11. 30 PMJoanna baru saja pulang. Dia melihat Jeffrey yang lagi-lagi sedang duduk di sofa. Menunggu dirinya mungkin saja. Seperti biasa.
"Kita perlu bicara!"
Joanna yang akan langsung masuk kamar langsung berhenti berjalan. Dia juga menolehkan kepala. Menatap Jeffrey yang kini sudah bangkit dari sofa. Lalu mendekat ke arahnya.
"Tentang apa?"
"Tentang kita, tentang pernikahan kita dan tentang laki-laki yang sering kamu temui pada satu bulan ke belakang."
Joanna kesal. Dia langsung menghadap Jeffrey yang kini sudah berdiri tepat di belakangnya. Dengan mata berkaca-kaca.
"Aku tidak pernah mempermasalahkan kamu yang satu bulan ini sering menemui anakmu, lalu kenapa kamu mempermasalahkan aku yang menemui teman lamaku?"
Iya. Jeffrey memang mulai dekat dengan Rian. Dia sering mendatangi anak itu diam-diam. Saat pulang kerja. Karena Joanna mulai menolak dijemput pulang.
"Aku juga lelah dengan semua ini! Aku tidak mengerti hubungan macam apa yang sedang kita jalani! Kalau kamu memang sudah tidak sanggup dengan semua ini, lebih baik akhiri! Aku tidak masalah jika harus menjadi janda secepat ini!"
Jeffrey menggeleng pelan. Dia berusaha meraih tangan Joanna. Namun wanita itu terus menghindar. Karena tidak ingin memperbaiki hubungan. Sebab baginya, pernikahan ini sudah rusak sejak awal.
"Aku tidak mau! Aku tidak akan menceraikan kamu. Aku tahu aku salah. Kesalahanku sangat fatal. Tapi tidak bisakah aku mendapat kesempatan? Aku akan memperbaiki ini semua. Kita akan baik-baik saja. Kita bisa menjalankan pernikahan dengan normal seperti orang-orang di luar sana."
Joanna menggeleng cepat. Dia benar-benar sudah tidak bisa melanjutkan ini semua. Dia merasa Jeffrey tidak serius dengan ucapannya.
"Aku tidak bisa! Kita akhiri saja pernikahan kita! Supaya kamu bisa fokus mengurus Rina dan Rian!"
Joanna langsung masuk kamar. Dia juga mengunci pintu dari dalam. Tidak ingin suaminya ikut masuk juga.
Jeffrey? Dia hanya bisa menangis di tempat. Dia tidak ingin pernikahannya gagal. Dia tidak ingin berpisah dengan Joanna yang sudah dianggap sebagai cinta terakhirnya.
Sehingga dia memutuskan untuk menemui Jordan. Berbicara dengannya. Karena dia tahu jika Joanna seperti ini karena pengaruh cinta lamanya juga.
Iya. Diam-diam Jeffrey sudah mencari tahu tentang Jordan. Tentang latar belakang keluarga, pendidikan dan pekerjaannya. Tidak lupa hubungannya dengan Joanna juga. Sehingga dia tahu jika selama ini istrinya selalu pergi bersama Jordan setiap pulang kerja.
Mereka makan bersama dan mendatangi tempat-tempat terbuka. Sehingga Jeffrey tenang saja. Karena merasa jika istrinya butuh teman dan suasana baru juga. Dia tidak marah jika pertemuan mereka masih dalam batas wajar. Dalam artian tidak masuk ke ruangan tertutup berdua saja.
9. 30 AM
Besoknya, Jeffrey menyempatkan diri untuk menemui Jordan. Karena dia sudah mendapat kontak si pria. Sudah menghubungi juga sejak semalam. Namun baru bisa bertemu sekarang.
"Jordan, kan?"
Pria yang baru saja Jeffrey temui langsung bangkit dari kursi. Mereka bersalaman lalu sama-sama duduk sembari saling menghadap kali ini. Guna membicarakan hal penting.
"Kapan kalian akan bercerai?"
Todong Jordan tiba-tiba. Tanpa menunggu Jeffrey menyamankan duduknya. Sebab dia tahu Joanna tidak bahagia dalam pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIND-HEARTED PERSON [END]
RomanceJoanna dan Jeffrey saling mencintai. Orang tua juga sudah merestui. Teman-teman dan lingkungan tentu mendukung sekali. Namun di akhir persiapan ada masalah besar mendatangi. Hingga pernikahan terancam gagal terjadi.