7. Is it our last day?

69 9 6
                                    

Wonbin tetap sekolah. Ia mendengar Euijoo tapi tidak menuruti perintahnya. Wonbin merasa akan ada sesuatu yang terjadi hari ini. Sesuatu yang besar yang mungkin akan Euijoo lakukan.

Setelah melihat daftar nama yang Euijoo tuliskan pada kertas itu, Wonbin mulai merasa gelisah dan khawatir. Euijoo terbilang nekat orangnya, dia bukan tipe orang yang asal bicara. Dia selalu serius dengan ucapannya, dan itu membuat Wonbin takut.

Lantas Wonbin keluar dari kelasnya untuk memberitahu Jake dan semua teman sekelasnya untuk segera pergi dari sekolah.

Namun baru saja membuka pintu kelasnya, Wonbin dikejutkan dengan pertengkaran hebat dari area depan, meja administrasi.

"LO TAU APA SOAL SAKIT HATI ANJING!! LO DAN IBU LO YANG LONTE ITU GAK AKAN NGERTI!"

"Dengerin gue dulu, Euijoo! Lo salah paham! Dari awal itu lo udah salah paham! Nyokap gue gak pernah ngerebut bokap lo!"

Jelas, itu suara Han Jisung dan Euijoo. Euijoo tidak masuk kelas tapi tetap datang ke sekolah.

"GAK CUKUP LO BUNUH NYOKAP GUA DAN NGEREBUT SEMUA HARTA BOKAP GUA HAH?! SEKARANG LU JUGA MAU NGAMBIL SEMUA PUNYA GUA YANG TERSISA?! LO SIALAN HAN JISUNG!"

Wonbin malah mematung ditempatnya, menatap bayangan panjang dilantai, jauh diujung depan sana.

"MATI LO!"

DOR!

Wonbin melotot menutup mulutnya, ia melihat Han Jisung terkapar dengan luka tembak di dahinya. Darah mengalir dari luka itu. Han Jisung tidak lagi bergerak, apakah ia telah mati?

Euijoo melangkahi tubuh Han Jisung, Wonbin mematung saat melihat apa yang Euijoo bawa ditangannya. Sebuah pistol mematikan yang ia tembakan pada kakak tirinya.

Disaat yang hampir bersamaan, Ricky terkejut mendengar suara tembakan. Ia melangkah takut-takut keluar dai toilet, penasaran dengan apa yang terjadi diluar sana.

Tepat saat Ricky membuka pintu, Euijoo melintas didepannya. Ricky merasa jantungnya berhenti berdetak saat Euijoo menoleh kearahnya dengan kemeja yang terdapat noda merah disana, dengan pistol digenggamnya.

"L-lo—" Ricky tercekat nafasnya sendiri, ia melangkah mundur dengan kaki yang terasa kaku.

Euijoo menatapnya tajam dari balik kacamata tebalnya. Entah apa yang ada dipikirannya, Euijoo menodongkan pistolnya ke arah Ricky.

Ricky bergetar ketakutan, ia menyatukan tangannya dan mengembangkan kepalanya. Berharap Euijoo tidak menarik pelatuknya.

DOR!

DOR!

Euijoo menembakkan dua peluru panasnya ke tubuh Ricky, membuat pemuda Tiongkok itu terjatuh bersimbah darah. Dari kepala dan dadanya.

"AAAAKKK!!!"

Euijoo menengok ke belakang, seseorang berteriak setelah Euijoo menembakan peluru itu ke tubuh Ricky.

🍂🍂

Dohoon masuk ke gedung kelas 12 dari lorong yang berbeda, bukan dari pintu depan. Dengan tas sekolah di punggungnya, bocah SMP itu celingukan melihat lorong yang sepi. Sampai ia mendengar suara pertengkaran yang diakhiri dengan suara tembakan yang menggelegar.

Dohoon merasa ragu, ia beberapa kali mengurungkan niatnya untuk melangkah. Ia berhenti diujung pertigaan lorong, Dohoon menahan nafasnya saat melihat seseorang berjalan dengan membawa pistol ditangannya.

Ia melangkah mundur dengan wajah penuh ketakutan, hatinya terus memanggil Shinyu berharap kakaknya itu muncul dan melindunginya.

"K-kak Yuya hiks... Kak Yuya..."

so take it all✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang