3/3

225 40 14
                                    


Keesokan harinya.

Joanna baru saja masuk kerja. Membuat teman-temannya terkejut tentu saja. Sebab Joanna cuti seharusnya.

"Loh? Bukannya kamu cuti?"

Joanna menggeleng dan tersenyum kecil. Lalu menduduki kursi. Dengan raut pucat pasi. Karena takut mendapat hujatan dari teman-teman kantornya saat ini.

Iya. Pernikahan Joanna dan Jeffrey gagal. Semalam dia sudah mengatakan hal ini pada orang tua.

Mereka kecewa, karena pernikahan si anak pertama jelas sudah lama mereka impikan. Namun mereka tidak mau juga jika Joanna menikah dengan laki-laki yang sudah memiliki anak diam-diam.

Joanna mulai bekerja. Dia belum siap mengatakan pada orang-orang jika dia gagal menikah. Karena bagaimanapun juga ini aib baginya. Sesuatu yang harus disembunyikan dari semua orang.

Hanya ada dua orang di kantor yang sudah tahu Joanna gagal menikah. Satu Sari, team leadernya dan Giana, HRD di kantornya. Karena dia harus berurusan dengan mereka jika mengajukan cuti kerja.

Selama kerja Joanna diam saja. Dia sengaja memakai penutup telinga. Karena tidak ingin orang-orang menegurnya.

Saat makan siang Joannna juga sengaja mendatangi rooftop sendirian. Sembari membawa tumbler minuman yang berisi jahe hangat dari rumah. Sebab tenggorokannya sakit karena menangis semalaman.

Drttt...

Joanna yang akan kembali ke kantor mendapat telepon tiba-tiba. Dari Jeffrey yang memang nomornya tidak diblokir sejak semalam. Sebab mereka perlu mempertemukan orang tua, untuk membicarakan gagalnya pernikahan.

"Halo?"

Kamu di mana?

"Kantor, lah. Aku kerja."

Bukannya kamu cuti kerja? Joanna, kamu—

"Kita tidak jadi menikah. Lalu kenapa aku harus cuti kerja? Lebih baik aku manfaatkan jatah cutiku untuk hal yang lebih berharga. Apa apa? Aku mau kembali kerja!"

Aku dan orang tuaku akan datang ke rumah. Kita harus membicarakan tentang pernikahan kita. Bisa kamu pulang sekarang?

"Aku tidak bisa. Orang tuaku sudah tahu semuanya. Bicarakan saja masalah ini dengan mereka."

Joanna langsung mematikan panggilan. Karena melihat bayangan orang di sekitar. Namun saat mencarinya, dia tidak menemukan. Karena dia takut tentu saja, jika berita tentang pernikahannya yang gagal tersebar. Meski cepat atau lambat orang-orang akan tahu juga.

"Tidak apa-apa. Gagal menikah juga part of kehidupan. Aku harus bisa menerima."

Joanna menarik nafas panjang sebelum kembali kerja. Sebab dia harus menenangkan diri sebelum hilang akal. Karena jika stress, pekerjaannya akan berantakan.

Selesai kerja, Joanna pulang. Dia disambut orang tuanya di teras rumah. Karena mereka ingin membicarakan soal Jeffrey dan orang tuanya yang siang tadi datang.

"Pernikahan kalian tidak jadi batal."

Ucap Liana, ibu Joanna. Wanita itu tampak tegang. Karena dia juga tidak tega berkata demikian. Namun harus dilakukan demi kebaikan si anak.

"Bu—"

"Ibumu benar. Kalian harus tetap menikah. Anak itu yatim sekarang, karena ayahnya meninggal. Itu sebabnya ibunya datang. Dia ingin meminta uang Jeffrey karena dia belum kerja. Dia tidak akan mengganggu hubungan kalian. Joanna, coba pikiran lagi. Kalian saling mencintai, Jeffrey memang salah karena telah berbohong selama ini. Tapi dia sudah menyesali, dia sudah mengaku salah dan sudah meminta maaf tadi. Dia juga bilang jika ini yang pertama dan terakhir. Tidak akan ada anak yang datang lagi."

Joanna berkaca-kaca. Karena kecewa. Sebab orang tuanya tampak lebih membela Jeffrey daripada dirinya.

"Bukannya kami membela Jeffrey, Nak. Ibu dan Ayah hanya ingin yang terbaik untuk kamu, untuk kalian, untuk kita semua. Selama ini ibu lihat kalian sangat bahagia. Jeffrey dan keluarganya juga sangat baik pada kita. Pernikahan kalian, bahkan mereka yang urus semua. Mereka keluarga baik, Nak. Ibu tidak akan memaksa kamu untuk memaafkan Jeffrey sekarang. Tapi Ibu minta, pikirkan perasaan orang lain juga. Akan ada banyak orang yang kecewa jika kamu batal menikah."

Joanna sudah menangis sekarang. Dia menatap orang tuanya yang sudah berkaca-kaca. Karena mereka memang sudah tua sekarang. Sudah enam puluhan.

Selama ini mereka sangat menantikan pernikahannya. Begitu juga dengan adik-adiknya. Bahkan mereka sempat merasa bersalah karena menikah mendahului si kakak. Padahal Joanna tidak pernah mempermasalahkan.

10 comments for next chapter.

Tbc...

KIND-HEARTED PERSON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang