♡8 Challenge

1K 42 1
                                    

Zeya terdiam pada ambang pintu sebuah rumah yang dia kunjungi bersama sang papa. Napasnya tercekat, jantungnya berdegub lebih cepat dari biasanya. Takdir macam apa yang mempertemukan Zee dengan laki-laki yang sedari dulu menjadi crush nya.

Zeya tidak masalah dengan pernikahan papanya dan mama dari Nathan, laki-laki yang secara terang-terangan dia kejar dan Zeya yakin laki-laki itu tahu kalau Zeya menyukainya.

Zeya meremas kuat tangannya, dia benci jalan percintaannya yang tidak semulus hubungan orang lain. Pertama, Nathan sudah memiliki kekasih dan hal itu bukan masalah besar baginya. Zeya yakin selagi mereka belum menikah dia masih memiliki kesempatan, tapi coba lihat sekarang. Kesempatan itu sepertinya tidak pernah memihak pada Zeya, karena Nathan akan menjadi kakak tirinya.

"Sial! Gue pastikan ambil kesempatan itu. Nathan harus jadi milik gue," batinnya saling tatap dengan netra hitam milik Nathan yang sepertinya juga sama kagetnya dengan Zeya.

♡♡♡

"Kenapa harus pindah? Papa sama tante Wulan belom resmi menikah kan," ucap Zeya ketika mendengar penuturan sang papa.

"Benar, tapi tiga bulan kedepan papa bakal stay diluar kota karena proyek yang tidak bisa papa tinggal. Jadi, papa minta tolong mama Wulan buat jaga kamu selama papa pergi," jelas Andra pada putrinya yang dia tahu tidak setuju dengan keputusannya.

"Ze, bisa dirumah sendiri. Tante Wulan calon istri papa, belom sah jadi mama sambung Ze. Beliau masih orang asing, pa."

"Keputusan papa tidak bisa dibantah, kamu tinggal bareng mama Wulan," ucap Andra mutlak.

"Tante! Belom mama!!" sergah Zeya beranjak pergi dari ruang tamu.

Membayangkannya saja sudah membuat Zeya malas, satu atap dengan Nathan? Oh god! Zeya memang menyukai laki-laki itu tapi tidak dengan tinggal satu rumah.

》》》

Andra memasuki kediaman Wulan dengan dua koper besar milik Zeya, gadis itu tidak ikut turun dan memilih berdiam diri dalam mobil.

"Bagaimana mas?" tanya Wulan tidak melihat presepsi calon putrinya.

"Ada dimobil, anaknya nggak mau turun," jawab Andra.

"Aku coba samperin dulu," ucap Wulan.

"Biar Nathan aja, ma," sahut Nathan menuruni tangga samar-samar mendengar percakapan mamanya.

"Boleh, coba bujuk adeknya yaa mas," jawab Wulan.

Nathan keluar rumah, melihat mobil hitam yang berada diluar pagar. Dengan kaos dan celana kolor sebatas lutut, laki-laki itu berjalan santai mendekati Zeya di mobil.

Ketukan kaca mobil membuat Zeya menoleh, mengernyitkan kening melihat Nathan diluar mobil.

Nathan kembali mengetuk kaca mobil karena tak kunjung terbuka.

"Ada apa?" tanya Zeya tidak berniat keluar mobil.

"Keluar sebentar," ucap Nathan menatap Zeya yang enggan menatapnya.

"Nggak bisa, langsung aja. Mau ngomong ap..."

"Perintah bukan pertanyaan, keluar," titah Nathan membuat Zeya kini membalas tatapan Nathan.

"Nat," panggil Zeya spontan saat tangannya ditarik.

"Gue lebih tua dari lo, panggil yang sopan," jawab Nathan, sedangkan Zeya memutar bola matanya tanpa Nathan ketahui.

"Sayaang," Wulan langsung berdiri ketika melihat Nathan memasuki rumah dengan Zeya dibelakangnya.

Gadis itu menatap Nathan seolah memberitahukan kekesalannya karena dibawa masuk tanpa omongan apapun.

Adult Only Universe [Random Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang