dua

29 1 0
                                    

Melihat kedatangan ummi para santriwati dan ustadzah yang sedang berada di situ berbondong-bondong melangkah mendekati kami.

Ummi mengusap tangan ku yang ia genggam dengan lembut seperti nya ia tahu aku sedang gugup.

Menunggu ummi selesai dengan santri nya aku sedang meredakan debaran jantung ku yang menggila aku tak pernah merasakan gugup yang seperti ini.

Apa karena aku menyadari bahwa aku tidak pantas berteman dengan mereka karena kisah hidup ku dulu.

Mengingat itu hati ku kembali merasakan penyesalan, dan aku kembali merutuki kebodohan ku.

" Ndukk " Aku terkejut dengan teriakan keras namun lembut itu, melihat mata semua orang menatap ke arah ku keringat dingin mulai keluar.

Dengan terbata aku menjawab panggilan ummi " N-ngeh um-ummi "

" Ini ustadzah Fatimah yang mengurus segala kebutuhan dan kesehatan santri wati juga nanti bakal jadi wali kelas sampean " Aku buru buru menyalami nya wajah cantik nan manis itu tersenyum menciptakan kurva yang indah.

" Nama kamu siapa sayang "

" Kenanga ustadzah " Ustadzah Fatimah tersenyum lembut mengusap pipi ku yang sekarang masih chubby tidak seperti dulu yang kurus kerontang karena di hisap miras dan rokok, dan narkoba.

" MasyaAllah cantik sekali nama kamu nak " Aku tersenyum, batin ku berkata bahwa semua nya akan baik baik saja.

Yang harus ku lakukan yaitu percaya diri, karena itu adalah pokok utama kita bisa terbiasa di lingkungan baru.

Aku melihat ke arah santri santri wati yang sedang melirik lirik ku, aku tersenyum pada mereka di balas senyuman canggung.

Setelah itu aku dan ummi kembali berkeliling asrama perempuan.

Tak terasa saat ini adalah saat bapak dan ibu pulang aku berpamitan dengan mereka sebelum mereka berangkat.

Air mata menetes ada rasa tak rela mereka pergi, inner child terasa terluka.

Tapi apa daya apa yang bisa kulakukan mobil itu sudah pergi membelah jalanan kota Jogja dan aku aku di bawa ummi ke asrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi apa daya apa yang bisa kulakukan mobil itu sudah pergi membelah jalanan kota Jogja dan aku aku di bawa ummi ke asrama.

Di sepanjang perjalanan aku mencoba menahan air mataku, ummi berhenti di pertengahan jalan ia berbalik menatap ku.

" Jangan sedih ya di sini masih ada ummi sama abah juga ustadzah dan teman teman kenanga jangan merasa sendiri, kalau ada apa apa bilang sama ummi yaa cah ayu " Aku mengangguk kata kata lembut nya berhasil menjebol pertahanan ku air mata ku luruh usaha ku menahan nya sia sia.

Pelukan ummi di tubuh ku membuat air mata ini kembali menetes dengan deras aku aku takut mengotori baju nya.

Aku mencoba menahan air mata ku sekuat tenaga walau aku sedikit terisak setidak nya tidak sampai membuat baju ummi lebih basah.

Ummi tertawa mencubit pipi ku dengan gemas " Uuhh imut nyaa "

Aku tak menjawab nya yang ku pikir kan saat ini pasti wajah ku yang sedang kacau.

" Udah ayo berangkat bentar lagi sampe kok " Kami berjalan sebentar dan akhir nya aku sampai di kamar ku.

Tok..

Tok...

" Assalamu'alaikum ndukk " Panggil ummi, tak lama pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang mungkin umur nya tak jauh dari ku.

Santri wati itu menyalami ummi lalu aku di persilahkan masuk aku mengucapkan terimakasih" Terimakasih ummi udah mau nganterin kenanga "

Ummi mengangguk dan tersenyum lalu mengucapkan salam dan pergi.

Aku masuk ke dalam asrama, terlihat kamar rapih tersebut ada tiga orang di dalam nya satu orang nya yang mengantarkan ku.

" Assalamu'alaikum " Ucap ku dengan senyuman tipis.

Aku meremat tas ransel ku di tatap se intens ini benar benar membuat gugup setengah mati.

" Walaikumsalam " Jawab mereka lirih, ku pikir mereka aku langsung menuding ku dengan berbagai pertanyaan dan sindiran.

Tapi yang ku dapat kan malah pelukan hangat " Wah kita dapet temen baru mana cantik banget lagiii MasyaAllah " Ucap gadis yang memeluk ku.

Aku tersenyum manis, seorang gadis melerai acara pelukan ini dengan menarik kerudung gadis yang memeluk ku " Jangan kenceng kenceng nanti mbak nya gk bisa napas " Omel gadis itu.

Aku reflek tertawa melihat wajah lucu nan mengemaskan itu saat di omeli.

Akhirnya aku memutus kan untuk merapihkan barang barang ku, di sini aku tak bisa semena mena seperti di rumah aku harus belajar bertanggung jawab karena aku sudah mandiri sejak dulu.

Jangan salah paham aku mandiri bukan karena didikan tapi paksaan kehidupan yaaa sudahlah.

Setelah setengah jam akhir nya beres juga semuanya sudah ku tata rapih.

Aku mengelap keringat di dahi ku aku belum terlalu terbiasa memakai hijab rasanya gerah dan sedikit risih.

Bayangkan aku yang dulu sebelum kembali ke masa lalu yang tak pernah menyentuh yang nama nya hijab dan alquran rambut saja aku potong bondol ala gaya anak laki laki.

Dan sekarang aku harus terbiasa dengan hijab ini sedikit butuh perjuangan mengubah kebiasaan ya.

" Em mbak boleh kenalan nggak nih " Aku tertawa kecil " Boleh kok "

Mereka bertiga tersenyum senang " Kenalin mbak aku ariana panggilan nya ana " Ucap gadis yang membukakan pintu tadi.

" Aku aku ema salam kenal ya mbak cantik " Ucap gadis yang memeluk ku.

" Kalau aku Ranti mbak siapa nama nya "

" Kenanga salam kenal nggeh " Jawab ku.

Mereka mengangguk.

Ana melihat arloji nya lalu menatap kami bertiga " Dah mau jam tiga nih ayo buru buru ke kamar mandi sebelum ashar bisa di marahin kita nanti "

Aku mengangguk mulai mengambil peralatan mandi setelah selesai tiba tiba ema menyeretku keluar, aku hanya tertawa kecil sepertinya anak ini termasuk anak yang friendly.

Kami mulai bergantian menggunakan kamar mandi umum yang ada di asrama santri Wati tersebut.

Sekarang aku sedang memakai arloji ku, aku mengambil parfum namun tangan ku di tahan oleh ranti.

" Nggak boleh nga, pake parfum itu nggak boleh " Aku menatap nya aneh kalau tidak boleh kenapa parfum di ciptakan.

Oh iya lupa agama kan banyak.

Aku pun mengambil mukena dan sajadah ku kami berangkat ke mushola bersama.

Masih hari pertama aku masih canggung di sini, berjalan di belakang sambil menggengam tangan erat erat.

Aku gugup.

Asmaradana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang