8

745 111 56
                                    


Chapter terpanjang yang pernah di publish, enjoy...

"Lah Em... malah ketemu disini" kaget Fabiola, "Widiii sama abangda Salva juga nih... aduh kacau-kacau para penghuni pace 4 bersatu" sambungnya dengan tawa tertahan

"Siap. Dibilang pace 4 kita bro, sama selebriti terhits di PPU ini" ucap Salva sambil menunjuk Fabiola didepannya

Efraim yang tak mau kalah cepat-cepat menimpali ledekan itu "Menyala emang selebriti hits. Dikejer-kejer mulu dia nih sama fans nya, Sal"

"Kurang hits apa coba, nyokap aja minta videoin ucapan ulang tahun dari doi coiii" goda Salva lagi

"Serius? Yang kemarin minta itu buat Mama lo langsung?" tanya Fabiola kaget

"Yoi. Orang rumah gue tu lagi ter Fabi Fabi cok. Adek gue juga kemarin ngechat pada bilang cegan-cegan. Pada ngeliatin lu semua di tiktok. FYP muluk si" jawab Salva enteng

"Ampun deh kenapa nggak langsung bilang sih. Pake acara kemaren chat gue segala bilang sori ngerepotin, maaf banget mau minta tolong. Apa banget deh lu bang" ucap Fabiola

"Seriusan dia begitu?" tanya Efraim penasaran, "Kok sopan amat lu. Sama gue aja kurang ajar yak" Efraim memandangi Salva di sebelahnya dengan kening berkerut

"Serius. Udah kayak orang mau minjem duit coba, bridging nya panjang bener hahahhaha" tawa Fabiola berderai

"Ya beda lah, kan kita ngechat selebriti mau minta ucapan. Jadi mesti sopan lah. Kalo sama lu mah gue nggak perlu begitu-begituan" seloroh Salva dengan pandangan mengejek pada Efraim

"Emang beda yak kalo udah seleb, perlakuannya aja dibedain" kekeh Efraim

Fabiola yang mulai geli sendiri segera memotong, "Stop ya... males deh bahas seleb-seleb muluk.", "Lu tuh juga seleb ya, Mingyu... Mingyu..." ejek nya membalas Efraim, sengaja sekali suara nya di lebay-lebaykan agar yang di depan ini jadi malu sendiri. Walhasil, yang di goda saat ini jadi diam sendiri

"Mingyu sape Fab?" tanya Salva yang bingung melihat reaksi Efraim

"Itu... ada artis korea bang, pada bilang mirip Efraim. Kalo kata dedek-dedek gemes sih senyum nya itulohhh... ya nggak bro Em?" goda Fabiola dengan tawa meledek

"Widih seleb juga lu artinya Em" canda Salva, "Gue doang nih artinya yang rakyat jelata diantara para taruna hits" lanjut nya sambil menampilkan muka sok nelangsa

"Geli amat muke lu" cemooh Efraim, "Nggak pantes di begitu-begituin"

"Idih..." cibir Salva, "Eh btw Fab, gue baru sadar. Lu sendiri aja nih? Beneran nggak bareng yang lain?" Ia lanjut bertanya sambil melirik kanan kiri

"Nggak. Yang lain udah pada lari dari kemarin sore, gue kena tinggal. Giliran gue ajak lari lagi pagi ini, pada bilang udah capek. Ya karena gue fomo nih bang, sendiri tetep gas lah" jawab Fabiola menjelaskan

"Setau gue pagi ini divisi kalian nggak ada kegiatan kan sampe siang?" Efraim tiba-tiba bersuara memastikan

"Asik... kok tau banget. Kenapa emang?" Fabiola balik bertanya

"Ikut kita aja lah kalo gitu, ke rumah temen gue. Dia tuh udah ngundang dari kemarin, kebetulan rumah nya deket dari sini" ajak Efraim, "Ya nggak Sal?" sikutnya pada Salva yang berada disebelah

Salva cepat-cepat mengangguk "Eh iya, ikut kita aja lah. Silaturahmi sambil numpang sarapan di rumah orang Fab, sekalian..."

"Lah bisa begitu? Kan gue nggak kenal, masa tiba-tiba dateng. Numpang sarapan lagi. Aji mumpung banget gue begitu. Nggak usah ah, gue balik ke rusun aja" tolak Fabiola mentah-mentah

"Ya nggak kenal tinggal kenalan dong. Dia tuh temen akrab gue waktu SD. Gue kenal semua keluarga nya, gapapa lah. Biar bareng bi... lu balik kita anterin. Bentaran doang kok cuman sarapan, nggak ada kegiatan pagi juga kan" Efraim berusaha meyakinkan

"Iya. Lu nggak inget kata-kata Ibu asuh kemaren? Kemana-mana jangan sendiri. Minimal berdua. Lu sih udah pelanggaran ini. Sikap tobat cepet atau gue aduin pengasuh" tambah Salva mengompori

Fabiola yang mendengar itu langsung berjengit geli "Dih. Apa banget tiba-tiba sikap tobat. Bullying nih" kekehnya. "Kalo kalian ngadu ke pengasuh, kalian yang lebih kena lah. Situ taruna kan emang harus jagain taruni..."

"Makanya itu ikut kita ajalah. Jangan sendiri. Kan diajak makan juga bukan diajak nguli" timpal Efraim lagi

***

Sepertinya sang teman yang disebut-sebut Efraim bukan orang biasa, bisa langsung terlihat dari keadaan rumah nya yang memang tidak mencerminkan biasa-biasa saja. Fabiola jadi tambah sensi diajak-ajak seperti ini. Bukan karena rendah diri ya, tapi lebih ke arah malu dan risih. Tidak kenal kok bisa-bisanya malah mau numpang makan. Kan tengsin bok!

Baru saja Fabiola kembali ingin mengeluarkan protes, sang pemilik ternyata sudah keluar dan langsung menyambut mereka persis di pintu depan

"Nah ini yang ditunggu dari tadi! Sampe juga akhirnya lo kesini. Gimana-gimana?" teriak sang teman ke arah Efraim sambil mengeluarkan tangan untuk saling berjabat

"Yoi. Berkunjung juga akhirnya gue" balas Efraim dengan tawa, "Btw kenalin nih, gue bawa temen dua..." lanjut Efraim memperkenalkan kedua bawaannya itu pada sang teman

"Oalah. Salam kenal ya... gue Danu, temennya Efraim waktu jaman SD. Welcome to Kalimantan yak" sahut Danu mengulurkan tangan berganti-gantian pada Salva dan Fabiola

"Siap, makasih bro. Kenalin, gue Salva" ucap Salva saat jabat tangan berlangsung

Fabiola yang disebelahnya hanya mengucap "Salam kenal juga... gue Fabiola"

"Ayokla semua pada masuk... Lu jangan nggak makan yak, Nyokap tuh sampe masak banyak denger kalian pada bisa mampir" ujar sang teman pada Efraim disamping nya sembari menuntun mereka semua masuk ke dalam

Mereka masuk ke dalam ruang tamu yang nyaman, di mana sudah ada beberapa makanan kecil tersaji di meja. Namun, ketika Fabiola memasuki ruangan itu, dia terkejut bukan main melihat sosok yang duduk di sofa.

"Khal?" ucap nya sedikit ragu

Sosok yang di depannya juga sama terkejut, tanpa sadar langsung menyahut "Lah Fab? Kesini juga?"

Dalam TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang