25.

688 62 6
                                    

Song for this chap:
⏩Right Now_One Direction
⏩They Don't Know About Us_One Direction

ANNOUNCEMENT!! CHECK MY NEW FF TITLED "IRRESISTIBLE". Casting Harry Styles, Cara Delevingne and Kendall Jenner. Cek dan baca ya muehehehe :3 kl suka kasih vomments nya xx

-

Sabtu pagi itu, aku sudah bangun untuk membantu Ibu menyiapkan toko roti yang akan buka. Kaylie juga membantu di dapur dan kami cukup sibuk sampai toko buka karena banyak pembeli yang datang.

"Lily! Tolong pergi ke supermarket dan belikan lima bungkus tepung terigu dan lima kotak telur. Kemarin Ibu lupa membelinya sehabis dari toko Mrs. Mary." Seru Ibuku dan muncul memberikan sejumlah uang serta catatan belanja.

Aku mengiyakan dan melepas celemek dengan cekatan. Lalu, berlalu lewat pintu toko dan berjalan menuju supermarket yang tidak begitu jauh dari rumah. Sesampainya disana, segera kuraih keranjang belanja dan mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan bahan-bahannya, karena aku hafal mati tempat-tempat dan rak supermarket ini.

"Nah, sudah lengkap semuanya." Kumasukkan bungkus terakhir tepung terigu dan mencermati isi keranjang, menghitung semua belanjaan. Setelah yakin, aku bergegas berjalan menuju kasir untuk mengantri.

Seraya menunggu giliran membayar, pandanganku menyisir seisi supermarket yang pagi ini sudah cukup ramai. Bahkan aku baru menyadari hiasan Halloween sudah dipasang di sudut-sudut ruangan, padahal perayaannya masih sekitar dua minggu lagi.

Sedang asyik menganggumi dekorasi Halloween yang lucu-lucu, satu suara menyebut namaku. Aku menoleh dan membelalak menatap Martha McKinney di kasir sebelah, sedang mengantri bersamaku.

"Oh, benar itu kau. Sedang apa kau, Lily? Membeli....bahan-bahan membuat kue?" Diliriknya isi keranjang belanjaanku.

Aku mengulas senyum singkat dan mengoreksi. "Roti. Untuk toko rotiku."

Martha manggut-manggut, masih memperhatikanku. Lalu, ia kembali berbicara dengan datar. Melupakan nadanya yang dibuat ramah untuk berbasa-basi tadi. "Aku melihat beritamu dan Harry kemarin. Sialan, kau pergi keluar dengannya dan berangkulan layaknya sepasang kekasih?"

Aku menegang seketika, kenapa gadis menjengkelkan ini harus membahas topik yang selalu kuhindari. Di supermarket pula. Bukan tempat yang bagus untuk membahas berita kemarin sore, bukan? Tidak membalas perkataanya, Martha melanjutkan sambil tersenyum sinis.

"Aku juga lihat kau sudah berganti pakaian kemarin. Kau merengek pada idolaku itu, huh, untuk membelikanmu baju baru karena kau mengotorinya dengan float? Apa yang kau katakan padanya sehingga Harry mau mengabulkan rayuan mautmu itu, Lily?" Ia terkekeh sinis.

Mataku melebar tidak percaya. Aku memang dibelikan baju baru tapi Harry yang memaksa, aku cukup tahu diri untuk tidak berteriak di depan muka Martha saat itu juga. Yang kulakukan, hanya menjawabnya pelan, masih mengusahakan senyum yang sudah datar. "Maaf, Martha. Tapi, aku tidak perlu merayu Harry untuk membeli baju itu, asal kau tahu aku tidak semiskin itu."

Ia maju selangkah ketika barisannya sudah memendek. "Oh, apa katamu? Kau jelas-jelas gadis miskin yang ingin ketenaran dengan berkencan dengan Harry Styles!" Jeritnya sambil menunjuk-nunjuk.

Aku berusaha bersikap tenang dan menghiraukan ucapannya. Biar saja Martha dikira sakit jiwa berteriak-teriak seperti itu, tapi tak dapat dihindari sekarang orang-orang di sekitar situ sudah mengalihkan tatapan mereka ke arahku. Mencoba bersabar, hanya tinggal satu orang di depanku yang sedang membayar sekarang. Sebentar lagi aku akan keluar dan tidak perlu mendengar ocehan Martha lagi.

Where Do Broken Hearts Go?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang