang kayu itu ternyata Liam dan Louis. Lalu, yang main gitar dan duduk dikelilingi dua gadis cantik itu Niall. Satu yang tak kulihat. Zayn. Aku memalingkan wajah dengan perasaan campur aduk.

"Lily?" Sebuah suara mengejutkanku. Aku menoleh dan mendapati Zayn berdiri di sebelah kiriku, semeter jauhnya dan memasang raut kaget. Dia memakai t-shirt merah tanpa lengan dan celana pantai pendek selutut bermotif bunga-bunga.

"Za...zayn?" Gagap, aku tak bisa berkata-kata.

Zayn langsung tertawa. "Astaga, benar ini kau? Lily, bagaimana kau bisa ada disini?"

Kujelaskan secara singkat tentang tugas kuliahku dan bagaimana aku bisa sampai berjalan kesini. Zayn menggeleng takjub, lalu pandangannya terarah melewati bahuku. "Aku baru mau kesana, kau mau ikut? Kami sedang menghabiskan waktu sejak kemarin dan Florida memang tempat yang menyenangkan. Lihat, pantai ini bagus kan?"

Where Do Broken Hearts Go?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang