10

951 104 16
                                    

Fabiola melangkah ke arah kamarnya dengan perlahan. Dalam diam sang gadis menekuri lorong rusun, merenungi kebetulan barusan yang membuatnya kembali harus bertemu dengan Khalifah.

Padahal sudah benar dia pergi sendiri, justru malah di stadiun bertemu dengan Efraim dan Salva. Sudah benar pula keengganannya di awal karena sungkan untuk bergabung sarapan, walaupun akhirnya dia tetap ikut juga. Dilalah bisa-bisanya dari segitu banyak nya kenalan yang dimiliki oleh Danu, si teman Efraim semasa SD itu, dia ternyata satu angkatan dengan Khalifah di TN. Sungguh kebetulan yang seperti komedi. Komedi kacau, tentunya.

"Ini beneran kayaknya emang gue bakalan berurusan terus aja sama si Khal. Di setiap kejadian bisa-bisanya dia selalu ada" Fabiola menghembuskan nafas yang panjang kali ini

"Dor! Ngapain lu?"

"Astaghfirullah anak setan!" sembur Fabiola kaget

Nyimas yang mendengarnya langsung mencibir tak terima, "Heh mulut lu nggak sopan deh. Kayak malaikat begini dibilang anak setan!"

"Idih... nggak cocok dong Nys sama kelakuan lu. Bikin kaget aja sih, ntar kalo gue jantungan mau tanggung jawab?" sahut Fabiola keki

"Ya sori deh. Salah sendiri ngelamun di lorong, pake bicara sendiri lagi. Kan gue kira lu kesurupan hehehhehe" kekeh Nyimas dengan raut tak bersalah, "Btw, udah lari nya?" sang teman lanjut bertanya

"Ya menurut ngana gimana ya?"

"Rese lu. Kan gue perhatian makanya nanya" sungut Nyimas

"Utu utu utu... iya deh si paling perhatian. Makasih loh udah perhatian banget sama aku... love you sist..." goda Fabiola dengan gaya yang absurd

"Geli deh" balas Nyimas sambil menepis-nepis lengannya, membalas kelakuan mahluk absurd di hadapannya

"Lah Nys, katanya tadi mau ke kamar cepet-cepet. Kok malah stop disini?" suara Helena bergema, muncul dari arah belakang mereka, "Oh ada Fab ya? Udah selesai larinya?" tanya Helena saat menyadari keberadaan Fabiola yang telah kembali

"Iya kakak... Ini mau ke kamar, eh malah digangguin sama penunggu sini!" ledeknya menyindir Nyimas yang disamping dengan penuh tawa

***

"Oke, artinya fix ya. Mulai besok kita udah harus cicil konten terkait pembangunan tugu. Kita pagi nya ikutin kegiatan kunjungan Pak PJ dulu sesuai arahan protokoler. Baru selanjutnya kita gabung bareng yang lain untuk sosialisasi di sekolah. Untuk sore nya, saat ini kita fokusin dulu buat bantu dan dokumentasiin latihan kirab" hanya ada suara Khalifah dalam ruangan tersebut, memimpin diskusi mereka tentang kegiatan mendatang.

Bukan rapat besar yang melibatkan tiap matra, ini hanya diskusi kecil yang diisi dengan dua orang sebagai pendengar. Bangun di sebelah kanan dan Fabiola disebelah kiri. Kenapa hanya mereka bertiga? Tentu bukan permintaan pribadi ya, ini tugas yang diberikan oleh bagian humas akpol bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten PPU. Selain melakukan penyuluhan tiap hari nya ke sekolah-sekolah, bagian humas khusus meminta mereka untuk secara aktif membuat konten untuk meningkatkan engagement masyarakat mengenai tiap kegiatan yang mereka sedang laksanakan.

Berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata PPU, mereka telah diwanti-wanti bahwa waktu mereka akan banyak tersita karena kedepannya akan lebih sering diminta untuk turut mengunjungi beberapa tempat wisata, ikon dan tempat bersejarah di PPU. Untuk seterusnya, mereka akan sering membersamai kunjungan-kunjungan kerja PJ Bupati. Langkah ini diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya promosi PPU sebagai calon Ibukota Nusantara nantinya, juga untuk turut meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap institusi polri dan akademi kepolisian sebagai turunannya.

"Dari gue sih cukup ya Khal. Gatau Fab, ada tambahan nggak?" tanya Bangun pada Fabiola

"Nggak ada sih. Kita langsung gabung aja ya artinya sama anak-anak? Udah mau mulai kayaknya latihan kirab nya" ucap Fabiola

"Oke, semangat-semangat"

***

Hari itu terasa sangat panjang bagi Fabiola. Padahal ia tidak memegang alat selama kirab berlangsung, tugasnya hanya membagikan flyer dan dokumentasi tipis-tipis, namun latihan tadi terasa sangat melelahkan. Dirinya terus-menerus dikerubungi oleh warga masyarakat yang ingin berfoto atau sekedar ingin dekat dengannya. Langkah nya jadi terbatas dan ruang udara nya terasa sangat sempit, terasa menyesakkan di beberapa kesempatan. Untunglah beberapa rekan taruna yang sedang kebetulan lewat berkali-kali mencoba menyelamatkannya dari kepungan warga yang dirasa terlalu ramai.

Sudah malam, dan dia perlu tidur. Dia sudah bersih-bersih dan akan segera naik ke tempat tidur saat mendegar ada bunyi notifikasi pada ponsel nya. Dengan langkah lelah, dia menegakkan badan di ujung kasur dan memeriksa notifikasi itu. Di sana, dia melihat bahwa Danu baru saja memposting foto mereka berlima di ruang tamunya tadi pagi. Tanpa fikiran apapun, Fabiola merepost foto itu ke akun media sosialnya. Tak berselang lama dari situ,

"Bi! Lu lari barengan Khalifah ya!?" suara Putri melonjak kegirangan

Nyimas yang berada di tempat tidurnya cepat-cepat menyahut "Hah demi apapun? Serius lo Put? Liat dimana? Lari berdua doang ya lu Fab"

"Lah katanya ogah ntar dijodohin netizen lagi" Helena ikut-ikutan bergabung, "Mana foto nya Put, liat" ia melongok ke arah telfon genggam milik Putri

"Nggak woi nggak ada... Gue lari sendirian. Emang aku males kak, kebetulan ketemu doang itu tuh" aku Fabiola mencoba menjelaskan

"Kebetulan apa kebetulan nih? Kok bisa pas banget sih bi..." goda Putri mengedipkan mata ke arah Nyimas dengan senyum jahil

"Serius kebetulan... Gue tuh udah selesai lari, eh malah ketemu Efraim sama Salva terus diajakin sarapan bareng ke rumah temennya. Gue awalnya udah nggak mau tapi mereka maksa. Sampe disana ternyata udah ada si Khalifah, yang ternyata dia juga temenan sama si Danu itu waktu di TN. Jadi ya gitu deh" paparnya panjang lebar

"Bisa begitu ya takdir lu pada. Kebetulan apa kesengajaan tuhan beda tipis kayaknya" kekeh Nyimas menahan tawa

"Bahasa lu deh Nys. Kesengajaan tuhan nggak tuh?" ledek Putri mengejek

"Artinya emang jodoh" tandas Helena

Fabiola yang geli mendengarnya cepat-cepat berucap "Ampun deh bahas-bahas jodoh serem amat"

"Anak tunggal kaya raya loh Fab!" seloroh Nyimas

"Udah punya pacar woi!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dalam TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang