Shinyu menghentikan langkahnya saat memasuki gedung itu, melihat sesosok jasad guru magang yang kemarin masuk ke kelasnya.
"Lapor Pak, terjadi penembakan di SMA 45 BALTAS, mohon untuk datang segera" lapor pak satpam.
Baru saja Shinyu akan melangkah lebih dalam, tangannya ditahan oleh satpam.
"Maaf, selain polisi dilarang masuk, sebaiknya kamu tunggu disini seperti yang lain"
Benar, siswa-siswi yang lain mulai datang setelah suara tembakan itu semakin banyak terdengar. Mereka penasaran apakah itu aksi penembakan sungguhan atau hanya sebuah lelucon. Dasar tak ada takutnya.
Hati Shinyu tak tenang, apalagi saat mendengar suara teriakan anak-anak didalam sana. Terdengar ketakutan dan kacau, Shinyu melihat beberapa dari mereka memaksa keluar dari jendela yang sempit.
Shinyu kembali menelpon Youngjae.
"Jae, kamu yakin Dohoon udah ke belakang sekolah? Gak di wilayah SMP lagi?"
"Yakin Kak, barusan aku tanya ke Jihoon dan dia bilang dia liat Dohoon disana. Bahkan Jihoon sempet nanyain dia mau kemana ke Dohoon"
Shinyu menghela nafas, merasa kalut dengan pikirannya sendiri.
"Kak, aku denger ada suara tembakan di SMA, gak mungkin kan....."
Ya, Shinyu pun berpikir demikian. Tapi ia denial, ia tidak ingin mempercayai pikiran negatifnya. Tidak.
"Gak mungkin Jae, Dodo gak mungkin"
Shinyu semakin gelisah saat kembali mendengar suara tembakan dan teriakan kesakitan didalam sana, ia mematikan sambungan telponnya dan berlari masuk namun kembali ditahan satpam.
"Lepas Pak! Itu mereka terluka! Kalo nunggu polisi datang, mereka bisa-bisa mati semua! Gimana kalo adik saya yang hilang ada didalam?! Bapak mau tanggungjawab kalo mereka meninggal?!"
Dengan berbagai usaha, akhirnya Shinyu berhasil lolos dari pertahanan satpam-satpam itu. Ia terus melangkahkan kakinya walau terasa berat tak bertenaga.
Shinyu menutup mulutnya saat melihat jasad penuh darah didalam toilet yang pintunya terbuka, seorang siswa asing bahkan menjadi korban. Siapa sebenarnya pelaku penembakan itu?
Ini bukan lelucon, ini bukan simulasi kejadian tak terduga. Ini sungguhan. Shinyu sudah melihat dua orang mati dengan luka tembak ditubuhnya.
Betapa terkejutnya Shinyu saat membalikan tubuhnya, ia melihat seseorang yang sedang ia cari.
Ya, Shinyu akhirnya menemukan Dohoon. Adiknya itu berada disana, terbaring diatas lantai yang dingin dengan darah menggenang didekat kepalanya.
Dohoon memang sudah masuk ke wilayah SMA, dia melakukan perintah Shinyu dengan baik. Namun keberadaan Dohoon di gedung kelasnya adalah hal yang paling Shinyu sesali.
Kakinya melangkah kaku mendekati Dohoon, dengan sorot mata kosong ia menyentuh tubuh itu. Kulitnya mulai dingin, padahal Dohoon selalu terasa hangat di pelukannya.
"Do, bangun dek. K-kamu kenapa tidur disini?" Shinyu mengawang, barulah saat tak mendapat respon dari Dohoon Shinyu kembali pada realita dan mulai menangis.
Shinyu memangku kepala Dohoon, tak mempedulikan darah yang kini mengotori pakaian dan tangannya. Shinyu berteriak memanggil Dohoon, namun adiknya itu tidak juga meresponnya.
"Do bangun!! Ini Kak Yuya, Do! Kenapa Dodo gak jawab Kak Yuya?! Hiks..."
Shinyu mengguncang Dohoon dengan kuat, "DODO BANGUUUN!!! JANGAN TINGGALIN KAK YUYA DO!! KIM DOHOON BANGUN!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
so take it all✓
FanfictionStart : 08/07/24 Finish : 15/08/24 Highest rank: 🏅#2 wonbin [22.07.2024] 🏅#2 Dohoon [22.07.2024]