10. 30 PMJoanna baru saja pulang. Dia diantar Jordan. Karena tahu jika mobil Jeffrey sudah tidak ada lagi di parkiran rumah sakit tempat Rian diperiksa.
"Dari mana? Dengan siapa? Kenapa pergi tidak bilang? Tanpa bawa Hp pula."
Tanya Jeffrey yang sejak tadi duduk di sofa. Dia masih memakai pakaian kerja. Karena gelisah menunggu kepulangan istrinya.
"Bertemu teman. Bagaimana keadaan anakmu? Sakit apa dia? Pasti karena jauh dari ibunya. Seharusnya Rina tidak kerja. Kamu tahu kalau dia sampai jualan siomay juga? Padahal dia sudah kerja jadi staff admin sekarang. Dia sedang butuh banyak uang, kah? Untuk apa? Apa anakmu sakit keras?"
Jeffrey menatap Joanna lama. Dia kesal. Karena wanita itu malah membahas hal lain sekarang.
"Aku sedang membahas kamu sekarang. Dia siapa? Laki-laki, kan? Aku sempat melihat kalian jalan ke kafe depan. Tapi saat kucari kalian tidak ada."
"Sayangnya aku sedang tidak ingin membahas hal ini sekarang."
Joanna ingin masuk kamar. Namun Jeffrey cegah. Dengan menahan pergelangan tangannya.
"Dia dokter yang pernah dekat denganmu dulu?"
Joanna tidak menjawab. Dia hanya menarik tangan. Lalu bergegas masuk kamar. Karena enggan membahas hal ini lebih dalam.
Jeffrey yang tidak mau kecolongan langsung memeluk Joanna dari belakang. Dia mendekap tubuh wanita itu erat-erat. Seperti apa yang dilakukan semalam.
"Aku ingin pernikahan ini berjalan normal. Aku ingin hubungan kita berjalan dengan semestinya. Aku ingin---"
Jeffrey tidak lagi sanggup bersuara. Air matanya sudah membasahi wajah. Namun Joanna justru menjadikan hal ini kesempatan untuk menghindar.
"Tidak bisa. Sejak awal pernikahan ini memang tidak seharusnya ada. Jadi jangan terlalu berharap!"
Joanna melepaskan pelukan. Lalu masuk kamar. Tanpa menoleh pada Jeffrey barang sebentar. Sebab dia benar-benar tidak tertarik memperbaiki hubungan.
Satu bulan kemudian.
Sudah satu bulan joanna menolak dijemput pulang. Lembur alasannya. Sehingga dia selalu melewatkan makan malam bersama suaminya.
Bahkan di hari libur juga. Sebab dia selalu pergi setiap siang. Pulang larut malam padahal besoknya harus kerja.
"Kamu tidak lupa kalau besok kita ada acara, kan?"
"Acara apa? Besok aku kerja. Hari Senin, kan? Bukan tanggal merah juga."
"Iya, malamnya ada acara di kantorku."
"Ah, iya. Aku hampir lupa. Aku tidak bisa ikut. Harus lembur."
Jeffrey menarik nafas panjang. Dia tampak kecewa. Padahal ini adalah hal yang paling dinantikan. Karena dia sudah dipromosikan. Nanti malam adalah perayaannya.
"Memangnya tidak bisa ditinggal sebentar saja? Hanya beberapa jam. Apa kata kolegaku kalau kamu tidak datang?"
"Aku juga punya kesibukan sendiri! Jangan egois!"
Joanna marah. Dia membanting pintu kamar kencang-kencang. Membuat Jeffrey bungkam. Karena tidak ingin membuat istrinya semakin murka.
"Ya sudah, lah. Aku bilang saja istriku berhalangan datang."
Jeffrey akhirnya menyerah. Tidak masalah Joanna tidak hadir di hari bahagianya. Toh, ini hanya berlangsung sebentar. Setelah pulang, dia akan merayakan ini berdua di rumah.
8. 30 PM
Jeffrey sedang bahagia sekarang. Banyak orang yang mengucapkan selamat padanya. Karena dia telah menduduki jabatan yang sudah lama diimpikan.
"Istrimu seharusnya di sini!"
Seru salah satu teman baik Jeffrey. Dia menepuk pundak si teman dua kali. Sebelum pergi. Karena dia membawa istri yang kini ingin segera ke kamar mandi.
"Istrimu tidak datang, Jeff?"
"Lembur dia. Ada deadline malam ini katanya."
Jeffrey merasa tidak nyaman. Dia mulai bergeser di pojokan. Menatap orang-orang yang sedang menikmati pesta. Sedangkan dia hanya menatap sembari membayangkan kehadiran istrinya.
"Jeff, aku lihat istrimu di---"
"Dia datang?"
Jeffrey tampak senang. Membuat si teman yang baru saja berbicara tampak merasa bersalah. Sebab bukan kabar baik yang ingin dikatakan.
"Bukan. Aku lihat dia di mall Roxy. Dengan laki-laki berkacamata. Aku lihat waktu jemput istriku di sana. Biasa, habis nyalon dia."
Jeffrey tampak kecewa. Dia hanya tersenyum pada si teman dan istrinya yang baru saja mendekat. Dengan senyum yang dipaksakan.
10 comments for next chapter.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
KIND-HEARTED PERSON [END]
RomanceJoanna dan Jeffrey saling mencintai. Orang tua juga sudah merestui. Teman-teman dan lingkungan tentu mendukung sekali. Namun di akhir persiapan ada masalah besar mendatangi. Hingga pernikahan terancam gagal terjadi.