── Shera, laut tidak pernah lelah untuk membuatku kagum akan keindahannya.
── Samudra, laut memang indah, tetapi entah kenapa ada begitu banyak ketakutan ketika aku melihatnya terlalu dalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Samudra, menurut kamu siapa yang paling indah, aku apa laut?" - Shera Alohilani.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu. Laut memang indah, tapi kamu jauh lebih indah, Shera." - Samudra Earwyn.
── ( n ) Play song Kamu & Kenangan - Shanna Shannon. ──
Hembusan angin yang kuat membuat pohon-pohon bergoyangan mengikuti hilir angin. Suara deburan ombak yang menghempaskan dirinya ketepi laut terdengar nyaring.
Pantulan langit yang begitu cerah senada dengan warna air laut, ditambah suara merdu dari kicauan burung yang berterbangan menambah kesan indah pada laut itu.
Sayangnya, suasana indah laut yang begitu menyegarkan dan memanjakan mata, tak bisa membuat seseorang mengukir senyuman yang manis diwajah cantiknya.
Gadis itu terus menunjukkan ekpresi muram dengan pandangan yang kosong, seperti tak tertarik dengan suasana laut yang begitu menenangkan ini.
Dia adalah Shera Alohilani, gadis yang saat ini jiwanya sedang menghilang entah kemana meskipun raganya tetap ada.
Meskipun embusan udara dingin menembus kulit dan menusuk tulangnya, Shera tetap diam dan duduk ditepi pantai, membiarkan air membasahi kaki putih mulusnya. Bahkan membuat Dress cantik yang Shera kenakan saat ini menjadi basah.
Shera melempar butiran batu kecil ke depan dengan pandangan yang terus kosong.
"Seusai itu senja jadi sendu."
"Awan pun mengabu."
"Kepergianmu menyisakan duka dalam hidupku."
"Ku meminta rindu menyesali waktu."
"Mengapa dahulu tak kuucapkan."
"Aku mencintaimu sejuta kali sehari."
"Walau masih bisa senyum."
"Namun tak selepas dulu."
"Kini aku kesepian."
Shera bersenandung dengan nada lirih sambil menatap pilu kalung yang mengalung di lehernya.
"Sudah lewat 1 bulan sayang kamu ninggalin aku, ninggalin kita semua. Kamu pasti sekarang lagi berenang bebas menjelajahi laut ya? impian kamu tercapai sayang." Shera mengusap cincinnya.
Shera terkekeh sebentar, kemudian melanjutkan ucapannya sambil terus mengusap cincin dijari manisnya. "Kata kamu arti nama aku 'Cahaya langit yang terang' kan? maka biarkan aku menjadi langit yang menerangi laut gelapmu itu, sesuai kata kamu sayang."
Shera mengatur napasnya yang terasa sesak. Shera kembali menatap kedepan, "sejujurnya aku belum ikhlas melepas kamu. Tapi keluarga kamu aja sudah bisa ikhlas menerimanya, masa aku nggak bisa."
Shera menarik napas dan menghembuskan nya dengan pelan. "Pelan-pelan mungkin aku bisa belajar ikhlas untuk menerima kepergian kamu, tetapi bukan sekarang." Sambung Shera lagi.
Shera memeluk kedua lututnya dan menunduk. Air mata Shera mulai berjatuhan, mengalir ke pipi.
Shera sangat ingin membenci laut, tetapi sayangnya tidak bisa, karena orang yang ia cintai sangat menyukai apapun yang berhubungan dengan laut.
Apalagi dengan hanya melihat laut, Shera bisa melampiaskan rasa kangennya yang begitu berat.
"Aku kangen kamu. Sebegitu sukanya kamu sama laut sampai-sampai kamu memilih untuk berdiam disana daripada bertemu denganku yang terakhir kalinya."
Shera menangis terisak di kesendiriannya. Shera berharap bisa menatap 'dia' lagi walau hanya dalam bayangan.