10. 30 PMJeffrey baru saja pulang kerja. Dia melihat keadaan rumah yang berantakan. Karena Joanna yang baru saja selesai belanja memutuskan untuk langsung istirahat dan belum sempat merapikan belanjaan.
Bahkan daging beku dan es krim sudah meleleh sekarang. Mengotori bahan masakan lain yang memang masih berada di kresek yang sama. Membuat Jeffrey yang lelah langsung merapikan ini semua.
Jeffrey selesai satu jam kemudian. Dia langsung mandi dan berniat tidur. Namun sebelum itu, dia ingin melihat istrinya yang mungkin sudah tidur sembari mendengkur.
Ceklek...
Jeffrey kesal saat tahu pintu kamar dikunci dari dalam. Seperti biasa. Padahal dia ingin sekali menyelinap masuk ke dalam. Karena bagaimanapun juga ini apartemennya dan Joanna istrinya. Dia jelas berhak tidur di sampingnya.
Terkadang, Jeffrey ingin marah. Dia ingin menuntut Joanna untuk memberikan apa yang sudah menjadi haknya. Namun jika ingat kebohongan apa yang sudah dilakukan, tentu amarahnya langsung memudar. Dia mulai bisa menerima keadaan. Dia pasrah saat Joanna berlaku seperti ini padanya.
"Ada apa?"
Jeffrey terkejut saat pintu kamar tiba-tiba saja terbuka. Joanna keluar dengan hidung merah. Dengan kulit yang sedikit mengelupas di sisi hidungnya. Mungkin karena iritasi sebab telah ditekan seharian.
"Flunya belum sembuh? Mau ke rumah sakit sekarang?"
Jeffrey khawatir. Sebab dia tidak pernah melihat Joanna seperti ini. Mengingat wanita itu sangat memperhatikan penampilan selama ini. Jangankan masalah kulit kering, ada jerawat satu saja dia langsung mendatangi klinik. Apalagi saat sakit. Dia akan langsung meminum obat tanpa disuruh orang lain.
"Aku sudah ke dokter tadi. Ada apa? Tadi kamu mau buka kamarku, kan?"
Tanya Joanna lagi. Kali ini dia mendekatkan tisu pada hidungnya sendiri. Karena cairan bening ingin keluar lagi. Padahal suhu kamar sudah dibuat hangat saat ini.
"Hanya ingin memeriksa saja. Sepertinya flumu makin parah. Apa kata dokter tadi?"
"Flu biasa. Sudah diberi obat juga. Besok juga enakan. Kamu baru pulang?"
Jeffrey mengangguk singkat. Lalu mendekatkan punggung tangan pada dahi istrinya. Karena ingin memeriksa suhu tubuhnya.
"Panas. Kamu makan apa tadi?"
"Bubur, aku beli. Aku mau tidur lagi."
Jeffrey mendorong pintu yang akan Joanna tutup lagi. Sebab dia ingin merawat istrinya yang sedang sakit. Mengingat mereka sudah sah saat ini. Wajar kalau dia sedikit melewati batas kali ini.
"Mau apa kamu!?"
Bentak Joanna karena kesal. Dia tidak suka jika Jeffrey menerobos batasan. Mengingat mereka sudah sama-sama sepakat untuk menjalani pernikahan dengan cara yang berbeda dari yang seharusnya.
"Aku mau merawat istriku! Dia butuh aku!"
Jeffrey masuk kamar. Dia melihat kamar yang berantakan. Isi tas kerja berantakan di atas meja rias. Baju kotor berserakan di depan kamar mandi dan jangan lupa tisu bekas yang bercecer di sekeliling ranjang saat ini.
"Aku buatkan jahe hangat. Setelah ini aku bersihkan kamar."
Jeffrey memunguti tisu kotor yang ada di lantai kamar. Lalu dibuang pada tempat sampah. Kemudian meraih baju kotor yang berserakan juga. Agar bisa dibawa keluar kamar dan dimasukkan pada mesin cuci sekarang juga.
Tidak lama kemudian Jeffrey kembali. Dia membawa segelas jahe hangat yang siap minum saat ini. Sehingga Joanna tidak perlu menunggu lebih lama lagi.
"Habiskan! Aku minta resep dari Mama. Katanya ini ampuh untuk flu dan radang tenggorokan."
Joanna meminum jahe hangat buatan Jeffrey dengan perlahan hingga tandas. Lalu menatap suaminya yang kini membersihkan kamar yang sebelumnya berantakan.
Selesai membersihkan kamar, Jeffrey kembali mendekati Joanna. Wanita itu sedang menyumpal salah satu lubang hidung dengan gulungan tisu. Membuatnya merasa lucu. Namun tidak tega tertawa tentu. Karena Joanna sedang merasa tersiksa saat itu.
"Mau aku belikan inhaler?"
Joanna menggeleng pelan. Dia menarik selimut agar semakin menutupi badan. Sebab dia sedang kedinginan.
Jeffrey mendekat. Dia memeluk istrinya. Karena tahu wanita itu kedinginan. Meski sempat mendapat penolakan awalnya. Namun tidak berlangsung lama. Karena Joanna lelah menolak dan akhirnya terlelap tidak lama kemudian.
10 comments for next chapter.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
KIND-HEARTED PERSON [END]
RomanceJoanna dan Jeffrey saling mencintai. Orang tua juga sudah merestui. Teman-teman dan lingkungan tentu mendukung sekali. Namun di akhir persiapan ada masalah besar mendatangi. Hingga pernikahan terancam gagal terjadi.