9

593 101 64
                                    

Keheranan dengan keberadaan sosok yang tengah duduk di ruang tamu tersebut, Fabiola buru-buru berbisik pada Efraim yang berada di sebelah kanannya untuk bertanya, "Ini lo satu SD bareng Khalifah juga Em?"

"Yoi. Sama gue juga bi. Kita berempat sekelas loh waktu SD" selak Salva yang ikut menguping tiba-tiba

"Hah? Serius?" kaget Fabiola

"Serius lah... kita nih sekelas mulu dari kelas 3. Wali kelas kita tuh Bu Sari, guru bahasa Inggris. Lu tau nggak Khalifah jaman SD? Doi masih ngompol di sekolah dong" seloroh Salva berusaha meyakinkan Fabiola yang berada disampingnya

Khalifah yang mendengar nya langsung menyela "Set dah kagak ada begitu woi. Hoax lu"

"Demi apapun...?" Fabiola memastikan

"Demi. Sumpah deh... malu dia tuh makanya sekarang ngga mau ngaku, kan Em?" lanjut Salva sambil menyengol pinggang Efraim di sampingnya

Efraim yang memperhatikan kehebohan obrolan mereka hanya bisa tertawa. Melihat Fabiola yang sepertinya hampir sudah yakin dengan perkataan Salva, cepat-cepat ia berucap "Omongan Salva jangan dipercaya lah Fab. Ya kali kita berempat satu SD bareng. Nggak mungkin lah, ngarang banget..."

"Nah bener. Percaya sama si Salva aja udah termasuk musyrik! Kagak ada ya gue SD masih ngompol" Khalifah menimpali

Fabiola yang sadar tengah jadi korban keusilan Salva berbalik memukulnya "Ngeselin. Lu kenapa boongin gue mulu sih bang" sungutnya kesal

"Elu nya juga sih gampang kegocek" cela Salva sambil puas mentertawai sang korban

"Yang satu SD sama Efraim gue doang kok. Kalo Khalifah sama gue itu seangkatan waktu di TN. Doi mah emang mau jadi polisi makanya lanjut Akpol, kalo gue ya nggak tertarik. Emang udah cocok jadi sipil aja" Danu menjelaskan riwayat hubungan mereka bertiga panjang lebar

Fabiola mendengarkan dengan seksama sambil mengangguk-angguk, "Hm... kalian udah pada akrab toh..."

"Lebih ke mutual friends aja kali ya. Kebetulan gue sama Efraim temen kecil terus gue sama Khal temenan di TN dan dua temen gue ini ketemu di Akpol" tutur Danu, "Eh btw jangan kelamaan ngobrol, makan dong kalian..."

"Cakep bener tuan rumah... Gas lah" seru Salva penuh semangat

***

Setelah perbincangan mengenang masa lalu yang lumayan seru dan sesi sarapan yang berulang kali menambah lauk, keempat taruna itu berjalan menuju mobil dengan langkah lambat. Berat rasanya untuk segera pulang. Bukan, ini bukan karena rasa haru yang menyelimuti hingga sulit mengucap pisah ya. Tapi ini karena kondisi perut mereka yang sekarang penuh dan terasa begah. Membuat mereka sulit untuk bergerak, bahkan bernafas. Terlalu gragas sih saat makan tadi, ujung-ujungnya kelimpungan sendiri!

Tak mau ketinggalan, keluarga Danu yang sangat antusias dan adik perempuannya yang sangat update dengan sosial media meminta para taruna untuk membuat video ucapan sebelum melepas kepulangan mereka di depan pintu. Fabiola dan Khalifah, tentu saja menjadi sasaran utama untuk menjadi objek video ucapan tersebut. Walau tetap diliputi canggung, kedua orang tersebut membuat video tersebut dengan penuh senyum karena sadar tak ingin mengecewakan keluarga yang sangat baik ini. Hitung-hitung balas budi sudah dikasih sarapan, banyak dan enak pula.

Suasana perjalanan pulang di dalam mobil terasa hening. Fabiola duduk di kursi belakang, menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Khalifah duduk di sebelahnya, sesekali melirik ke arahnya karena ingin memulai percakapan. Fabiola yang sadar sedang diperhatikan menoleh cepat pada orang disampingnya dan langsung berbisik, "Kenapa Khal?"

"Set dah. Sadar banget lu ya. Gue kira lagi bengong" Khalifah menjawab nya sambil balas berbisik

"Mau bahas apa?" dia bertanya kembali

"Soal kegiatan. Sebelum latihan kirab ntar sore kita diskusi dulu ya. Gue, lu sama si Bangun" ucap Khalifah

"Buat?"

"Kita kan udah sepakat untuk mulai latihan kirab sore ini, artinya flyer promosi kegiatan udah bisa kita sebar. Terus, khusus kita bertiga kan udah ditagih untuk buat konten, menurut gue sih kita harus follow up lagi gimana teknis nya"

Fabiola hanya mengangguk mengiyakan "Hm... Mau jam berapa? Biar gue pasang alarm nih. Takut ketiduran. Gue sampe kamar udah langsung mau rebahan soalnya"

"Yah, pelor lu. Gausah pasang alarm, ntar gue telfon aja"

Salva yang mencuri dengar dari kursi depan langsung menyambar "Cie... asik nih mau telfon-telfonan" ledeknya

"Dih kayak petasan renceng lu, nyamber aja" cibir Khalifah

Fabiola yang sudah malas sekali dengan drama ceng-cengan ini cepat-cepat menimpali "Urusan tugas bang. Tugas" ketusnya

"Tugas cinta..." goda Salva penuh tawa

Dalam TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang