32.Sahabat

2.8K 277 31
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅

"Sekali lagi aku bilang sama kamu, nanti minta maaf sama Tania ya." desak Juardha lembut, mengusap kepala sang istri dengan sayang.

Saat ini keduanya sedang berada di dalam pesawat, perjalanan sekitar 5 jam terbang di udara. Walaupun sebenarnya hati mereka berdua cemas, tapi mereka berusaha berpikir positif bahwa Anya tidak apa-apa.

"Kamu tau nggak siapa yang donorin ginjalnya ke kamu, waktu kamu kecelakaan sama Maveen dulu?" tanya Juardha.

"Waktu itu kamu bilang, kamu mau jadiin pendonor ginjal itu buat jadi bagian dari keluarga kita. Yang ngedonorin ginjal ke kamu itu, orang yang paling kamu sakiti selama ini." ucap Juardha memberitahu Athayya yang bersandar dibahunya.

"Tania? Donorin ginjalnya buat aku?" tebak Athayya, ia reflek memajukan tubuhnya dan menatap Juardha.

Juardha mengangguk. "Iya. Dia bilang nggak usah kasih tau kamu, kalau ginjal itu dari dia."

"Bahkan walaupun kamu nyakitin dia dengan semua sikap buruk dan perkataan kamu, Tania tetep masih peduli sama kamu." imbuh Juardha.

Mengingat puluhan tahun lalu, dimana Maveen yang masih berusia sekitar 6 tahun. Athayya dan Maveen pernah mengalami kecelakaan tunggal, yang membuat salah satu ginjal Athayya rusak. Tania bersedia untuk mendonorkan salah satu ginjalnya pada Athayya, dan sekarang Tania hidup dengan satu ginjal. Begitupula dengan Athayya, karna hanya menerima satu ginjal saja dan ginjal yang dulunya tidak apa-apa sekarang sudah tidak berfungsi.

"Minta maaf sama Caca juga ya, dia itu anak baik. Dia udah berjuang buat mengandung cucu kita, udah berhasil melahirkan cucu kita dengan sehat. Dia udah cukup tersiksa hidup sama Maveen." tutur Juardha.

"Aku bener-bener nyesel banget dad, aku mau minta maaf sama Tania dan Caca." sesal Athayya.

"Aku juga mau nebus kesalahan aku, aku bakal serahin diri ke polisi." tekad Athayya.

"Aku selalu dukung kamu." Juardha menarik tubuh Athayya untuk lebih dekat dengannya.

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅

Pagi ini karena sekolah libur, El meminta Caca untuk berjalan-jalan pagi disekitar taman dekat rumah mereka. Berjalan kaki memutari taman, dan kadang mereka juga saling mengejar satu sama lain.

"Mama udah ah, El capek." keluh El mengatur deru nafasnya.

"Yaudah duduk dulu, mau makan bekalnya?" tawar Caca membuka paper bag yang dibawanya, duduk di tanah yang beralaskan rerumputan.

"Boleh." sahut El.

Caca membuka bekalnya dan mulai makan bersama dengan putranya, dengan sesekali dibarengi dengan candaan lucu dari El.

"CACA!" teriak seseorang gadis yang berlari ke arah Caca dan El. Caca menolehkan kepalanya kebelakang, dan melihat Rora yang berlari kearahnya.

"Rora." gumam Caca pelan.

"Gue kangen banget sama lo! Maafin gue ya, gue beneran minta maaf sama lo." Rora memeluk tubuh Caca dengan sangat erat.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang