-Part 42-

326 72 32
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, Limario akhirnya tiba di negara kelahirannya.

Dengan menahan rasa kantuknya, dia langsung saja mengirim pesan kepada pacarnya itu.

Chipmunk ❤️

-Sayang. Kamu masih tidur? Aku sudah tiba di Thailand nih. Kalau ada apa-apa, kamu kabarin aku ya. Love you-

Setelah mengirim pesan itu, Limario langsung saja menghubungi sang Daddy agar datang menjemputnya.

Setelah hampir 10 menit menunggu, sosok Nickhun akhirnya tiba di bandara.

"Daddy," Limario memeluk sang Daddy.

"Bagaimana perjalanan kamu?" tanya Nickhun.

"Baik-baik saja Dad. Sekarang aku mengantuk," balas Limario.

Nickhun terkekeh kecil "Baiklah. Ayo kita pulang,"

*
*

Di Korea, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan Chaeyoung juga sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.

"Chae, ayo sarapan," ajak Jiyeon.

Chaeyoung berganjak duduk dibangku meja makan dengan rasa canggung. Sejak kejadian dirinya masuk kerumah sakit, ini pertama kalinya dia kembali ke mansion dan itu membuat dirinya merasa canggung dengan kedua orang tuanya itu.

"Apa Limario akan menjemput kamu?" tanya Ha-Won berusaha bersikap akrab dengan sang anak.

"T-Tidak. Tadi malam Rio kembali ke Thailand. Dia punya urusan," sahut Chaeyoung.

"Bagaimana kalau Appa saja yang menghantar kamu ke kampus?" tanya Ha-Won.

Chaeyoung kelihatan ragu namun pada akhirnya dia mengangguk "Tapi nanti Appa tidak perlu menjemput aku karena aku akan kembali ke apartment,"

"Baiklah kalau itu pilihan kamu," balas Ha-Won tersenyum lembut.

Jiyeon ikut tersenyum. Dia bersyukur ketika melihat sang suami yang sudah menghilangkan sikap keras kepalanya itu.

Selesai sarapan, Chaeyoung langsung berpamitan dengan sang Eomma sebelum dirinya akhirnya berangkat ke kampus dengan dihantar oleh sang Appa.

Hanya suasana hening yang menyelimuti keduanya ketika mereka berada didalam mobil untuk menuju ke kampus.

"Chaeyoung," Chaeyoung yang melamun sontak tersentak kaget ketika mendengar panggilan dari sang Appa.

"I-Iya Appa?"

Ha-Won menghela nafasnya dengan kasar "Maafkan Appa. Maaf karena Appa belum bisa menjadi Appa yang baik untuk kamu. Selama ini Appa sudah keterlaluan sama kamu. Tidak seharusnya Appa menyalahkan kamu atas kematian Oppa kamu itu,"

"Tidak Appa. Semuanya memang salah aku. Appa sudah menghalang aku bersama Jeffri tapi aku saja yang terlalu bodoh. Gara-gara aku, June Oppa meninggal," lirih Chaeyoung diakhir.

"Sekarang Appa sudah merestui kamu bersama Limario. Appa harap dia yang terbaik untuk kamu,"

Chaeyoung tersenyum "Terima kasih Appa. Rio memang yang terbaik untuk aku," ujarnya membuat sang Appa ikut tersenyum.

Tidak butuh waktu yang lama, mobil yang dikendarai oleh Ha-Won sudah tiba di gerbang kampus. Namun anehnya, sang anak masih betah berada didalam mobil.

"Chae, kenapa Nak?" tanya Ha-Won.

Cup

"C-Chae duluan Appa," dengan malu-malunya Chaeyoung mengecup pipi Ha-Won sebelum dirinya bergegas keluar dari mobil.

Ha-Won yang pertama kalinya mendapat kecupan dipipi oleh anaknya itu sontak tersentak kaget namun setelah tersadar, dia langsung saja tersenyum haru.





Setibanya dikelas, Chaeyoung langsung disambut oleh sosok Eunwoo yang ternyata sudah berada disana.

"Selamat pagi Chaeng!" sapa Eunwoo.

Dahi Chaeyoung mengernyit "Chaeng?"

"Aku sering mendengar Limario memanggil kamu Chaeng. Tidak ada salahnya aku memanggil kamu Chaeng juga bukan?" jelas Eunwoo.

"Maaf, tapi hanya Rio yang bisa memanggil gue Chaeng. Itu panggilan khusus dari dia untuk gue dan gue tidak suka orang asing memanggil gue Chaeng," jelas Chaeyoung dengan serius.

"E-Eoh," Eunwoo tersenyum canggung "Baiklah, maafkan aku. Mungkin nanti aku akan memikirkan nama yang khusus juga untuk kamu,"

"Tidak perlu. Cukup memanggil aku Chaeyoung seperti yang lain saja," balas Chaeyoung.

"Ngomong-ngomong, dimana Limario?"

"Dia ke Thailand,"

"Secara tiba-tiba? Apa mungkin dia punya orang special disana?"

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Kenapa lo selalu saja berusaha menjelekkan Rio didepan gue?"

Eunwoo kelihatan panik "Chaeyoung-ah, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku-,"

"Cukup," potong Chaeyoung "Asal lo tahu, kedatangan lo benar-benar membuat gue risih. Jadi gue mohon, tolong jangan sok akrab sama gue. Anggap saja gue tidak wujud!" ujarnya penuh penekanan.

"Tapi-,"

Omongan Eunwoo terhenti ketika Chaeyoung kelihatan fokus memainkan ponselnya dan mengabaikan dirinya.

"Ck, sok jual mahal!"

*
*

Sementara itu di Thailand, terlihatlah Limario yang baru saja bangun dari tidurnya dan sekarang dia sudah berkumpul bersama kedua orang tuanya di ruang tamu rumahnya.

"Jadi, apa masalah yang rumit itu?" tanya Limario.

Nickhun dan Tiffany saling tatap sebelum mereka kembali menatap Limario "Lim, kamu kenal sama gadis yang bernama Hansoo?"

Seketika raut wajah Limario berubah. Pertanyaan dari sang Daddy membuat firasat buruk mula menghampiri "D-Dia mantan aku. Bagaimana Daddy sama Mommy bisa kenal sama dia?"

"Lim, kamu tahu kalau restaurant kita itu berada diatas tanah yang kita sewa bukan?" tanya Tiffany.

"Iya Mom. Memangnya kenapa?"

"Pemilik tanah itu adalah orang tua Hansoo. Mereka ingin mengambil kembali tanah itu sehingga restaurant Daddy sama Mommy harus dihapuskan," jelas Nickhun.

"Bagaimana bisa!?" kaget Limario.

"Mereka bilang tidak akan menghapuskan restaurant kita tapi ada syaratnya," lanjut Nickhun.

Limario menelan ludahnya dengan kasar "A-Apa syaratnya?"

"Kamu menikahi Hansoo,"

Deg

Kata-kata yang ditakuti oleh Limario akhirnya terlontar keluar dari mulut sang Daddy.








Akankah kali ini Chaeyoung yang berkorban dengan membiarkan Limario menikahi Hansoo? 🤔




  Tekan
   👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang