8/8

165 29 1
                                    


Joanna baru saja memasuki mobil. Dia melihat Jeffrey yang tersenyum senang saat ini. Sepertinya ada kabar bahagia yang ingin pria itu bagi .

"Ada berita bahagia apa di kantor?"

Tanya Joanna saat memakai sabuk pengaman. Membuat raut senang Jeffrey semakin bersinar. Karena dia memang sudah tidak tahan ingin membagi ini dengan istrinya.

"Aku dipromosikan! Gajiku akan bertambah dua kali lipat!"

Joanna yang mendengar itu tersenyum senang. Dia ingin mengucapkan selamat. Namun senyumnya pudar saat melihat Rani dan anaknya mendekat.

Tok... Tok...

Jeffrey panik saat melihat Rani mendekat. Bersama Rian yang ada di dalam gendongan. Membuatnya lekas membuka pintu mobilnya.

"Ada apa, Ran?"

"Rian sakit. Aku mau bawa dia ke rumah sakit. Demamnya tinggi sekali. Mau naik taksi tapi takut kelamaan nanti!"

"Ya sudah! Masuk saja! Aku antar ke rumah sakit sekarang!"

Jeffrey membuka pintu belakang. Sedangkan Joanna diam saja. Di hanya menatap Jeffrey yang panik sekarang. Bahkan menyetir juga tidak tenang. Karena sesekali menengok ke belakang.

Hingga mereka tiba di rumah sakit terdekat. Joanna ditinggal begitu saja. Karena Jeffrey yang panik langsung menggendong Rian. Dibawa masuk rumah sakit bersama Rani yang mengekori di belakang.

Joanna yang melihat itu hanya bisa menangis di tempat. Dia keluar dari mobil dan menenangkan diri di kursi parkiran. Menghirup udara segar agar bisa menenangkan perasaan.

"Joanna? Sedang apa di sini? Siapa yang sakit?"

Joanna mendongak saat ada yang memanggil namanya. Dia Jordan, pria yang pernah dekat dengannya sebelum Jeffrey datang. Mereka berpisah karena Jordan harus melanjutkan studi di Amerika. Sehingga sama-sama hilang kontak dan baru bertemu sekarang. Setelah sekian lama.

"Aku dokter di sini. Ada yang perlu aku bantu, mungkin?"

Jordan duduk di samping Joanna. Pria itu masih perhatian seperti biasa. Dia bahkan mengeluarkan sapu tangan dari saku celana. Untuk diberikan pada si wanita.

"Kamu yang sakit?"

Joanna menggeleng pelan. Dia menerima sapu tangan pemberian Jordan. Lalu dipakai untuk menyeka air mata. Serta hidung yang mulai keluar sedikit cairan.

"Ada kafe dekat sini. Mau ngobrol sebentar? Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan."

Joanna menatap Jordan. Agak lama. Membuat hatinya sedikit goyah.

"Aku sudah menikah, Kak."

"Laki-laki yang membawa masuk anak kecil tadi suamimu? Aku kira—"

Joanna menangis lagi. Membuat Jordan mengusap punggung wanita ini. Meski hatinya juga ikut merasa sakit. Karena mereka pernah saling menyukai.

"Dia sudah punya anak dengan wanita itu."

"Hah? Apa maksudnya? Kamu istri keduanya? Atau kamu menikah dengan duda?"

Joanna tidak menjawab. Namun dia langsung bangkit dari duduknya. Lalu berjalan menuju kafe yang sebelumnya Jordan tunjukkan. Karena dia tidak sanggup bercerita di parkiran.

Dari jauh Jeffrey melihat mereka. Karena dia baru ingat jika datang bersama Joanna. Namun wanita itu tidak kunjung mengekori dirinya. Membuatnya lekas menuju parkiran setelah memberikan Rian pada Rina.

"Jeffrey! Ayo masuk! Dokternya sudah ada!"

Langkah Jeffrey yang ingin mengejar jelas terjeda. Apalagi Rina mendatangi dirinya bersama Rian yang ada di dalam gendongan. Membuat wanita ini agak kewalahan. Karena tubuh anaknya semakin besar.

Selesai memeriksakan Rian dan menebus obat, Jeffrey meminta Rina menunggu di mobil bersama anaknya. Karena dia ingin memanggil Joanna yang sebelumnya berjalan menuju kafe bersama pria yang tidak dia tahu siapa. Ponsel dan tas juga ditinggal. Sehingga dia memutuskan untuk memanggil sekarang.

Ceklek...

Pintu mobil terbuka. Jeffrey datang sendirian. Tanpa Joanna. Membuat Rani kebingungan.

"Loh? Mana Joanna?"

"Dengan temannya. Aku antar pulang sekarang?"

Rani mengangguk singkat. Sedangkan Jeffrey mulai mengangguk pelan. Lalu melajukan mobil dengan pelan. Sembari melirik kiri kanan. Karena mencari keberadaan istrinya. Sebab saat di kafe, dia tidak menemukan Joanna.

10 comments for next chapter.

Tbc...

KIND-HEARTED PERSON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang