10

1K 102 41
                                    

Happy reading

       

      

Jenova duduk termenung di ranjang seraya mengeringkan rambutnya yang basah. Dalam benaknya ia masih memikirkan sesuatu yang janggal. Yaitu kedekatannya dengan Jammie yang terjalin secara tiba-tiba. Baru 2 kali ini mereka bertemu. Tapi kakak kelasnya itu memperlakukannya seolah mereka telah saling mengenal cukup lama. Jenova berpikir bahwa Jammie memiliki sesuatu yang sedang ia rencanakan dan itu berhubungan dengannya.

Kemudian tiba-tiba saja ia teringat akan kue-kue yang berjejer di meja ruang tamu sebelumnya. Jenova belum menanyakan seputar kue-kue tersebut pada keluarganya. Maka ia bergegas bangkit lalu keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Jen, jangan lari-lari di tangga!" tegur Vio dari bawah.

Namun Jenova tak mendengarkan. Ia tetap berlari seraya mengajukan sebuah pertanyaan.

"Buna, kue-kuenya siapa yang kirim?"

Vio menggeleng.

"Buna lupa gak tanya namanya. Tapi yang jelas dia tinggi dan ganteng. Ganteeeeng banget," jawab Vio.

"Tinggi? Setinggi apa?"

"Eumm... Seberapa ya? Yang jelas lebih tinggi dari kamu lah!"

"Lebih tinggi dari Jeno?"

"Iya. Cakep banget Jen. Aura dominannya kerasa banget."

"Iyakah?"

"Iya. Walaupun anaknya ramah, tapi sorot matanya tajam. Hidungnya mancung, bibirnya kecil. Trus suaranya tuh berat banget. Body-nya. Euumm... 11-12 lah sama kamu. Cuma ya itu. Dia tinggi banget."

Jenova mengernyit.

"Sapa ya?" gumamnya.

Ia tahu bahwa kue-kue itu dikirim oleh Jammie. Tapi melalui siapa, ia sungguh penasaran. Karena ia teringat, selama bersamanya sehari ini, Jammie nampak beberapa kali menelpon seseorang. Pertama saat mereka akan keluar dari gudang tempat persembunyian mereka siang tadi. Kedua saat mereka akan pulang. Seseorang tersebut pastinya dekat dan sangat mengenal Jammie. Jenova ingin mengetahui siapa orang tersebut, karena bisa saja ia mendapatkan informasi seputar Jammie darinya.

"Kak Jammie!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Jammie!"

Anak laki-laki berusia 7 tahun itu sontak menoleh. Senyumnya merekah begitu melihat sosok mungil berlari ke arahnya. Ia meletakkan alat tulisnya dan memutar tubuh menghadap anak berpipi gembil tersebut. Kemudian ia bangkit dan merentangkan kedua tangannya. Bersiap menerima pelukan dari anak tersebut.

King Bully & Prince Savior | MarkNo | JaemJenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang