15

77 13 0
                                    

♡♡♡

15.00

"Kayaknya kita gabisa deh nunggu 24 jam kayak gini, gimana kalo kita terlambat dan kak Seonghwa-"

Perasaan Jongho tak karuan, ia juga tidak bisa tetap tinggal diam disana sedangkan kakaknya sedang dalam ancaman yang sangat berbahaya

"Gue juga gabisa diem terus kayak gini, mereka bisa kapanpun bunuh San sama kak seonghwa" seru Wooyoung

"Gue ada ide sih" kata Yunho membuat semua mata menatapnya

"Nekat gitu kita masuk, yakin bisa bawa mereka keluar atau kita semua yang bakal ikut dikurung mereka" kata  Mingi

"Om gue polisi kalo kalian lupa, cuma ya om gue dinas lumayan jauh dari sini" kata Yunho

"Lo mau minta bantuan om lo tapi diluar dari laporan gitu" tebak Yeosang

"Gaada cara lain, om gue bakal paham sama situasinya"

"Kira kira kalo berhasil bujuk om lo, berapa lama om lo nyape kesini?"

"Sekitar sejam, tapi gue yakin om gur bakal cepet nyampe sini karna urgent"

Yunho segera mengeluarkan ponsel dari saku celana nya, lalu bergegas menghubungi nomor om nya

Disisi lain, ruangan itu semakin gelap seiring berjalannya waktu, San tetap terjaga, ia menjaga Seonghwa yang tertidur dengan pahanya sebagai bantal

Seonghwa sedikit membuka matanya yang terasa berat, wajahnya semakin pucat dan berantakan, ia membenarkan posisi tidurnya tanpa ada niat untuk bangun

Ia merasa dengan tidur rasa sakitnya hilang, jika ia terjaga itu hanya akan benar benar menyiksanya

"Kak, lo kuat ya, kalo sakit dimanapun bilang ke gue, jangan diem oke" kata San ketakutan

Seonghwa tersenyum kecil sambil menggenggam tangan adiknya lembut

Tak ada jawaban dari Seonghwa, ia kembali memejamkan matanya, air mata mengalir begitu saja tanpa terisak

Seonghwa berusaha menahan segalanya meski menyakitkan, jika menyerah adalah pilihan terbaik mungkin ia sudah menyerah sejak semua rasa sakit itu muncul

Namun, San ada bersamanya, berusaha untuk tetap memberinya kekuatan, melihat adiknya yang begitu khawatir menjadi beban luar biasa baginya

"Kenapa nangis kak? Sakit lagi? Dimana sakitnya?" Tanya San

Genggaman tangannya Seonghwa eratkan, dan ia masih menangis dalam diam

"Kak jangan bikin gue khawatir" lirih San

Seonghwa tak memiliki sedikitpun kekuatan untuk bicara, seakan kelu ia tak mampu mengatakan apapun, semuanya yang ia rasakan sangat tak karuan, penglihatannya buram, pening menjalar begitu hebat dikepalanya, mual yang ia rasakan semakin menjadi  sesak yang tak karuan membuatnya kesulitan mengambil nafas dan mengaturnya dengan baik, dadanya terasa panas dan menyakitkan membuatnya ketakutan

Semua itu terjadi di waktu yang sama

San mengingat sesuatu jika Seonghwa collaps, ia harus memposisikan seonghwa untuk duduk menyender

San dengan lembut mendudukan tubuh lemas kakaknya, menyender pada dinding dan bahunya sebagai tumpuan kepala lemas kakaknya

"Kak, lo liat gue, tahan yaa, sebentar lagi pasti kita bisa keluar" San menatap mata berair itu tak kuasa

Seonghwa hanya mengangguk meski setelahnya ia memutuskan untuk kembali memejamkan matanya agar ia tertidur dan rasa sakitnya sejenak dapat ia lupakan

San kesal pada dirinya sendiri, kesal pada keadaan yang memaksa kakaknya berada dalam kesulitan seperti ini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOT TOO LATE | CHOI SAN | PARK SEONGHWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang