5

939 95 62
                                    


Malam minggu pertama para taruna dan taruni di Penajam Paser Utara akhirnya tiba. Seperti malam-malam minggu lainnya di PPU, ada acara pentas seni dan gebyar UMKM yang diadakan. Kegiatannya langsung dibawah arahan Pj Bupati bersama dengan dinas yang terpilih. Spesial kali ini, acara tersebut ketambahan anggota dari para taruna Latsitardanus ke-44 untuk turut bergabung memeriahkan sekaligus pengenalan kegiatan mereka pada masyarakat.

Di belakang panggung, Fabiola, Khalifah, dan Ledya, salah seorang taruni dari IPDN mendapati diri mereka secara mendadak diminta untuk memandu sesi perkenalan kegiatan Latsitardanus di bagian akhir acara. Fabiola dan Khalifah, yang masih merasa canggung setelah viralnya video sosialisasi mereka beberapa hari sebelumnya, duduk berhimpitan dalam keheningan menunggu giliran mereka naik ke panggung.

"Duh ni kursi kok begini amat sih... mau duduk aja kayak di angkot dempet-dempetan" keluh Fabiola dalam hati "Ini kalo ada yang videoi-in, fix dijodoh-jodohin lagi pasti"

"Dek kita foto dulu yuk..." ajak sang MC, Mas Aryo, memecah keheningan ditengah-tengah break acara "Berempat ya sama Ledya juga"

Saat ini sedang ada persembahan tari kreasi dari salah satu dinas pemerintah kabupaten yang akan diikuti dengan beberapa persembahan lain. Jadi pekerjaan cuap-cuap Mas Aryo didepan rehat dulu untuk sejenak.

"Oke Mas..." jawab Ledya dengan senyum mengembang. Duh cantiknya taruni IPDN satu ini. Jawabannya pun diamini oleh kedua manusia disebelahnya yang dari tadi cuman diem-dieman doang.

"Mba Iis, fotoin kami berempat dongg... mumpung-mumpung nih sama yang lagi viral" pinta Mas Aryo pada salah satu staf pemkab yang lagi lewat

"Oalah Mas... mau juga aku. Gentian ya setelah ini" ucap Mba Iis sambil terkikik "Oke... satu dua tiga... satu dua tiga... nih udah Mas.. gentian aku juga ya. Sendiri sendiri tapi hehehehe"

"Nah kalo yang ini bertiga ya Mas, Mba... biar aku di tengah gitu" ucap Mba Iis pada Fabiola dan Khalifah. Keduanya hanya tersenyum mengiyakan

Selesai berfoto-foto, Mas Aryo lanjut mengajak mereka bertiga ngobrol untuk briefing tipis-tipis. Maklum lah, kan pada dadakan. Mana amatir semua. Jadilah mereka perlu dijelasin apa saja yang perlu dimention dan sedikit belajar sapaan khas masyarakat sana. Biar lebih melokal gitu...

"Ise kabar taka? Betul nggak begitu Mas?" ulang Fabiola memastikan

"Kurang cengkok sedikit tuh. Nanti langsung aja, Ise kabar taka!? Gituuu. Ntar kalian barengan nanya nya diawal" ucap Mas Aryo mencontohkan

"Oke satu dua... Ise kabar taka!?" ucap mereka bertiga kompak

"Buen..." sahut Mas Aryo "Nah udah cocok tuh jadi warlok! Inget-inget ya... Khalifah diawal yang pembukaan. Lanjut Fabiola ajak perkenalan dan Ledya jangan lupa mention nama-nama pejabat teras yang dateng ya" ucap Mas Aryo

"Oke Mas" sahut mereka bertiga

"Oh iya tambahan, nanti salah satu dari kalian pantun dulu ya sebelum puter video selayang pandang nya. Khalifah aja ya? Atau Fabiola? Kalau Ledya udah kebanyakan hafalan dia" tanya Mas Aryo

"Fabiola aja Mas... lebih jago dia" jawab Khalifah cepat-cepat sambil menahan tawa

Fabiola yang disebelahnya pun hanya menerima pasrah "Mau pantun, mau puisi saya mah gas aja Mas..."

"Bismillah kalo gitu" ucap Ledya

"Tiba-tiba Bismillah banget Led" tanya Khalifah menggoda

"Ya buat kelancaran dong Khal... Gimana sik. Aneh lu" cibir Ledya balik

"MasyAllah..."

***

"Amira coba kamu liat, ada bintang nggak malam ini?" ucap Dawes mencoba mengawali gombalan

Fabiola, Khalifah dan Ledya yang menyaksikan dari belakang hanya bisa tertawa geli. Saat ini para taruna sedang menunjukkan bakatnya dan Dawes didaulat untuk melakukan standup comedy. Niat hati sih ingin menggombal, tapi dari awal pertanyaan nya sudah garing! Sebab, langit malam itu terlalu gelap, nggak ada bintang sama sekali yang bisa dilihat.

"Duh ini gimana ya, mana bintang nya?" lanjut Dawes mengamati langit dengan bingung. "Coba Amira itu amati nya baik-baik"

Gadis bernama Amira yang ditariknya dari barisan, hanya bisa menahan tawa "Nggak ada... gelep langitnya" ucap nya sambil malu-malu

"Btw Fab, kita setelah nutup ini langsung balik ke rusun ya. Berdua" Khalifah tiba-tiba berujar

"Lah, tinggal berdua banget nih? Yang lain kemana?" tanya Fabiola keheranan

"Udah pada diangkut duluan. Ini tuh udah setengah 11" ucap nya mendekat. Suara band terlalu kuat, jadilah Khalifah terpaksa memajukan diri ke arah Fabiola

"Hah? Setengah 11 banget nih?" kaget Fabiola. Cepat-cepat Ia memeriksa jam tangan. Waktu menandakan pukul 10.38, sudah larut sekali rupanya. Bisa-bisa nya hanya tinggal mereka berdua taruna akpol yang perlu ke rusun di sana.

Dalam TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang